♡ | Chapter 1

20 9 9
                                    

Ashella berlari dengan kencang menghindari sekumpulan wartawan yang mengerjarnya.

Sial, ini semua gara-gara teman di agensinya yang mengajak pergi ke club kemarin malam. Entah berapa gelas atau botol yang ia minum. Sampai mabuk berat dan berakhir ia terbangun di kamar hotel dengan Riki, aktor yang satu agensi dengan dirinya.

Tidak! Ia tidak melakukan hal-hal kotor, ia bisa menjamin. Karena saat dirinya bangun pakaiannya masih lengkap dan tidak ada bercak darah sama sekali yang menandakan dirinya masih 100 persen perawan. Saat itu juga Riki tidur di sofa tidak seranjang dengan dirinya.

Baru saja sampai di apartemennya pagi hari, ia ditelfon oleh manajernya. Katanya foto ia dan Riki keluar dari hotel tersebar. Padahal ia dan Riki sudah hati-hati dan berusaha untuk tidak terlihat mencolok. Tapi tetap saja kecolongan.

Saat ini Ashella sedang bersembunyi di basment apartemen. Tadi Ashella berencana pergi ke minimarket depan untuk membeli sarapan. Baru saja pintu lobi terbuka ia langsung dikerumuni oleh wartawan yang entah datang dari mana.

Ashella salut dengan para wartawan yang sangat cepat menerima berita.

Alhasil ia langsung berlari menuju basment apartemen. Beruntung para wartawan ditahan oleh satpam.

Saat ini Ashella sedang berdiri di depan pintu masuk apartemen yang ada di area basment. Ashella mengumpat saat ia tidak menemukan kartu akses apartemen di saku celananya. Unit apartemen disini bisa memakai kata sandi atau kartu, tapi jika ingin masuk ke dalam apartemen lewat pintu di basment harus menggunakan kartu akses.

Teringat sesuatu, Ashella berdecak kesal. Ia lupa jika kartu aksesnya ada di manajernya.

Ingin meminta tolong kepada orangpun sangat mustahil, karena saat ini basment terlihat sangat sepi.

Ashella menengok ke arah mobil milik dirinya yang diparkir tidak jauh dari ia berdiri. Ashella bisa saja pergi menggunakan mobilnya, tapi ia juga tidak membawa kunci mobil.

Oke, ingatkan Ashella untuk mencatat hari sialnya ini.

Sebelumnya Ashella sudah menghubungi manajernya, tapi kenapa sampai sekarang belum juga datang.

Saat ini yang bisa ia lakukan adalah berdiri di depan pintu sambil berharap ada orang yang masuk atau keluar supaya ia bisa masuk ke dalam apartemen.

"Itu Ashella!"

Ashella membalikan badannya. Ia membulatkan matanya. Ashella bisa melihat sekumpulan wartawan tadi sudah masuk ke area basment.

Ashella mengacak rambutnya, "Sial!"

Ashella kembali berlari. Sekitar 100m di depannya ia melihat seorang laki-laki yang akan masuk ke dalam mobil.

Ini kesempatannya.

Ashella mempercepat larinya. Tinggal sedikit lagi pasti bisa dan Ashella membuka pintu mobil dengan cepat dan langsung menutupnya begitu Ashella sudah duduk di kursi samping pengemudi.

Ashella merendahkan duduknya. Akhirnya ia bisa bernafas lega. Ashella mengusap dadanya, "Selamat." gumamnya.

Ia menoleh dan mendapati laki-laki tadi menatapnya bingung. Sial, laki-laki didepannya sangat tampan. Bagaimana cara mendeskripsikan laki-laki didepannya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lukisan tanpa WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang