PROLOG : Lukisan tanpa Warna

27 13 15
                                    

Ashella Alisha seorang penyanyi opera yang baru saja menyelesaikan penampilannya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ashella Alisha seorang penyanyi opera yang baru saja menyelesaikan penampilannya malam ini.

Ashella duduk di sofa yang terdapat di ruang ganti, ia menghela nafas lega. Akhirnya ia bisa menyelesaikan hari dengan lancar. Saat ini yang ingin ia lakukan hanya mandi dan tidur.

Kegiatannya hari ini sangat padat dimulai latihan, rekaman dan setelah itu barulah acara malam ini. Tiba-tiba manajernya menyodorkan sebuah tiket tepat di depan wajahnya.

Ashella menatap bingung, "Apaan ni?"

"Tiket pameran lukisan." jawab manajernya.

"Buat gue?" manajernya mengangguk.

Ashella mengambil tiket itu, "Ardhito Javar." ucapnya pelan.

"Ardhito itu pelukisnya?" tanya Ashella.

Manajernya menatap Ashela tidak percaya. "Lo gak tau Ardhito Javar?"

Ashella menggeleng.

"Gila! semua lukisannya indah terus terkenal lagi. Bahkan harga lukisan dia bener-bener mahal dan lo tau apa yang lebih penting?" Ashella menggeleng.

Manajernya mendekatkan diri ke arah Ashella. "Sampe sekarang gaada yang tau mukanya Ardhito itu gimana."

Ashella mengerutkan dahi. "Terus kenapa?"

Manajernya mendengus kesal. "Ya itu daya tariknya bego, misterius. Gini nih kalo hidup cuman dihabisin di studio doang gak pernah liat dunia."

Ashella memutar bola mata malas.

Manajernya menarik tangannya untuk segera berdiri. "Ayo, cepet!"

"Gue belum ganti baju!" ucap Ashella.

"Gausah ganti baju, keburu beres pamerannya."

Ashella melotot, "Gila! lo gak liat baju gue ribet gini."

"Udah gapapa!" ucap manajernya sambil menarik Ashella berdiri.

"Gapapa-gapapa." dumelnya. Ashella pasrah saja saat tangannya ditarik oleh menajernya.

Gagal sudah rencananya untuk tidur cepat hari ini. Sebelah tangannya mengangkat sedikit gaunnya agar memudahkan dirinya saat berjalan.

Saat masuk kedalam ruang pameran ia terpaku pada satu lukisan yang sangat menarik perhatiannya.

Ashella berjalan menuju lukisan itu.

"Anak laki-laki yang kesepian." Ashella membaca nama lukisan itu.

Lukisan itu memperlihatkan bagian belakang anak laki-laki yang sedang berdiri. Lukisan itu didominasi oleh warna hitam dan putih.

Lukisan itu seperti menghinoptis dirinya supaya ikut merasakan betapa kesepiannya anak laki-laki itu.

Ashella merasakan itu kesepian dan kesedihan bercampur menjadi satu.

"Ashella!" panggil manajernya. Ashella menoleh.

"Sini!" Ashella mengangguk.

Sekali lagi ia menatap lukisan itu, sebelum berjalan menghampiri manajernya.

Sekali lagi ia menatap lukisan itu, sebelum berjalan menghampiri manajernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lukisan tanpa WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang