Chapter O4

63 21 9
                                    

Seminggu kemudian...

Sudah terhitung tujuh hari lebih kedekatan antara Shivam dan Moira semakin intens. Keduanya kadang berangkat ke kantor dan kampus bersama dengan transportasi umum. Moira memiliki kegiatan pelatihan bersertifikat di kampusnya hingga sore hari, jadi kadang mereka ketemu di busway kayak tempo hari.

Tapi, gak jarang juga dalam sehari mereka tidak bertemu dikarenakan jadwal pelatihan Moira hanya diselenggarakan pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Selain tiga hari itu, keduanya bertemu di dekat area rumah dengan keadaan Shivam baru mau berangkat atau pulang, sedangkan Moira dengan kegiatannya sendiri.

Hari Jumat ini, divisi Shivam mendapat informasi jika mereka diperbolehkan pulang satu jam lebih cepat dari biasanya karena permasalahan divisi lain yang menyebabkan manajer utama membubarkan kantor.

Shivam segera membereskan barang-barangnya ketika jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.

"Vam, lo mau nongkrong bareng kita gak?" tanya Jeremiah langsung dibalas gelengan kepala oleh Shivam. "Gue pulang duluan."

"Mau kemana lo? Tumben banget baru jam segini langsung pulang. Akhir-akhir ini juga lo rajin banget pulang tepat waktu, biasanya minum dulu sama kita-kita." sahut Sean.

"Punya cemceman kali tuh. Gak mungkin mendadak rajin pulang tepat waktu kalo bukan lagi naksir cewek." balas Sadavir.

Mendengar celotehan teman-teman satu divisinya membuat Shivam tertawa. "Iya, gue lagi naksir cewek. Yaudah, gue pulang dulu ya."

Shivam meninggalkan teman-temannya yang berteriak heboh setelah ia mengatakan hal tersebut. Lelaki itu segera melangkah menuju halte yang lumayan jauh dari kantornya, lalu menaiki busway tujuan Universitas Nusa Bangsa yang tiba bersamaan dengan tibanya Shivam.

Shivam keluar dari busway setelah tiba di halte tujuannya. Ia melangkah menuju gate keluar dan melanjutkan langkahnya ke area kampus Universitas Nusa Bangsa. Sesampainya disana, Shivam mampir terlebih dulu ke warung kopi yang dulu sering ia datangi saat masih kuliah. Bercengkrama dengan penjualnya sebentar kemudian berjalan menuju depan gerbang kampus.

Shivam menatap jam tangannya yang kini menunjukkan pukul setengah empat sore. Sebentar lagi, Moira selesai pelatihan. Shivam memang mengetahui jadwal gadis itu setelah bernegoisasi dengan Kenzo untuk menanyakan perihal pelatihan yang diikuti Moira ke Winona. Walau sang adik menaruh rasa curiga ke dirinya, namun Kenzo tetap mendapatkan informasi itu setelah disogok uang jajan seratus ribu untuk dua hari.

Ketika dirinya sedang fokus melihat jalanan sekitar kampusnya, ia menoleh ketika seseorang menepuk lengannya. Ternyata Moira.

"Kamu ngapain disini?" tanya Moira terkejut sekaligus sedikit senang melihat presensi Shivam tengah berdiri di dekat gerbang kampus. Bahkan, ia mengabaikan panggilan sahabatnya, Yura, saat menghampiri lelaki itu.

Shivam menyodorkan satu cup plastik berisi es kopi susu favorit Moira. Kalo kali ini, dia emang tau karena pernah nemenin gadis itu beli minuman kopi instan di minimarket.

"Eh?" Moira mengambil cup itu, "makasih."

Shivam mengangguk. Lalu keduanya berjalan meninggalkan area kampus. Moira meneguk es kopi susu yang dibeli Shivam sambil sesekali melirik lelaki bertubuh tinggi di sebelahnya itu.

"Kamu belom jawab pertanyaan aku." ujar Moira memulai obrolan. Shivam menoleh singkat, namun Moira langsung mengalihkan pandangannya ke depan. Shivam terkekeh, "tadi sekalian nganterin temen ke kosan ceweknya yang di sekitar sini."

Mendengar itu, Moira ber-oh-ria. Gadis itu tidak tahu kalo Shivam berbohong.

"Kamu udah makan?" tanya Shivam. Moira sedikit terkejut mendengar pertanyaan namun ia menggeleng sebagai jawaban.

[✅️] Sincerity Love | Shinyu, MokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang