[40]

3.6K 263 24
                                    

2 jam sebelum Jaemin menyelesaikan meetingnya.

Tok tok tok!

Ketukan pintu yang berasal dari luar membuat lamunan Jeno buyar seketika, ia yang sejak tadi menatap kepergian Jaemin hanya berduduk malasan di posisinya.

"Siapa?" Jeno berteriak guna mengetahui siapa yang tanpa sengaja telah membuatnya sedikit terkejut.

"Huang Renjun, sekretaris Mr. Na!"

Mengerti akan situasinya, Jeno lantas berteriak kembali. Keadaan Jeno yang tidak bisa berdiri sepenuhnya membuat ia kesulitan untuk bergerak, "Masuklah, pintunya tidak dikunci!"

Krit!!!

Suara pintu yang terbuka membuat Jeno menolehkan pandangannya.

"Kau— kau yang waktu itu?" Jari telunjuk Jeno mengarah ke arah posisi Renjun yang kini mulai duduk didepannya.

"Iya, kita sudah pernah bertemu sebelumnya, tepatnya saat aku mengantar surat untukmu."

Jeno mengganguk sedikit ketika mengingat moment tersebut, "Banyak sekali barang yang kau bawa?" Tanyanya penuh keheranan ketika melihat beberapa paperpag yang telah dibawa oleh si pemuda bermarga Huang tersebut.

Renjun merapikan sekaligus mengeluarkan barang bawaaanya, "Tidak terlalu banyak, hanya ada beberapa  setelan pakaian."

Masing-masing pakaian telah diletakkan dimeja, "Kenapa kau keluarkan semua?" Jeno mengerut bingung melihat Renjun yang membongkar semua barang.

"Supaya kau bebas memilih makanya aku membawakannya lebih dari satu."

Jeno bergumam ketika memperhatikan satu persatu setelannya, dipangkuannya kini sudah terpilih beberapa aksesoris yang cukup menarik minat —telah dipilihnya terlebih dahulu, "Aku pilih yang ini saja." Pilihan Jeno jatuh pada setelan kemeja putih, jas dan celana berwarna biru tua.

"Pilihan yang bagus!" Renjun memasukkan kembali beberapa pakaian yang tidak jadi dipakai kedalam wadahnya.

Tak lama setelah itu ia bergumam ragu ketika memperhatikan tubuh Jeno, "Kau bisa memakainya sendiri?"

Jeno meringis malu ketika paham dengan apa yang dimaksudkan Renjun, "Cukup bantu aku memakai celana saja."

Tanpa banyak bertanya lagi, segera Renjun membantu Jeno untuk berpakaian.

Setelah berusaha dengan cukup keras, pakaian yang rapi pun tersampir ditubuh Jeno, kemeja bekas pakai milik Jaemin dilemparkannya entah kemana.

"Maaf ya, aku tadi tidak sengaja menyentuh anuu eummm—"

Pipi Jeno merona malu melihat kuping Renjun yang berubah warna menjadi kemerahan, "Kau pasti canggung karena baru pertama kali membantu lelaki berpakaian, benar kan?"

Sedikit banyaknya pernyataan Jeno tersebut benar, "Bukan karena itu sih, justru karena ruam kemerahan diseluruh tubuhmu itu."

Inginnya Renjun berkata demikian, namun alih-alih mengucapkan hal tersebut, ia malah berkilah, "Ya bisa kau anggap begitu."

Jeno terkekeh pelan, "Karena kau sudah berada disini, pasti kau juga sudah mengetahui tentang hubunganku dan atasanmu itu."

"Tentu aku sudah tau, karena selama ini yang selalu mengirimkan hadiah-hadiah untukmu dulu adalah aku."

Pernyataan itu membuat Jeno terkejut, "Jadi kau yang selama ini mengirimkannya?"

"Benar, aku adalah orang yang selalu mengantarkannya, tentu atas dasar perintah Mr. Na!"

With Love, NJM || JAEMJEN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang