PROLOGUE

7.1K 558 532
                                    

⚠️ Trigger Warning ⚠️ ( Mohon di baca )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Trigger Warning ⚠️
( Mohon di baca )

1. Not a strong female lead

( Bagi yang benci sama karakter cewe lemah tolong jangan di baca ya. Lova ga mau ada komentar pemeran utama cewenya di katain menye-menye perihal nangis. Dengan mengabaikan latar belakang yang dia alami.)

2. There are many sensitive scene

( Banyak adegan yang sensitif. Mungkin bisa bikin kena mental. Jadi bijaklah kalian dalam memilih bacaan. )

3. Using two points of view

( Tidak seperti cerita-cerita sebelumnya yang hanya memakai 1 sudut pandang saja, yang berasal dari lova orang ketiga. Sekarang lova memakai 2 sudut pandang. Dari penulis dan juga karakter. )

4. Lots of violence

( Cerita ini mengandung banyak adegan kekerasan dan sex yang mendetail. Tidak di anjurkan untuk anak di bawah umur 18. )

Welcome to
⛓ °- S T A I N - ° ⛓
.
.
.
.

Langit menangis, berteriak, menyaksikan seorang wanita yang sedang menangis meronta-ronta. Rambut panjangnya di tarik dengan kuat. Kusut seperti benang rusak. Tubuhnya di seret. Kulit rusak. Bahunya penuh dengan lebam. Cat merah menetes di sudut bibirnya. Gaun tidur putih yang di kenakannya di penuhi lubang dan robekan.

"K--k--k--k!"

Seorang wanita menyeret tubuhnya. Dan dua wanita lain berada di belakang mengikuti tubuhnya yang di seret. Mereka mengikuti bukan untuk menolong.

Tapi tertawa. Bergabung untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Rasanya sakit ketika tarikan pada rambutnya semakin kuat.

Tubuhnya di bawa masuk ke sebuah ruangan gelap. Dengan hanya ada satu lampu redup yang menyala menggantung dengan tali. Tubuhnya di lempar masuk. Kepalanya membentur dinding— Cat merah keluar dari dahinya.

Pusing, penglihatannya menjadi kabur.

Lehernya di cekik. Memaksa kedua kakinya yang gemetaran untuk kembali berdiri.  Yang Ia hanya bisa melakukan menangis. Berharap akan mendapatkan ampunan. Wanita yang mencekiknya saat ini menatapnya penuh dengan kebencian, rasa jijik, dendam. Sama halnya dengan kedua wanita yang berdiri di belakangnya.

Wajahnya di ludahi.

"Kau! Kau lahir dengan darah kotor dan membawa kesialan bagi kami. Kau seharusnya berterimakasih masih di berikan tempat di rumah ini! Dengar ya! Ini bukan tempat mu! Kau tidak pantas berada di manapun. Selama ini kami sudah berbaik hati padamu. Dan sekarang kami meminta balasannya! Bekerjalah dengan benar bitch! Kau harus tahu tempat mu! Apa selama ini kau masih belum sadar di mana tempat mu?! Biar ku tunjukkan dimana tempat mu!"

Salah satu wanita di belakang wanita yang mencekiknya ini membalikan badannya. Di tempatkannya wajah yang sudah di ludahi itu menempel di bokong wanita itu.

"Nah! Seperti inilah tempat mu! Cepat hidup agar kau tidak melupakannya!"

"Mmhh! Mmmhh!"

"Apa?! Kau masih belum sadar?! Sini biar ku tunjukkan lagi tempat mu!"

Wajahnya di pindahkan dari menempel pada bokong kini menempel pada vagina wanita itu yang masih di baluti gaun. Kepalanya di tekan. Di paksa untuk menghirup bagian bawahnya.

"Hahahaha! Lihat! Inilah tempat mu! Aku ini sungguh baik pada mu bukan?! Hahahaha!" Wanita itu tertawa menggesekkan vaginanya ke wajah wanita yang di siksanya.

Puas— wanita itu melepaskan wajahnya dari vagina. Cekikan pada lehernya semakin kuat. Menghimpit udara yang keluar keluar masuk.

"M--m--m--m!"

"Ha?! Hahaha! Bicara saja belum benar! Itulah akibatnya lahir dari darah kotor. Kepala, leher, badan, semua yang ada di tubuh mu ini adalah campuran dari sperma para pria yang berbeda-beda. Jadi untuk membuatnya tetap sempurna kau harus menelan banyak sperma berbeda setiap harinya! Lalu hasilkanlah uang! Setidaknya darah kotor mu ini bisa berguna. Membalas budi kami yang sudah menampung mu di rumah ini!"

Wanita itu menangis sesenggukan. Ketakutan yang keluar dari tubuhnya membuat lidahnya terasa kaku.

Wanita yang mencekiknya itu menyeringai. Memakai sarung tangan yang di berikan. Mengambil kotoran hewan. Membalurkannya ke wajahnya.

Bau, mual, menjijikan.

"Hahahaha! Jangan hanya diam saja. Ayo makan ini juga!"

Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan kuat. Menutup mulutnya dengan rapat.

"Tidak mau?! Ya sudah kalau tidak mau." Wanita itu membuang kotoran yang di pegangnya. "Rambut panjang mu jadi kusut ya. Kasihan sekali, kau pasti akan kesulitan menyisirnya. Karena aku cukup baik. Aku akan mencabut semuanya dari kepala mu ini, hm?"

⛓ °- S T A I N - ° ⛓

Gimana prolognya?

Semoga kalian suka ya^^

500 vote dan 500 komen untuk update cepat ^^

STAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang