Seorang gadis baru saja pulang dari sekolahnya, sekarang ia kini tengah menyusuri jalan dengan sepeda yang ia bawa.
Langit terlihat bewarna orange yang menandakan hari mulai sore, dia segera mempercepat goesannya nya agar cepat sampai rumah sebelum malam tiba.
Veedrea— namanya, gadis berusia 15 tahun yang sedang buru buru pulang ke rumah, dia tinggal di kewarganegaraan indonesia, hidup di lingkungan pedesaan yang asri dan nyaman, jauh dari kota.
Veedrea adalah sosok yang dikenal baik di lingkungannya, tapi apakah itu benar ada nya?
Dia hanya memberi hormat dan bersikap baik pada orang yang juga memperlakukannya dengan layak.
Moto hidupnya adalah " Jika orang lain bisa, kenapa aku tidak? "
Gadis itu suka sekali menantang maut, mencoba hal baru, bahkan tidak takut mati.
"Aku pulang.. " Tak terasa bahwa kini Drea sudah sampai dengan selamat ke rumahnya, ia membuka pintu rumah tersebut dan melihat orang orang di rumah tersebut tengah sibuk melakukan sesuatu.
Drea pov
"Loh, kalian pada ngapain?" Aku bertanya, pasalnya mereka tidak ada yang menyadari kehadiran nya.
"Udah pulang Drea? Kalo gitu kamu bersih bersih dulu habis itu beresin barang barang kamu ya" Ayah ku— Ari, dia memintaku segera membersihkan diri dan.. Beresin barang barang? Apa maksudnya itu.
"Kita mau kemana memangnya yah? Kok pake segala beresin barang barang" Tanya ku, aku sudah melepas sepatu, jilbab bahkan tas sekolahku dan melemparnya ke kursi ruang tamu.
"Drea! Jangan menaruh barangmu sembarangan, bawa kembali dan letakkan di kamar" Marah ibu.
Ayah hanya menggeleng melihat nya.
"Kita bakal pindah ke jepang besok, jadi kamu beresin barang barang kamu ya"
"Oh satu lagi, ayah juga tadi siang siang sudah ke sekolahmu dan bicara langsung ke kepala sekolah mu, juga meminta surat pindah sekolah" Lanjut ayah, aku kaget mendengarnya.
Membelalakan mata saat ayah bicara begitu, tentu saja siapa yang tidak kaget?! Masalahnya aku baru masuk sekitar 1 bukan setelah mpls masa iya harus pindah sekolah, padahal itu sekolah impian ku.
Drea pov end
"Serius yah?! Masa iya aku harus menyesuaikan diri lagi sama lingkungan baru dan sekolah baru, lagian kenapa tiba tiba sekali ke jepang sihh" Rengek Drea, ia sangat kesal sekarang.
Ayahnya yang melihat raut wajah Drea yang terlihat kesal juga cemberut hanya memasang wajah tak berdosa.
"Ya mau gimana lagi, ayah mendapatkan pekerjaan di jepang gajinya juga besar lumayan untuk kita hidup di sana" Ucap ayah.
"Benar apa kata ayahmu Drea, kita tidak bisa selamanya hidup di sini dengan Uang pas pas-an, lagipula nanti di jepang kau akan bersekolah bersama sepupumu" Mendengar itu Drea hanya dia, tidak tau harus mengatakan apa.
Setelah keheningan itu melanda mereka cukup lama, Drea mulai kembali bersuara.
"Terserah apa kata kalian, aku akan ke atas untuk beristirahat– dan aku juga akan membereskan barang barang ku" Setelah mengatakan itu, Drea segera menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya yang terlihat khawatir.
Drea, ayah dan ibunya— novia kini sudah berada di perjalanan menuju jepang, sudah cukup lama mereka berada di perjalanan.
Mereka menggunakan mobil yang sering ayah gunakan jika sedang bepergian jauh, tentu saja itu mobil milik ayah- dia membelinya saat Drea berusia 5 tahun, mobilnya masih terlihat bagus dan baru karna ayah merawatnya dengan baik.
Tidak terasa perjalanan mereka telah berakhir, sekarang mereka sudah berada di depan rumah yang sudah ayah beli beberapa hari yang lalu. Rumah ini tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil sangat pas untuk 3 orang yang akan tinggal di sana.
Ari memarkirkan mobil di garasi, rumah itu sunggu terlihat indah bahkan juga sejuk.
"Nah Drea, ini rumah yang akan kita tinggali sekarang"
"Kamarmu ada di lantai atas" Lanjut novia, Drea yang mendengar itu tentu kaget– karna rumah itu tidak terlihat memiliki 2 lantai.
"Hah?! Maksud ibu bagaimana? Rumah ini kan hanya satu lantai"
"Kata siapa, rumah ini punya dua lantai kok, hanya saja tangga nya langsung menuju kamar yang berada di lantai dua" Ucap Ari, ia baru saja mengambil barang barang di bagasi.
"Kamu perhatiin deh atap rumahnya, itu ada jendela kamarnya bahkan di samping nya ada balkon" Lanjut Ari sambil menunjuk ke arah yang dia bilang tadi.
Drea yang melihat ayahnya menunjuk pun mengikuti arah yang di tunjuk ayahnya, dan benar saja di sana terdapat jendela bahkan juga balkon yang menghadap ke rumah tetangga.
"Lah iya, anehh" Gumam drea.
Setelah pembahasan itu berakhir mereka memutuskan untuk masuk kedalam rumah dan beristirahat.
Drea pov
ibu bilang bahwa aku akan bersekolah di sekolah yang lebih bagus bahkan seragamnya juga terlihat berbeda.
Aku memutuskan untuk langsung pergi ke kamarku, ternyata sudah terisi dengan kasur, lemari, juga beberapa barang dan perabot an lainnya. Aku memutuskan untuk langsung mengistirahatkan tubuhku di kasur dan tidak berniat menyusun barang barangku terlebih dahulu.
"Bagus juga nih kamar, huft.. Mau nyari info soal sekolah baru dulu deh" Ya, kebiasaan Drea adalah saat sebelum dia mendatangi suatu tempat , dia bakal nyari informasi dulu soal tempat tersebut.
"Serius nih ayah masukin gw ke sekolah orang kaya, gilak" Drea masih saja memainkan ponselnya dengan posisi tiduran selama 1 jam lebih.
'Btw kata ibuk, gw bakal sekolah di sana bareng sepupu? Siapa' batin Drea, ia tidak ingat bahwa dia punya sepupu.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir.
Teen Fiction𝓡𝓮𝓿𝓲𝓼𝓲. 𝕭𝖑𝖚𝖊 𝖑𝖔𝖈𝖐 𝖝 𝕺𝖈 𝖝 𝕳𝖆𝖎𝖐𝖞𝖚𝖚! 𝘋𝘳𝘦𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘦𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢, 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘫𝘦𝘱𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨𝘵𝘶𝘢 �...