**22 : Dillema

127 13 0
                                    

Meera tengah menatap berkas-berkas di hadapannya. Ia melihat foto-foto transaksi ilegal beserta barang bukti penyaluran barang secara besar-besaran yang disetujui langsung oleh pemerintah Delhi.

Ia melihat foto pria yang tengah mengenakan kacamata dan celak hitam dibawah matanya itu berjabat tangan dengan sosok laki-laki berbadan tambun yang tersenyum kearah kamera. Meera menghela nafasnya, "Apa aku harus menyerahkanmu, Raj?"

✧༺♡༻✧


"Transaksi yang mereka lakukan sudah membuat banyak pihak meragukan keamanan negara kita. Kepercayaan mereka pada negara kita menurun dikarenakan banyaknya transaksi ilegal yang telah berhasil mereka lakukan. Jika ini terus berlanjut, maka tidak akan ada negara yang mau bekerja sama dengan kita" Ucapan salah seorang pria di ruang rapat itu mendapat persetujuan dari banyak orang.

Mereka menyoraki sang presiden yang kini terdiam, "Kita harus segera ambil keputusan untuk ini pak" Ucap salah seorang menteri membuat presiden itu menatap mereka.

"Cari dan tangkap dalang dibalik semua ini beserta seluruh komunitasnya. Kita harus temukan mereka lebih dulu, urusan berkas.. Kita bisa mencarinya nanti. Siapa yang tahan dengan kekerasan dibalik jeruji? Mereka pasti akan mengungkap semua rencana busuk mereka selama ini"

••

"Kita bertemu lagi"

Meera terdiam menatap Raj yang kini berdiri didepannya, mereka berada di tempat yang sama seperti kemarin.

"Sepertinya kau menyukai tempat ini" Sambung Raj membuat Meera menatapnya.

"Aku kesini supaya tidak ada orang yang bisa mendengar percakapan kita" Ucap Meera datar membuat Raj mengernyitkan keningnya.

"Hmm.. Sepertinya kau ingin membahas hal yang serius" Jawab Raj membuat Meera perlahan berjalan mendekatinya.

Raj tersenyum melihatnya, "Kenapa kau sangat menginginkan berkas itu?" Ucapnya membuat Raj menaikkan kedua alisnya.

"Apa kau tidak ingin masuk penjara?" Ucap Meera membuat Raj terdiam menatapnya.

"Takut seluruh rahasiamu ikut terbongkar?" Sambung Meera membuat Raj mengepalkan tangannya.

"Kau membaca semuanya?" Ucap Raj membuat Meera tersenyum.

Meera menunjukkan berkas di tangannya, "Ini berkas yang kau mau bukan??" Ucapnya membuat Raj melihatnya.

Ia segera mengambil berkas itu, tapi Meera segera menyembunyikannya dibalik tubuhnya. Raj menatapnya, "Meera, kembalikan itu padaku" Ucap Raj membuat Meera tersenyum.

"Ambillah.." Ucap Meera menantangnya membuat Raj menghela nafasnya.

"Meera, aku tidak ingin berbuat kasar padamu"

"Coba saja, sampai kapan kau akan menyembunyikan sifat aslimu itu sekarang" Ucap Meera membuat pria itu maju mendekatinya, tapi kali ini ia tidak mundur.

"Berikan padaku" Ucap Raj tak membuat Meera goyah sedikitpun.

"Meera, cepat berikan sebelum aku berbuat yang tidak-tidak" Ucap Raj membuat wanita itu tak bereaksi sedikitpun.

Raj segera berusaha mengambil berkas di belakangnya itu, tapi Meera terus mengelak. Wanita itu sangat pandai berkelit, Raj berusaha menahannya dalam kendalinya.

"Menyerahlah dan turuti ucapanku"

Raj terdiam membeku ditempatnya saat Meera menodongkan pistol di kepalanya. Ia tersenyum kemudian, "Huh, kau mengancamku?" Ucapnya membuat Meera menarik pelatuknya.

Dreamer's | SrKajol X AryaNysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang