Suara anak-anak telah memenuhi seluruh penjuru rumah. Bagaimana tidak? Para anak-anak yang telah tumbuh besar tengah berlarian di rumah ini. Disana, Meera bisa melihat Asha dan Anaya yang menjaga anak-anak mereka sebelum sebuah mobil yang datang berhasil membuat jantungnya berdetak lebih cepat, apalagi saat melihat sosok yang keluar dari dalam mobil dengan senyuman manis di wajahnya.
Adi dan Dev segera menurunkan barang-barang dari bagasi. Bersamaan dengan itu, kedua mata Meera mulai berkaca-kaca saat sosok itu melambaikan tangannya dari kejauhan.
Perlahan ia mulai berjalan mendekat hingga mereka kini saling berhadapan, "Bagaimana kabarmu.. Meera??"
Air mata mulai jatuh membasahi pipinya, "Apa kau menjalani hidupmu dengan baik selama ini?" Ucapnya membuat Meera segera mengangguk.
"Aku sangat senang mendengarnya" Ucapnya dengan senyuman, memperlihatkan kedua dimple manis yang menghiasi wajahnya.
"Aku sangat merindukanmu, Raj.." Ucapnya sebelum pria itu tersenyum lebar.
"Aku juga" Ucapnya sebelum mulai merentangkan kedua tangannya dan segera merengkuh Meera kedalam pelukannya.
"Sudah cukup semua penantian ini.. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi"
"Ssttt.. Aku tahu.. Karena itulah aku segera datang kemari setelah keluar dari sana, agar kau tidak perlu menunggu lebih lama lagi, hmm??"
Ia meletakkan dagunya diatas kepala Meera. Menatap langit pagi yang secerah perasaannya saat ini sebelum menatap kembali pujaan hatinya yang sangat ia rindukan kehadirannya selama 10 tahun terakhir.
"Lihat, wajahmu sudah keriput" Ucap Raj membuat Meera memukulnya pelan.
"Dasar. Kau tidak berkaca ya?" Ucap Meera membuat Raj tertawa mendengarnya.
"Sudah-sudah kalian bisa melanjutkan percakapan didalam, ayo—" Ucap Dev sembari membawa kopernya masuk disusul Adi dibelakangnya.
Raj memasuki rumah dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan. Pandangannya tak bisa lepas dari anak-anak itu. Meera baru saja memperkenalkan mereka yang membuat pria itu kini meneteskan air mata kebahagiaan di wajahnya.
Disana duduk seorang anak laki-laki yang sudah masuk sekolah dasar, sedangkan anak balita di sebelahnya adalah putri bungsu Dev dan Asha. Lalu satu anak balita berjenis kelamin laki-laki yang masih dalam gendongan Adi adalah putra sulungnya, karena kini Anaya juga tengah mengandung anak kedua mereka.
"Sudah, berhenti menangis" Ucap Meera membuat Raj mengusap air matanya.
"Biarkan saja. Itu adalah air mata bahagia, benar kan ayah?" Ucap Dev usai membantu Asha dari dapur.
Raj tersenyum sebelum Asha dan Anaya kembali ke ruang tengah dengan makanan yang segera mereka sajikan diatas meja. Mereka kemudian menikmati makanan itu bersama sembari berbincang tentang banyak hal yang Raj lewatkan selama ini.
••
Raj menatap ke seluruh penjuru ruangan, Dev tengah mengenalkannya pada rumah baru yang dibeli atas kerja keras mereka. Adi telah berhasil menjalankan perusahaan yang diwariskan ayahnya dengan baik. Pria yang kini masih mendekam di penjara itu telah memberikan tanggung jawab besar pada Adi untuk mengurus seluruh harta kekayaan yang ditinggalkannya. Dev merasa sangat terbantu oleh Adi yang mempercayakan proyek-proyeknya padanya. Mereka berhasil meraih kesuksesan bersama dan menjadi pengusaha yang mapan.
"Aku bangga pada kalian berdua" Ucap Raj menepuk bahu Dev, membuatnya tersenyum sebelum mereka kembali melanjutkan langkahnya.
"Disini ibu biasa bersantai sambil menikmati secangkir kopi" Ucap Dev membuat Raj menatap kursi dan meja empuk yang mengarah pada kolam renang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer's | SrKajol X AryaNysa ✓
FanfictionHubungan ini rumit, kami saling mencintai tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Kami saling menjauh, tapi hati kami tetap terhubung. Apa aku salah jika terus bermimpi agar kami dapat bersatu suatu hari nanti? •• A Fanfiction based from DILW...