1

1.5K 220 19
                                    




TYPO




"Jadi dia terima-terima aja?"

Hana mengangguki ucapan wanita dihadapannya.

"Kenapa lo gak langsung tinggalin sih?"

"Gue udah bilang gue gak bisa urus surat cerainya"

Gwenara mendengus, "Yah lo cabut aja bawa anak lo pergi yang jauh, gue bantuin"

Hana diam lalu menggeleng, "Gue memang mau pisah sama dia, tapi gue gak mau jahat misahin anak gue sama bapaknya"

"Udahlah, Mavi juga belum ngerti-ngerti amat, lo bilang aja mau liburan"

Hana menggeleng, "Lo tau gimana deketnya dia sama Milano meskipun bapaknya selalu sibuk, dia selalu punya waktu luang buat Mavi, gue gak akan tega Na buat anak gue sedih"

"Terus mau sampe kapan? lo mau percaya kalo dia bakalan berubah? selingkuh itu penyakit, dia bakalan ngulangin terus menerus" ucap Gwenara

Hana menghela nafasnya, matanya kini berkaca-kaca memikirkan nasib rumah tangganya, sakit sekali setiap saat mengingat orang yang dirinya percaya, dirinya cintai menyakitinya, Hana benar-benar tidak kuasa dengan semuanya, keputusannya untuk berpisah dengan Milano pasti akan mengorbankan hati anaknya, egois jika Hana menjauhkan mereka, tetapi Hana tidak tahan terus-terusan berhadapan dengan Milano dan mengingat perbuatan lelaki itu.

"Terus gue harus gimana Na? gue gak bisa egois sama anak-anak gue, gimana nanti anak dikandungan gue lahir gak ada bapaknya?"

Gwenara menghela nafas, "Gue hargai keputusan lo, gue bakalan selalu ada disamping lo apapun yang terjadi lo harus kasih tau gue, jangan diem aja jangan kayak kemaren lo ngasih tau semuanya setelah itu laki mohon-mohon ke lo, kalo dia ngelakuin kesalahan lagi gue bakalan pecahin kepalanya" ucap wanita itu

Hana mengangguk dengan sedikit kekehan, Gwenara benar-benar menggebu-gebu, apa karena efek sedang hamil?

"Udah, jangan marah-marah lagi, ingat itu yang diperut" ucap Hana

Gwenara langsung memandang perutnya, ekspresi wanita itu langsung berubah, "Utututu mamah lagi sebel ayang sama suaminya aunty Hana, kamu dalem peyut mamah ikut sebel juga gak?" Ucap wanita itu sambil mengusap-usap perutnya.

Hana terkekeh, "Dasar Nana"

Gwenara tersenyum, "Anak gue cewe Han" beritahunya

"Oh yah?"

Gwenara mengangguk ribut, "Kata laki gue biar jadi rahasia tapi gue kepo jadi gue tanya dokternya diem-diem, biarin aja dia penasaran sendiri"

"Ih jahat banget"

"Hehe, awas lo kasih tau laki gue, gue gebukin"

"Iyaaaaa"

"Mavi pulang sekolah jam berapa sih?" tanya Gwenara

"Sebelas tiga puluh" jawab Hana

"Lah?! ini udah jam dua belas, lo gak jemput si Mavi?"

"Enggak, dia-

Ucapan Hana terpotong oleh suara ponselnya yang berbunyi, Hana meraih benda persegi yang tergeletak diatas meja itu

📞Daddy is calling...

Hana menarik nafasnya lalu mengangkat panggilan tersebut

"Halo"

"Halo sun, kamu dimana? aku sama abang udah nyampe rumah kok rumah kosong?" suara Milano sisebrang sana

"Ini bentar lagi pulang"

"Dimana sun? aku jemput yah"

"Gak usah, dekat kok"

reckless [Markhyuck short]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang