chap 1

103 14 0
                                    

Chapter 1: Senyum yang Memudar

"Haechan, kau baik-baik saja?" Renjun bertanya dengan suara lembut, matanya menatap Haechan dengan penuh kekhawatiran. Mereka sedang berada di ruang latihan, bersiap untuk latihan dance untuk comeback mereka yang akan datang. Namun, Haechan tampak lesu, matanya sembab dan kulitnya pucat.

Haechan tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kelelahan yang menyelimuti tubuhnya. "Aku baik-baik saja, hyung. Hanya sedikit lelah," jawabnya, berusaha terdengar ceria.

Renjun mengerutkan kening. Ia tahu Haechan sedang tidak baik, namun sahabatnya itu selalu menyembunyikan perasaannya. "Kau terlihat pucat. Mungkin kau harus istirahat sebentar," saran Renjun.

"Tidak perlu, hyung. Aku bisa melakukannya," jawab Haechan, memaksakan senyumnya.

Jeno, yang memperhatikan percakapan mereka, ikut menimpali. "Ya, Haechan. Kau memang terlihat lelah. Mungkin kau harus ke dokter."

Haechan menggeleng cepat. "Tidak perlu, hyung. Aku hanya butuh sedikit istirahat."

Jaemin, yang selalu ceria dan penuh semangat, mencoba menghibur Haechan. "Ayo, hyung! Jangan bersedih. Kita akan segera comeback, dan kita akan memberikan penampilan terbaik untuk para fans!"

Haechan berusaha tersenyum, namun senyumnya terasa hambar. Ia merasa beban rahasia yang ia pikul semakin berat, dan senyumnya semakin sulit untuk muncul.

"Haechan, kau baik-baik saja?" tanya Chenle, yang selalu polos dan lugu.

Haechan mengangguk, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja. "Aku baik-baik saja, Chenle. Jangan khawatir."

Jisung, yang selalu mengagumi Haechan, merasa ada yang berbeda pada kakaknya. Ia melihat Haechan yang biasanya penuh semangat, kini tampak lesu dan lemah.

"Hyung, kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya Jisung dengan suara pelan.

Haechan tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang tersembunyi di balik senyumnya. "Aku baik-baik saja, Jisung. Jangan khawatir."

Namun, dalam hati, Haechan tahu bahwa ia tidak baik-baik saja. Ia tahu bahwa penyakitnya semakin parah, dan waktu terus berdetak mendekati akhir. Ia takut, ia khawatir, namun ia berusaha untuk tetap kuat demi para member dan fansnya.

"Kita mulai latihan, ya!" seru Jeno, berusaha mengalihkan perhatian dari Haechan.

Haechan mengangguk, dan mereka pun mulai berlatih. Namun, pikiran Haechan tetap tertuju pada rahasia yang ia sembunyikan. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menyembunyikannya selamanya, namun ia takut akan reaksi para member dan fansnya.

Senyum Haechan semakin memudar, dan ia merasa semakin sulit untuk menyembunyikan rasa sakit yang tersembunyi di balik senyumnya.

senyum trakhir haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang