Prolog.

25 4 0
                                    

Hari itu, ku manjakan kedua netraku dengan menatap dirimu, dengan seluruh dambaku, juga seluruh atensiku hanya tertuju padamu. Nama yang indah untuk ku ucapkan, bersamaan dengan senyum mu yang manis saat kau ciptakan. Oh sungguh, Arnete Arbelia kau adalah gadis yang ku puja.

Kehadiran mu dalam hidupku adalah hal terindah yang Tuhan beri kan kepadaku; hamba yang selalu patuh pada-Nya. Maka dari itu, aku selalu percaya, bahwa dirimu, adalah sosok malaikat yang akan menerangi jalanku, dan selalu menjadi cahaya dalam hidupku.

Tetaplah disini, cahayaku. Karena sungguh, tak akan ada yang terlihat di depan sana jika bukan karena mu, Arnete ku, gadis yang selalu mengukir senyuman di wajahku. Karena itu, Arnete, jangan biarkan aku pulang, ke rumah yang bukan engkau, abadiku.

-Senora Ananta.

One Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang