#Chapter 1
"Angin membawa harum dan mengantarkan ku padamu."
----
Arnete POV.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan, karena hari ini hari spesial dimana tanggal menunjukan 17 Agustus, jadi banyak promo di toko kami, berjuang dari pagi sampai malam, melayani para pelanggan di toko roti milik keluarga kami. Ayah dan bunda ku juga sangat sibuk sejak dini hari di toko butik kami. Akhirnya, pukul 8 malam, pelanggan terakhir akhirnya tiba, sebelum aku menutup toko.
"Selamat malam, selamat datang di Arbelia's Cake." Ucapku menyapa dengan ramah, pelanggan terakhir malam ini adalah seorang lelaki, tubuhnya tinggi, badan nya dijaga dengan baik, juga... ah, mata biru yang indah. Wanginya harum, memanjakan indera ku.
"Strawberry Love cake nya satu ya." Ujar nya, aku pun dengan sigap menyiapkan pesanan lelaki itu, eh.. sebentar, benar juga! Aku sangat familiar dengan netra biru laut yang indah itu. Sedari tadi aku tidak dapat melihat wajah nya dengan baik karena tertutup masker.
Seolah menyadari aku yang berusaha menerka dirinya siapa, lelaki itu membuka suara nya. "Kalau kamu merasa familiar, iya saya Senora Ananta, kakak kelas kamu." Aku dilanda perasaan malu karena ketahuan menerka identitas nya.
"Oh, benar kak Senora ternyata.." Jawab ku seadanya, tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan pesanan kak Senora, setelah itu aku memberinya pesanan dan memproses pembayarannya. Setelah selesai dan kak Senora juga sudah pulang, aku mengehela napas kasar, merasa lega karena hari ini aku dapat melayani para pelanggan dengan baik meski hari ini sangat ramai pengunjung.
"Kerja bagus, Anne, biar bibi saja yang menutup toko, pulang lah, mama mu sudah menghubungi bibi dan berkata kamu harus pulang lebih awal malam ini." Ujar bibi, aku mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pada bibi Madelin, setelah nya aku pulang menaiki sepeda merah mudaku dan bersiap untuk hari esok.
Sesampainya di rumah, aku segera melakukan kegiatan ku, mulai dari menghangatkan makan malam untuk ayah dan bunda, hingga menyuapi adik laki-laki ku. Namanya Jeanneth, usianya 6 tahun sekarang, jarak umur kami sangat jauh, tepatnya 10 tahun. Jadi usiaku 16 tahun sekarang, aku duduk di bangku SMA baru-baru ini, benar aku kelas 10. Karena aku lahir akhir tahun jadi aku memang baru masuk SMA.
Sebenarnya, aku sering kali mendapatkan pertanyaan tentang adikku, kata mereka, karena parasku lumayan cantik, mereka yakin adikku akan sama indah nya, juga mereka berpikir bahwa kami selalu bertengkar layaknya adik kakak diluar sana. Tapi sebenarnya tidak, adikku adalah anak yang pintar dan selalu membuat aku bangga padanya, meski terkadang ada saja kejahilan yang ia buat, namun dia adalah orang pertama yang akan menawarkan pelukan nya saat aku sedih.
Karena itu, aku tidak merasa jengkel padanya, rasanya benar-benar nyaman memiliki Jeanneth disisiku. Setelah kegiatan rumah ku selesaikan, selanjutnya adalah melakukan kegiatan ku sendiri, dimulai dari mandi, karena aku seharian berada di toko, jadi aku pasti kotor. Setelah selesai mandi, aku mulai mengerjakan tugas dan belajar untuk hari senin, karena besok aku harus tetap berada di toko kue sampai malam.
Saat sedang belajar, volume ponsel yang sengaja ku besarkan itu berbunyi, menandakan ada seseorang yang mengirim pesan padaku. Saat kulihat siapa yang mengirim pesan, rupanya nomor tidak dikenal, karena penasaran dan butuh waktu istirahat dari tumpukan buku, akhirnya aku memutuskan untuk menjawab nya.
Kak Senora rupanya, ku pikir siapa, ah entah kenapa rasanya jantungku berdebar, seolah ini adalah rahasia. Setelahnya aku jadi bertukar pesan dengan kak Senora dan jadi melupakan kegiatan ku, dan membuang banyak waktu.
Rasanya menyenangkan, hatiku berdebar, oh hatiku memang lemah pada lelaki seperti kak Senora. Kak Senora itu paling populer di sekolah, meski dia diam-diam saja, ah tidak sih, dia memang pintar dan berbakat. Dia ketua club musik di sekolah, bahkan dia bisa bermain basket. Kak Senora juga masuk ke dalam club basket, hanya saja dia tidak jadi ketua club karena abangnya; Kak Hilmi lebih mahir darinya, bisa dibilang, mereka rival. Meski saudara kandung sendiri, mereka tidak menunjukkan rasa belas kasih sama sekali.
Ananta bersaudara itu memang selalu membuat takjub, baik perempuan maupun lali-laki, tidak ada yang tidak suka dengan mereka. Oh! Berbeda dengan kak Senora yang introvert, kak Hilmi justru sangat pandai bergaul dengan orang sekitar.
Ah, sudah cukup soal Ananta bersaudara, akhirnya tugas ku selesai semua, setelah itu aku segera bersiap untuk tidur dan berjaga di toko dari pagi sampai larut.
-To Be Continued
haaaii, gimanaaa, sukaaa gak?
jangann lupa vote dan komen untuk dukung aku yaaa, terima kasiih🩷dilarang plagiat cerita saya karena ini murni ide saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Romance"Takdir tidak berpihak pada kita, Anne." • • • • • Jangkku with Enhypen local au.