six

124 21 3
                                    

Hyden terperosok begitu jauh ke dalam hutan.

"Arghh..kurang ajar!"

"Mantra apa itu?!" Hyden tak terima, dirinya bisa kalah hanya dengan butiran debu."Ini pasti ulah Alena!"

Dia begitu murka. Amarahnya membakar hutan lebat di sekitarnya.

"Aku tidak boleh kalah!"

Dia kembali terbang, melesat secepat kilat kembali ke istana Heirn.

Dari jarak 200 meter Hyden lesatkan bola api. Namun kekuatannya itu langsung sirna kala mengenai perisai pelindung istana.

Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Hyden kembali layangkan bola api dengan bertubi-tubi. Tapi hasilnya tetap sama saja, kekuatannya tak bisa menembus perisai istana Heirn.

"Sialan!"

Hyden terbang mendekat, namun dirinya langsung terpental saat mengenai perisai istana. Tak menyerah dia coba lagi, tapi hasilnya sama saja. Dia tidak bisa menerobos perisai istana.

"Sihir macam apa ini" gumamnya, mencari celah untuk masuk.

Hyden rapalkan mantra pemanggil. Seketika gemuruh awan hitam datang diikuti petir yang menggelegar. Dari balik awan munculah tombak api yang begitu besar. Bahkan panjangnya 2 kali tinggi istana Heirn.

Anggap saja Hyden gelap mata, saking inginnya dia menghancurkan perisai itu dia sampai harus memanggil salah satu dari lima senjata terkuatnya. Dia sudah tidak peduli lagi dengan akibat yang ditimbulkan tombaknya itu. Yang penting baginya perisai itu hancur. Padahal efek serangan tombak itu bisa membuat benda apapun langsung hancur jadi butiran debu dan jangkauan serangannya bisa sampai puluhan kilo meter. Yang artinya tombak itu bisa sekaligus langsung menghancurkan istana Heirn beserta isinya.

"Musnahlah...." Hyden arahkan tombaknya tepat atas perisai.

Namun, lagi dan lagi usahanya harus gagal karena tombak saktinya langsung ditangkis oleh Dewa Aron, sang Dewa dari para Dewa jajaran tertinggi di kahyangan.

"Aron, kau!" geram Hyden.

"Sudah cukup Hyden" Sang Dewa tak sendiri, dia juga diikuti oleh para Dewa tertinggi lainnya."Kau sudah melewati batas!" sang Dewa berkata dengan tegas.

"Jangan ikut campur urusanku. Kau tidak ada hubungannya dengan semua ini!"

"Tentu saja ada. Karena bayi kau incar itu juga bagian dari bangsa kami. Dia terlahir dari anugrah dan berkat bangsa kami, juga  atas izinku. Jadi sebagai Dewa tertinggi, aku tidak akan membiarkan sesama bangsaku disakiti atau diinginkan oleh makhluk hina seperti dirimu, meskipun dia hanya seseorang bayi yang terlahir sebagai manusia"

"Ck!..omong kosong" Hyden berujar remeh."Ya sudah kalau begitu. Beri aku bayi yang sama seperti Syan. Maka aku tidak akan mengincar Syan lagi"

Perkataan Hyden membuat Dewa Aron murka. Para Dewa lainnya seketika langsung mengelilingi Hyden, mengepungnya, bersiap dengan kekuatan mereka.

"Tsk!..seperti inikah cara para Dewa tertinggi bertarung?" Hyden berucap remeh. Tak gentar sama sekali meski dia dikepung oleh 5 Dewa tertinggi."Kudengar para Dewa tertinggi itu kuat, tapi nyatanya mereka juga mengeroyok lawan. Cih!..apa-apaan ini?"

"Memang apa salahnya dengan mengeroyok lawan?" Dewa Noah menyahut."Bahkan leluhur bangsamu juga melakukan hal itu pada peperangan 1000 tahun yang lalu. Bangsa kalian bahkan mengepung Dewa muda yang tak memiliki senjata sama sekali"

"Bukankah itu sangat memalukan dari apa yang kami lakukan sekarang?" Timpal Dewa Hendric.

Hyden hanya menyeringai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕯𝖊𝖛𝖎𝖑 𝕶𝖎𝖓𝖌 𝕬𝖓𝖉 𝕾𝖜𝖊𝖊𝖙 𝕻𝖗𝖎𝖓𝖈𝖊𝖘𝖘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang