"assalamualaikum warahmatullaahi""assalamualaikum warahmatullahi"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"mana sih dia?" ucap Hilya"hai, sudah lama?" tanya perempuan itu
"iya kak, sudah"ucap nya
"memang ada apa Kaka menyuruh aku kesini?" lanjut hilya"maaf ya, saya ingin minta tolong. temani saya ke arena memanah"kata perempuan
"untuk, apa ya kalau boleh tau?" tanya Hilya
"ambil beberapa anak panah untuk Gus Al"ucap perempuan itu dan di 'iya' kan oleh hilya
~~~~~~~~~~~
"maaf, saya belum tau namamu" ucap Hilya"ah iya, nama saya Aiza" jawab Aiza
~~~~~~~~~~~~~~~
"assalamualaikum, buk nyai ini panah yang di butuhkan" ucap aiza sambil mengetuk pintu ruangan bu nyai
"assalamualaikum, bu nyai permisii" aiza memanggil sekali lagi karena tidak ada jawaban, dan saat ia hendak memanggil sekali lagi.
"assalamualaik-" ucapan salam Aiza terputus karena ua di kagetkan dengan kehadiran gus al di hadapannya
"astaghfirullah" ucap keduanya.
keduanya pun menunduk saat mengetahui yang ada di hadapannya adalah lawan jenis.
saat hilya tak sengaja melihat wajah Gus Al, kepala hilya terasa pusing dan pusingnya adalah tipe pusing tak tertahan yang membuat hilya hampir pingsan"Kak Aiza, a-aku izin duluan ya kak" ucap Hilya tak tahan
"Ada apa Hilya?" Ucap aiza
"Apa ada yang saki" lanjut aiza"K-kepalaku, iya kepalaku tiba-tiba sakit kak" ucap Hilya dengan suara yang terdengar kesakitan
Brukk
Suara itu membuat gus al menengok ke arah bawah.
Saking sakitnya kepala hilya oa sampai tidak tahan menahannya dan akhirnya ia pingsan"Gus, gimana ini" ucap Aiza ketakutan sambil duduk di samping hilya
"Bawa dulu ke kamarnya, saya akan panggilkan umi sebentar" ucap gus Al sambil berlari ke dalam
~~~~~~~~~~~~
Tok tok tokHabibah pun membuka pintu kamarnya, dan terlihat bu nyai di depan pintu kamar
"Assalamualaikum bu nyai, ada apa ya?" Tanya Habibah kepada bu nyai
"Waalaikumsalam, katanya ada santriwati yang pingsan, betul?"
Ucap bu nyai kepada Habibah" Iya bu nyai tadi di antar kak aiza, katanya dia tiba-tiba pingsan pas nemenin kak aiza nganterin anak panah ke gus al"
Jelas HabibahSetelah mendengar menjelaskan habibah, bu nyai pun melirik ranjang yang berisikan santriwati yang sedang tiduran
"H-hilya?!" Ucap bu nyai dan segera menuju kasir hilya, dan memeluk Hilya
Sontak Habibah, safa, dan wafiqa melirik satu sama lain
'ada hubungan apa bu nyai dengan hilya' itulah yang ada di pikiran mereka bertigaBeberapa detik kemudian hilya bangun karena ia merasa ada pelukan yang rasanya sangat hangat
"T-tante Rani?!" Kaget hilya karena yang memeluknya adalah sang penyelamat saat malam penuh kesakitan itu
"Iya hilya, ini Tante" ucap bu nyai dengan tetesan air matanya
Karena merasa bahwa momen ini kurang cocok untuk menjadi tontonan Safa, wafiqa, dan Habibah memutuskan untuk keluar dari kamar asramanya itu
Umur nyai rani/ bu nyai hanya sekitar 46 tahun
"Tante rani kenapa bisa ada di sini?" Tanya Hilya kepada bu nyai
"Hilya....., sebenarnya saya pemilik pesanan ini" ucap bu nyai yang mengagetkan Hilya
Hilya menganga tidak percaya, seseorang yang menjadi penolongnya saat kecil adalah pemilik pesantren yang ia tempati sekarang"A-afwan bu nyai"
"Gapapa, nak panggil aja tante Rani gapapa"
"Tapi itu ga pantes untuk aku yang bukan siapa-siapanya nyai"
~~~~~~~~~~~~~~
10.00 pmSemua santri jelas sudah tidur, dan sekarang bu nyai sedang berada di dalam kamar tidurnya.
Di dalam pesantren megah tersebut ada rumah yang tak cukup besar dan tak bisa di sebut kecil, itu adalah tempat beristirahat keluarga nyai Rani.Rani masih tak percaya, bahwa masalah kelam yang di lalui Hilya masih membekas hingga saat ini
Rani berharap semoga hilya bisa melewati fase mengikhlaskan yang membutuhkan waktu yang amat lama ini######################################
Alhamdulillah bab 2 udah selesai, gimanaa bab 2 nyaaa
Semoga kalian suka yaa
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknyaVote itu gratis!!
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-ZAVEN
HumorHilya nadira, adalah seorang santriwati yang amat baik cantik dan ramah. Siapa yang tidak mengenali hilya di pesantrennya Al-zaven mivendra, seorang gus dari pesantren Al-habibah yang sering di sebut gus ramah, yaa memang karena sifatnya yang ramah...