Once Upon A Time

16 1 0
                                    

   "Hey, bawa ini ke gerbong kita!" perintah salah seorang anggota kelompok tersebut.

   "Yaaa, baiklah... serahkan saja kepadaku." Seseorang menjawab.

   Terlihat sekelompok penjelajah yang tengah mengambil barang-barang peninggalan para bangsawan pada sebuah kerajaan yang telah mati. Mereka memang selalu melakukan hal itu karena itulah pekerjaan mereka. Sangat tidak dianjurkan bagi pemula, karena resikonya sangat besar. Jika di dalam kerajaan tersebut masih terdapat sisa-sisa penduduk yang masih setia, atau bahkan para prajurit yang masih menjaga, meski entah apa alasan mereka, ini akan sangat menyusahkan. Mungkin, nyawa kalian akan menjadi taruhannya.

   Dahulu, mereka pernah menemukan sebuah istana yang telah roboh bagian ujung kastilnya. Namun setelah mereka memasuki istana tersebut, betapa terkejutnya mereka ketika menemukan satu batalyon Kingdom Knight yang tengah melakukan upacara pemakaman, tepat di depan singgasana sang raja kala itu. Sehingga tidak perlu berfikir lama-lama, mereka langsung lari kocar-kacir dari tempat tersebut, dengan dihujani anak panah serta tombak. Beruntungnya, dari puluhan anggota penjelajah tersebut, hanya satu yang terkena imbasnya. Alasannya adalah karena anggota tersebut adalah anggota yang paling muda. Anak panah mengenainya tepat pada telapak tangannya setelah ia mencoba untuk melindungi kepalanya dari anak panah tersebut. Hingga saat ini, bekas anak panah tersebut masih ia ingat sebagai pengalaman yang membanggakan.

   "Paling tidak, aku memiliki sebuah luka yang dapat ku ceritakan pada anak-anakku nantinya, hahaha." Yap! Dia terlihat bangga. Mungkin tidak seharusnya diucapkan kata 'sayangnya' pada paragraf tersebut.

   Kembali ke masa sekarang. Mereka yang tengah mengumpulkan barang-barang berharga dari kerajaan tersebut, kini tengah beristirahat untuk beberapa saat karena mereka telah melakukan hal tersebut sejak pagi tadi. Dan kini, matahari tepat berada di atas kepala.

   "Keluarkan makan siang! Kita akan beristirahat untuk makan selama beberapa menit. Jangan sia-siakan waktu karena waktu adalah emas!" seru pemimpin kelompok tersebut.

   "Derian, bantu yang lain untuk mengeluarkan makan siang dari gerbong depan, kau terlihat masih sangat segar."

   "Baiklah, akan ku lakukan." Derian menjawab.

   Derian mengambil beberapa kotak berisi makanan pada gerbong tersebut menggunakan kedua tangan serta kepalanya. Bak seekor beruang sirkus, ia mampu membawa banyak sekali kotak makanan dengan menggunakan tangan serta kepalanya. Menyunggi beberapa kotak makanan di kepala memerlukan bakat yang sangat ahli. Salah sedikit saja, bisa kena amuk kalau sampai terjatuh.

   "Ini, ambilah satu-satu, jangan berebut."

   "Wahh, jika suatu saat kau pergi ke acara sirkus, para beruang pasti akan iri melihatmu, hahaha." Canda salah seorang anggota kelompok tersebut.

   "Mereka akan lebih iri setelah melihat bekas luka yang ku dapatkan beberapa tahun lalu. Ini adalah bukti jika aku juga termasuk orang yang tangguh diantara kalian." Derian dengan bangganya mengucapkan kalimat tersebut.

   Yaa, seperti itulah Derian. Sedikit haus validasi. Sebagai anggota yang paling muda disana, memang normal jika ia masih memiliki sifat tersebut. Untungnya, seluruh anggota kelompok tersebut sangat menyayangi Derian layaknya keluarga mereka sendiri. Oleh karena itu, Derian menjadi lebih bersemangat ketika ia disuruh-suruh oleh ketua maupun dimintai tolong oleh beberapa anggota. Mereka lebih mirip seperti keluarga besar berkepala keluarga dibanding dengan kelompok penjelajah yang memiliki pemimpin.

   "Mengenai kerajaan yang tadi malam kita bahas bersama Tuan Tora. Apakah kalian percaya dengan mitosnya?" Derian memulai pembicaraan ditengah-tengah brisiknya suara mulut di waktu makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Majesty Upside The RockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang