it has to be you

119 10 2
                                    

It has to be you
.
.
.

Sai Pov

.
.
.

.
disclamer : semua karakter hanya meminjam.





Berapa kali lagi, pertanyaan itu selalu terulang dalam benakku. untuk berapa kali lagi dia menangis untuk?

entah sudah berapa hari ini diriku berdiri disini seperti pengecut tanpa berani menghampiri atau sekedar memeluknya untuk menenangkannya.

tangisku pun teredam saat mendengar dia lelah denganku, memilih untuk pergi meninggalkanku tanpa ingin mendengarkan penjelasanku denagn apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

kau bodoh sai! teriak diriku pada diriku sendiri. bagaimana dia tidak memilih untuk meninggalkanku kalau diriku saja selalu menghindari masalah yang sedang terjadi.

sebenarnya bukan diriku menghindari topik ini tapi diriku hanya ingin menyelesaikan ini tanpa harus dia terluka kembali dengan hal yang sama.

tapi ternyata, sama saja. diriku tetap menyakitinya malah mungkin yang ini lebih parah dari sebelumnya.

"bisakah kau bersabar sedikit lagi untuk pon?" gumamkum lirih saat kulihat dia berjalan pergi bersama lee setelah percakapan panjang tadi.

dan sosoknya perlahan menghilang dibalik
pintu meninggalku yang tidak tahu harus bagaimana.

memilih mengikuti mobil Lee dimana Pon ada didalamnya menyusuri jalanan yang sudaht kuhapal diluar kepala. jalanan yang setiap hari kulewati dengan perasaan senang karna akan ada seseorang yang menungguku tapi tidak untuk hari ini.

hari ini diriku melihat Pon membawa semua barangnya keluar dari rumah, rumah dimana selama 4 tahun ini kutinggalin bersamanya.

dan kembali diriku hanya bisa berdiam diri melihat Pon pergi bersamaan dengan mobil Lee yang keluar dari halaman.

memasuki rumah yang terasa hangar aroma Pon yang ditinggalnya beberapa saat lalu. mengedarkan pandanganku kebeberapa sudut dimanaa ada kejak Pon disana sekarang sudah tidak ada.

setiap sudut rumah ini memiliki aromanya.

kurasakan hpku bergetar yang membuatku semakin takut dan menangisi diriku sendiri. diriku takut saat getaran hpku terasa itu pesan perpisahan dariny untukku. memikirkannnya saja membuat hatiku sakit.

banyak dari teman-temanku ataupu teman-teman Pon menanyakan bagaimana perasaanku pada Pon, jujur awal diriku mengenal Pon bagaiku dia seperti adik bagimu karna posisi saat itu diriku sudah memiliki pasangan. aku dan Pon hanya sebatas layaknya teman biasa.

hingga sosok yang begitu kusayangi memilih untuk meninggalkanku, diriku hancur dan berantakan. tapi disaat itulah Pon ada untukku. katakanlah aku menutup mata akan perasaan Pon padaki kala itu tapi itulah kenyataannya.

semua orang berkata diriku jahat, ya kuakui diriku jahat, memanfaatkan perasaannya untuk kepentinganku. tapi itu pada awalnya. semakin sering diriku menghabiskan waktu bersamaanya diriku merasa ada yang berbeda dengan diriku sendiri.

tapi bodoh ya diriku masih merasa bingung denagn hatiku sendiri, disaat aku merasa bahwa diriku mencintainya disaat bersamaan diriku merasa memgkhianti sosok yang meninggalkanku hingga diriku mengabaikan keberadaan Pon disisiku.

beberapa kali diriku tahu dirinya menangis karnaku, baik aku tahu sendiri maupun dari teman-temanku ataupun pon.

ada dari mereka yang memberiku saran untuk melepaskan Pon  kalau diriku belum bisa melupakan masa laluku dan disaat aku mendengarkan saran itu diriku marah entah kenapa.

sou : SailubponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang