Bab. 1

118 9 0
                                    

Typo bertebaran

Vote and comment gais

Happy reading

••Sagara••

Keringat membanjiri pelipisnya, Sagara mengambil langkah menjauhi sang lawan. Cowo itu kerap mendapat pukulan dari sang lawan hingga membuatnya semakin murka, wajahnya yang semula putih kini memerah padam.

Brukk

Sang lawan akhirnya tumbang, dengan wajah penuh luka. Sagara berjalan melewati sang lawan yang sudah berbaring tak berdaya. Ia menatap sekeliling dimana teman temannya yang juga berhasil mengalahkan lawannya. Mereka menang, ah, kalau dipikir kapan Black wolves kalah? Tidak ada kata 'kalah' atau 'menyerah' dalam kamus mereka.

Sang ketua yang merasa sudah puas dengan aksinya menatap para anggotanya. Ia menghampiri mereka yang sudah berdiri menghadap ke arahnya. Dia, Daniel Elgara Arganta berdiri tepat di hadapan para anggotanya. Lalu membenarkan jaket kebanggaannya yang berlogo serigala, wajahnya memang sudah cocok untuk menjadi seorang ketua.

"Balik, jangan sampe ketangkep"

Para anggota Black wolves serentak menganggukkan kepalanya. Terlihat ada beberapa polisi yang mulai berdatangan, dengan kilat semua anggota Black wolves melarikan diri dari kejaran polisi.

Dipimpin oleh Daniel pasukan Black wolves berhasil kabur dari kejaran aparat. Mereka sekarang sudah berada di markas. Daniel menjatuhkan dirinya di sofa, pertarungan tadi sangat menguras tenaga. Lawan mereka kali ini cukup kuat hingga membuat Daniel beserta yang lain sedikit kewalahan. Namun hal itu tak berpengaruh pada Sagara, cowo itu bahkan terlihat baik baik saja tanpa ada luka di wajahnya, berbeda dengan sang ketua yang saat ini sedang diobati oleh Nathan, kembaran Daniel sekaligus wakil Black Wolves.

"Gila, untung ga mati gue huh" keluh Raynan, cowo itu baru saja beres diobati.

"Xavaros sekarang makin kuat, gue aja tadi kewalahan ngelawan si Devan" sahut Jayden.

"Bukan mereka yang kuat, tapi emang lo nya aja lemah" kata Sagara sembari melipat kedua tangannya di dada.

Raynan juga Jayden mendelik sinis ke arah Sagara yang masih memasang wajah datar. Benerin tuh muka, datar amat kek tripleks" ceplos Raynan.

"Bacot nan" umpat Sagara jengah.

"Jangan sampe kita kalah dari Xavaros, gue gamau sampe Black Wolves kalah ditangan Xavaros" ucap Daniel serius. Para anggota yang lain mengangguk setuju.

••Sagara••


"Tapi ayah, Zetta cuman minta tanda tangan ayah doang"

"Azetta, tolong ngertiin ayah, ayah lagi pusing sekarang, jangan bikin ayah tambah pusing!"

"ayah sesibuk itu sampe ga bisa ngeluangin waktu satu menit aja buat Zetta?"

"Azetta!"

"Maaf ayah"

Gadis itu mengigit bibir bagian dalamnya, matanya sudah berkaca kaca, ia mencoba untuk tidak menurunkan bulir bening yang bersembunyi di pelupuk mata cantiknya.

Sang ayah masih sibuk dengan laptopnya tanpa memperdulikan putrinya yang masih menatap harap padanya. Merasa tak ada respon dari sang ayah, Gadis itu dengan lunglai pergi dari ruangan megah milik ayahnya itu, ia berjalan dengan wajah tertunduk, bahkan air matanya turun tanpa permisi.

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang