Typo bertebaran
Vote comment juseyo
••Sagara••
"SAGARA!!"
Sagara menghembuskan nafasnya panjang, hah pagi pagi sekali Raynan sudah berteriak membuat telinganya sedikit pengang.
Sagara menoleh ke arah Raynan yang sedang menyengir ke arahnya, cowo berjaket kulit itu menghampiri Sagara yang terdiam karena panggilan darinya. Dirangkulnya Sagara, walau sebenarnya tinggi mereka berbeda dengan tinggi yang lebih pendek dari Sagara membuat Raynan sedikit menjinjit saat merangkul Sagara.
"Sok sok-an rangkul gue" sinis Sagara.
"Yeuu, Lo nya aja yang ketinggian kaya tiang listrik" kata Raynan tak terima.
"Jayden mana? dikantin?" Tanya Sagara.
Raynan menggeleng sebagai jawaban. Sagara hanya menanggapi nya dengan deheman, masa bodo dengan Jayden. Dan saat ini entah kemana Raynan membawa Sagara, cowo tinggi itu hanya terdiam pasrah saat dirinya diseret menuju lantai atas yang sepertinya ke arah rooftof.
Sesampainya disana ternyata teman temannya sudah berkumpul disana, dengan Daniel yang sedang menyesap roko. Cowo itu seperti biasa memasang wajah datar tanpa sekpresi, Sagara dan Daniel memiliki sifat yang sama, sama sama pemarah, sama sama dingin, sama sama cuek. Tidak heran jika kedua sering dikira saudara karena kesamaan inilah yang membuat banyak orang mengira mereka saudara.
"Ngapain?" Tanya sagara.
"Gue mau diskusiin soal balapan besok" kata Daniel.
Sagara menaikan sebelah alisnya. "Kenapa?"
"Xavaros ngajak kita balap liar, katanya kalo mereka menang kita harus bubar. Dan kalo kita yang menang sebaliknya, mereka yang akan bubar"
"Terus Lo setuju?" Tanya Sagara membuat yang lainnya terdiam.
"Setuju"
"Lo sadar sama keputusan lo sendiri?" Sagara kembali bertanya.
Kalau unit yang dijadikan bahan taruhan Sagara bodo amat, tapi ini mempertaruhkan Black Wolves, tentu sagara sedikit tidak suka. Cowo itu menatap serius sang ketua yang masih dengan kegiatannya itu.
Daniel membuang puntung roko -nya lalu menginjaknya, cowo itu berdiri sembari membenarkan jaket kebanggaannya. "Sadar seratus persen, dan gue jamin mereka lah yang akan bubar" setelah mengatakan itu Daniel pergi meninggalkan kelima temannya yang masih terdiam.
Jayden, Raynan, Hildan, Nathan juga Sagara terdiam mendengar penuturan Daniel. Sang ketua sudah mengambil resiko yang besar.
"Sodara Lo itu kenapa sih Nat?" Tanya Hildan jengah.
"Gatau gue, pusing gue mikirin kelakuan tuh bocah" jawab Nathan.
"Kalo sampe Black wolves bubar gimana?" Kini Jayden yang bersuara.
"Lo pernah liat Daniel kalah saat balapan?" Tanya Sagara, walaupun sebenarnya ia juga ragu.
Keempatnya menggeleng sebagai jawaban. "Kita harus percaya sama Daniel, kalo pun dia kalah gue yang akan turun tangan".