1

3 1 0
                                    

Topeng Gorila

Pak Ocid adalah guru yang paling ditakuti siswa kelas enam SD. Penyebab ia ditakuti karena ia adalah guru yang ringan tangan. Ia tak akan tak tega menempeleng siapapun siswa yang tak turut kepada perintahnya sekalipun itu siswa perempuan.

Di antara siswa-siswa yang sering ditempeleng Pak Ocid, Ucup adalah yang paling sering. Ia ditempeleng karena berbagai sebab. Bolos pelajaran, bicara kasar di kelas, tak mengerjakan tugas dan tidur di kelas. Pipinya sudah tak asing dengan tangan Pak Ocid. Tapi ia tak pernah tak sekolah setiap usai ditempeleng,

Temannya mempunyai cerita sendiri. Gatot. Setiap kali ditempeleng Pak Ocid ia mengadu kepada bapaknya yang merupakan seorang tentara. Suatu hari ketika bapaknya sedang di rumah, ia mendatangi Pak Ocid dan memarahinya. Pak Ocid diam tak membalas. Sepekan setelah bapaknya pergi lagi ke barak, ia ditempeleng bolak-balik lima kali oleh Pak Ocid. Teman-temannya diam tak tertawa. Mereka takut ditempeleng juga karena saat itu Pak Ocid sedang sangat marah. Sejak saat itu Gatot tak pernah mengadu kepada bapaknya lagi.

Pak Ocid adalah wali kelas enam. Menurut pengakuannya ia sangat ahli dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun demikian tulisannya seperti ceker ayam. Setiap kali ia menulis di papan tulis, ada saja kata-katanya yang tak dapat dipahami siswa-siswa. Dulu, beberapa siswa sering mengangkat tangannya, menanyakan itu kata apa. Tapi kini tiada lagi. Pak Ocid langsung menempeleng siapapun yang menanyakan kata-kata yang sudah ditulisnya, Menurutnya tulisannya tak jelek. Maka dari itu ia sangat tersinggung kepada siswa yang mengangkat tangannya.

Maka, setiap kali seluruh kelas selesai menulis apa yang ia tulis, selalu ada kata yang keliru. Tapi siswa-siswa tak mempermasalahkan itu. Mereka berpikir lebih baik salah tapi pipi selamat daripada benar tapi pipi menjadi korban.

Meskipun di mata siswa Pak Ocid adalah guru yang galak, tapi di kalangan guru-guru lain ia adalah guru yang tolol. Mungkin itu benar. Rambut tengah botak dengan kumis dan janggut yang tak terurus dan mata seperti orang mengantuk ditambah pakaian yang kebesaran: kemeja besar dan celana besar. Dari jauh ia tampak sebagai orang tolol. Tapi dilihat dari dekat, ia adalah guru.

Sikapnya kepada sesama guru pun lain. Kepada mereka ia tak pernah marah, melotot, apalagi menempelengnya. Di kalangan guru-guru tampaknya ia yang paling berbudi.

Pak Ocid sudah menikah. Ia memiliki sepasang anak kembar yang kini berusia lima belas tahun. Apakah Pak Ocid pun suka menempeleng anak-anaknya, kalau itu hanya keluarganya dan Tuhan yang tahu. Tapi suatu hari istrinya pernah datang ke sekolah ingin bertemu suaminya sembari menyembunyikan sebelah pipinya. Guru-guru lain bertanya kenapa. Ia mengatakan kalau ia digigit serangga. Pada saat yang bersamaan di pintu masuk kantor tanpa diketahui siapapun, Pak Ocid memelototinya.

Demikianlah. Sikap Pak Ocid kepada siswa-siswa tak pernah berubah sampai generasi-generasi selanjutnya.

***

Lima belas tahun kemudian.

Ucup dan Gatot beserta teman-teman lain mengadakan reuni yang bertempat di kafe teras luhur. Semua orang akan hadir. Lima belas tahun tak bertemu membuat mereka begitu merasakan betapa banyaknya perubahan yang terjadi.

Dimulai dari Putri. Sewaktu SD dulu, ia adalah siswi yang paling rerigius. Ia selalu berdoa setiap kali melakukan sesuatu. Pakainnya pun begitu islami. Tapi kini tidak. Pakaian yang ia kenakan seperti pakaian yang umumnya dikenakan pelacur, Dandanannya pun demikian. Begitu menor. Ia pun kini merokok. Semua orang tercengang.

Perubahan pun terjadi pada Chika. Dulu ia adalah siswi yang sangat feminim. Rambutnya panjang dan gaya bicaranya melenakan. Kini sebaliknya. Ia menjadi tomboy. Semua orang tercengang begitu mendapati bahwa kini rambutnya sangat pendek dengan kaos oblong terpasang yang dibalut kemeja kotak-kotak dan jeans butut di badannya. Nada bicaranya pun kini berat. Jika dilihat dari belakang semua orang pasti akan menyangkanya lelaki.

Perubahan pada lelaki contohnya terdapat pada diri Dadan. Sewaktu SD, ia adalah siswa yang paling aktif bercanda. Jika bicara banyak binatang keluar dari mulutnya. Rambutnya selalu botak. Tapi kini tidak. Pakaian yang ia kenakan ketika reuni adalah gamis dengan rambut yang tak lagi botak, tapi gondrong. Ia pun tak lagi banyak bercanda. Yang sering keluar dari mulutnya sekarang adalah kata-kata agama. Maka, ketika reuni, ia disebut habib.

Ketika semua siswa sudah berkumpul, mereka merasa ada yang kurang. Pak Ocid (meskipun dulu Pak Ocid sering menempeleng mereka, tapi mereka sama sekali tak dendam kepadanya). Lalu mereka pun berdiskusi apakah perlu mengundang Pak Ocid atau tidak. Diskusi itu berjalan sebentar, Semua orang sepakat mengundang Pak Ocid.

Karena tak ada yang memiliki nomor wa-nya, maka harus ada yang menjemputnya, Semua orang tak ada yang bersedia karena letak rumahnya yang jauh dan dekat hutan. Dadan pun demikian. Putri menatap Dadan dan dari tatapannya ia seakan berkata, "Rupanya tak ada hubungannya antara tingkah laku dengan ucapan."

Karena tak ada yang bersedia, maka Ucup memaksakan diri akan menjemputnya menggunakan sepeda motor beat putihnya. Ia segera pergi ke parkiran dan menyalakan motornya.

Setelah kira-kira tiga puluh menit perjalanan, sampailah Ucup di rumahnya. Ia memarkir motornya di depan pintu gerbang. Tangan kanannya mendapati sesuatu yang aneh ketika tangannya itu masuk ke saku. Ia tarik keluar sesuatu itu dan ia menemukan topeng gorila. Sesaat ia berpikir punya siapa topeng ini dan bagaimana bisa ada di dalam saku jaketnya. Tak berapa lama ia ingat, itu milik sepupunya yang dibawa olehnya ketika menginap di rumahnya. Sepupunya mengenakan topeng itu tengah malam untuk menakutinya dan itu berhasil. Ucup ingin melakukan hal yang sama kepada Pak Ocid tapi dengan motif berbeda. Ia ingin menguji seberapa besar nyali Pak Ocid karena ia ingat dulu Pak Ocid sering menceritakan kisah-kisah setan di kelas.

Sambil berjalan menuju pintu rumah, Ucup mengenakan topengnya.

"Tok tok tok." Suara ketukan pintu Ucup.

"Malam-malam begini siapa yang datang ke rumah," keluh Pak Ocid yang terdengar oleh Ucup.

"Sebentar."

Ucup tak menjawab.

Pada saat pintu terbuka setengah tiba-tiba Pak Ocid terkena serangan jantung. Ucup kebingungan. Ia membuka topengnya dan langsung memegang dadanya. Jantung Ucup mendadak berhenti ketika mendapati bahwa jantung Pak Ocid tak lagi berdetak. Cepat-cepat ia kembali ke tempat motornya diparkir dan pergi dari sana. Ia tak kembali ke kafe. Ia pergi ke perbatasan pulau. Ia berencana akan pergi ke pulau seberang. Ia tak ingin diketahui orang-orang sebagai pembunuh. Dua jam kemudian, sementara teman-temannya menunggu lama, Ucup jatuh di ke jurang karena dijahili setan.

Mergangsan, Yogyakarta, 26 Februari 2023

Topeng GorilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang