0.2

51 9 8
                                    

Matahari sudah mulai menampakkan diri, di kamar Al sudah bersiap memakai seragam sekolah barunya. Sekarang jam susah menunjukkan pukul 6.00,waktu sarapan akan berlangsung 20 menit lagi.

Keluar dari kamar, Al berpapasan dengan adiknya El. Dengan tersenyum ia merangkul sang adik..

"Eh El usah siap siap aja " Ujarnya, sedangkan El ia sudah berkeringat dingin.

"Ehehe iya bang.. Kepengen aja " El membalas senyuman Al dengan senyum tertekan..

'Aduh gimana nih.. Padahal gw bangun pagi buat berangkat lebih awal!! ' jerit El dalam hati.

Al yang sepertinya tau apa yang di pikirkan sang adik pun menyeringai tipis..

"Yaudah sebelum berangkat lebih baik sarapan dulu kan.. " Al menyeret El ke meja makan di sana sudah ada Anna yang sedang meletakkan makanan di meja.

"Morning bun/morning.." Ucap keduanya menyapa sang ibu, Anna menatap kedua anaknya itu.

"Morning juga, gimana apa kalian bakal berangkat bareng kan..? " Anna melirik El..

'Aduh si ibu malah di ingetin lagi!! Tolong gw gk mau berangkat ama bang Al bisa barabe gw!! ' saat ini juga El rasanya ingin sekali memarahi sang ibu, tapi apalah daya jika ia melakukannya yang pasti Abang keduanya ini akan memarahinya balik.

"Oh makasih udh ingetin Al bun, El nanti kita berangkat pake mobil atau motor? " Tanya Al sambil duduk di kursi tengah.

"Em.. Mobil aja bang, abang kelas apa? " El duduk di depan sang abang..

"Abang IPA, emangnya kenapa? " Al menaikkan salah satu alisnya.

"Oh gpp cuma nanya aja " Jawab El.

'Yes!! Untung gw ambil IPS, yey beda gedung! ' senang El dalam hati.

Al menatap ke arah sang adik yang nampak senang, menatap lekat sang adik sambil memikirkan sesuatu.

'Hem.. Kamu emang bisa senang kali ini, tapi liat nanti jika kamu berbuat yang tidak tidak aku akan menghukum mu kucing nakal.. ' ujarnya dalam hati.

Dari tadi malam Al belum mendengar keberadaan sang sistem.. Kemana dia?.

'Vie apa kau mendengar ku? ' Al berbicara dalam hati..

(Saya disini tuan.. Apa ada yang bisa saya bantu?) Tanya sang sistem.

'Tidak aku hanya penasaran kenapa tidak ada misi, itu yang mau ku tanyakan '

(Oh anda akan mendapatkan misi, tenang saja tuan walaupun mungkin tidak beraturan)

Tak lama Bara dan Vero pun datang ke meja makan duduk di tempat masing masing..

"Ok karna semuanya sudah di sini, ayo makan.. " Ujar sang kepala keluarga, mendengar perintah Bara semua pun mulai menyantap sarapan mereka.

Al menatap piring sang adik, hanya ada sedikit nasi dan lauk di piringnya. Dengan inisiatif Al pun menyendok ayam kecap di meja dan menaruhnya di piring sang adik..

"Makan yang banyak " Ucapnya datar.

El yang mendengar hanya bisa pasrah. Pasti abang nya ini sedang marah mendapati ia makan dengan sedikit.

'Huh gini nih yang gw repotin makan aja gini apalagi nanti. ' batin El jengah..

"Makasih bang " Tak ayal El mengucapkan terimakasih kepada abang keduanya.

"Hm "

Vero yang melihat interaksi mereka pun hanya bisa terkekeh, Al memang begitu dia pasti akan memprioritaskan sang adik apapun itu. Al di kenal dengan sifatnya yang datar dan irit bicara, namun jika ada di lingkungan rumah ia akan menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya seperti sekarang, Al akan menjadi pribadi yang lembut dan murah senyum saat bersama keluarganya tapi jika di luar ia akan bersikap dingin tak tersentuh..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬𝐭 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 || slow up ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang