Bab 1: Keajaiban di Malam yang Gelap

10 2 0
                                    

Hoshimura, sebuah kota yang tersembunyi di dalam kegelapan malam Jepang, menanti di bawah langit yang cerah dengan bintang-bintang yang bersinar seolah berkilauan sendiri. Terletak dalam sebelah pedalaman, kota ini adalah tempat kedamaian yang hanya dijaga oleh hutan lebat dan bukit-bukit menjulang. Di bawah cahaya bulan, warna-warni halus menyelinap di antara pepohonan, dan sunyi hutan menjadi latar belakang yang menenangkan.

Di salah satu sudut tersembunyi kota ini, sebuah pondok kayu kecil menyimpan sebuah studio seni. Inilah tempat Yosuke Takumi, seorang seniman yang memiliki pandangan idealis, menghasilkan karya-karyanya yang indah. Di bawah cahaya lilin yang lembut, studio ini diisi dengan kanvas-kanvas yang bergantung di dinding. Setiap kanvas adalah ekspresi keindahan alam dan alam semesta yang terbentang di langit malam.

Yosuke, seorang seniman yang memiliki kreativitas tinggi dan memandang hidup dengan idealisme, merasa kehidupannya monoton. Setiap hari, dia duduk di studio seninya, berusaha dengan keras untuk menangkap keajaiban alam dalam setiap goresan kuasnya. Dia mencoba merasakan matahari terbenam dengan warna-warna yang menggoda, langit malam yang berlimpah bintang, dan Bintang Betelgeuse yang bersinar terang. Namun, selalu ada sesuatu yang hilang dalam setiap karyanya, sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata atau gambar.

Bintang Betelgeuse, salah satu bintang yang paling mencolok di langit malam, selalu menarik perhatian Yosuke. Setiap malam ketika bintang itu bersinar, dia merasa panggilan yang aneh dari dalam dirinya. Seolah-olah ada sesuatu yang besar yang menanti di luar sana, sesuatu yang akan memberikan jawaban atas kekosongan dalam jiwanya.

Sebagai seorang seniman, Yosuke selalu berusaha untuk menangkap keindahan Bintang Betelgeuse di atas kanvasnya. Tetapi, setiap kali dia melukis Bintang Betelgeuse, dia merasa bahwa lukisannya tidak mampu menyampaikan keindahan yang sebenarnya. Warna merah yang menarik, cahaya yang megah, dan keagungan yang tak terungkapkan selalu terasa begitu jauh dari apa yang dia gambarkan.

Hari ini adalah salah satu dari banyak hari yang Yosuke habiskan dengan mencoba menangkap keindahan Bintang Betelgeuse di atas kanvasnya. Dengan setiap sapuan kuasnya, dia mencoba membingkai cahaya yang memikat, kemegahan yang luar biasa, dan warna merah yang memukau. Tetapi, seberapa keras pun dia berusaha, karya seninya selalu terasa sebagai gambaran yang pucat dari apa yang dilihatnya di langit malam.

Yosuke duduk mundur, menaruh kuasnya dengan hati-hati, dan menghela nafas dalam-dalam. Dia tahu bahwa lukisan ini juga akan menjadi seperti yang lainnya, tidak dapat menyampaikan keindahan yang sesungguhnya. Dia merasa putus asa. "Bagaimana aku bisa menjadi seniman yang benar-benar dapat mengekspresikan apa yang aku rasakan saat melihat Bintang Betelgeuse?" gumamnya.

Ketika matahari tenggelam di balik bukit, Yosuke merasakan panggilan kuat yang memenuhi dirinya. Ia merasa seolah-olah sesuatu yang besar menanti di luar sana, sesuatu yang akan memberikan jawaban atas semua kebingungannya.

Tanpa berpikir panjang, Yosuke bangkit dari kursinya, melupakan lukisannya yang belum selesai, dan melangkah keluar dari studio seninya. Cahaya merah Bintang Betelgeuse memenuhi langit malam, dan ia merasa seperti bintang itu memanggilnya.

Dengan langkah mantap, Yosuke melanjutkan perjalanannya menuju bukit yang menghadap Bintang Betelgeuse. Tidak ada jalan yang telah dibentuk oleh manusia atau lampu-lampu terang di sini; hanya jalan setapak yang ditepuk oleh langkah-langkahnya sendiri dan cahaya bulan yang lembut.

Ketika ia mencapai puncak bukit, Yosuke menatap dengan takjub ke arah Bintang Betelgeuse yang bersinar di langit malam. Namun, kali ini, cahayanya terasa lebih kuat dan lebih mempesona daripada sebelumnya. Yosuke merasa seperti ia benar-benar dapat merasakan kehadiran bintang itu, seperti bintang itu adalah teman lama yang telah lama dinantikannya.

BETELGEUSE: Cahaya dari Ratusan Tahun yang LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang