Bab 2: Cahaya yang Memanggil

1 1 0
                                    


Langit malam di atas kota Hoshimura membentang seperti kanvas hitam yang dipenuhi bintang-bintang berkilauan, namun di antara mereka, ada satu bintang yang selalu menarik perhatian Yosuke Takumi—Betelgeuse. Bintang merah yang besar dan terang itu telah menjadi sumber inspirasi dan obsesinya selama bertahun-tahun, terutama sejak ia mulai merasakan koneksi yang tak bisa dijelaskan dengannya. Betelgeuse bukan hanya sebuah objek astronomi di langit; bagi Yosuke, bintang itu adalah simbol dari sesuatu yang lebih dalam dan misterius.

Malam itu, setelah menghabiskan beberapa jam di studionya, Yosuke merasa resah. Ia telah mencoba menangkap esensi Hikari dalam lukisannya, namun setiap sapuan kuas terasa kurang, seolah-olah ada sesuatu yang hilang. Cahaya merah yang memancar dari Hikari itu tampak begitu kuat dan hidup, namun saat ia mencoba memindahkannya ke kanvas, cahayanya terasa memudar. Dengan frustrasi, Yosuke meletakkan kuasnya dan keluar dari studio untuk mendapatkan udara segar.

Dia berdiri di ambang pintu, memandang ke arah langit malam yang jernih. Angin malam menyapu lembut wajahnya, membawa aroma tanah basah dan bunga liar yang tumbuh di sekitar kota. Betelgeuse bersinar dengan cemerlang di antara bintang-bintang lainnya, seolah-olah memanggilnya untuk melihat lebih dekat, untuk memahami rahasia yang tersembunyi di balik cahayanya.

Yosuke menarik napas dalam-dalam, merasakan udara malam yang dingin memenuhi paru-parunya. Meski hanya sebentar, ia merasa lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera tergantikan oleh perasaan aneh yang membuatnya gelisah—sebuah dorongan untuk kembali ke bukit di mana ia pertama kali bertemu dengan Hikari. Bukit itu telah menjadi tempat di mana ia merasa paling dekat dengan Betelgeuse, dan juga tempat di mana segala sesuatu mulai berubah.

Keputusan itu muncul begitu saja. Yosuke mengenakan jaketnya dan mulai berjalan menuju bukit. Langkah-langkahnya mantap, meski ada sedikit ketegangan yang menyertai setiap langkah. Jalanan kota Hoshimura tampak sepi, hanya ada suara angin yang berhembus di antara gedung-gedung dan pepohonan yang bergerak pelan. Lampu-lampu jalan menerangi jalan setapak dengan cahaya yang redup, menciptakan bayang-bayang panjang di sekitarnya.

Saat Yosuke semakin mendekati pinggiran kota, suasana mulai berubah. Hoshimura dikenal dengan keindahan alamnya yang masih alami, dan bukit tempat Yosuke akan pergi adalah salah satu titik tertinggi di kota ini. Dari sana, ia bisa melihat seluruh kota dan, lebih penting lagi, ia bisa merasakan kehadiran Betelgeuse dengan lebih intens.

Ketika ia tiba di kaki bukit, Yosuke berhenti sejenak untuk menarik napas dan menikmati pemandangan di sekitarnya. Bukit itu menjulang di depannya, dikelilingi oleh hutan lebat yang tampak misterius di bawah sinar bulan. Namun, meskipun hutan itu tampak gelap dan mungkin menakutkan bagi sebagian orang, bagi Yosuke, tempat itu terasa seperti rumah. Dia tahu bahwa di sinilah ia akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuinya.

Yosuke mulai mendaki bukit, mengikuti jalan setapak yang sudah dikenalnya dengan baik. Setiap langkah yang ia ambil membawanya lebih dekat ke puncak, di mana ia tahu Betelgeuse akan terlihat lebih jelas. Tanah di bawah kakinya terasa lembut dan sedikit basah, sisa dari hujan yang turun pada siang hari. Pohon-pohon yang tinggi menjulang di sekitarnya, daunnya berdesir lembut tertiup angin malam.

Saat Yosuke semakin mendekati puncak, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh—sebuah energi yang lembut namun kuat, seperti gelombang yang mengalir melalui udara. Energi itu berasal dari Betelgeuse, dan semakin ia mendekati puncak, semakin kuat perasaan itu. Namun, ada juga sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih gelap, yang mengintai di pinggiran kesadarannya. Yosuke tidak bisa mengabaikan perasaan itu, meskipun ia tidak tahu dari mana asalnya.

Akhirnya, Yosuke tiba di puncak bukit. Dari tempat ini, ia bisa melihat seluruh kota Hoshimura terbentang di bawahnya, dengan lampu-lampu kota yang berkilauan seperti permata. Namun, pandangannya segera beralih ke langit di atas, di mana Betelgeuse bersinar dengan cemerlang, seolah-olah bintang itu adalah satu-satunya benda di langit malam.

BETELGEUSE: Cahaya dari Ratusan Tahun yang LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang