chapter 8 , penyelamatan Reva dan hancurnya Crimson

19 9 0
                                    

Sore itu langit mendung ketika Jesse dan geng motor Crimson yang kejam berkonvoi di jalanan Kota Ciku. Anggotanya hampir seratus orang, mereka mengendarai motor mereka dengan liar, membuat onar di jalan, dan merusak dagangan warga. Warga ketakutan dan mencoba menghubungi polisi.

"Hei, cepat telepon polisi!" teriak seorang warga.

Namun, sebelum telepon itu terhubung, Jesse melihatnya dan langsung bergerak. Dia mengambil ponsel dari tangan warga itu dan menendangnya dengan kasar.

"Kita menuju markas geng STM Edo. Ayo, hancurkan mereka!" perintah Jesse.

Geng Crimson melaju kencang menuju markas STM Edo. Di sana, para siswa STM Edo biasanya berkumpul setelah sekolah. Sore itu, mereka asyik bermain di basecamp mereka. Semua siswa ada, kecuali pemimpin mereka, Ichiro.

"Lihat, Crimson datang!" seru salah satu siswa.

"Cepat kabur dan hubungi Ichiro!" perintah sahabat Ichiro.

Para siswa STM Edo mencoba melarikan diri, tetapi sudah terlambat. Geng Crimson yang kejam sudah menyebar di sekitar mereka. Pertempuran tak seimbang pun terjadi. Crimson dengan kejam membantai para siswa STM Edo yang tidak siap.

",di mana pemimpin kalian!?" tanya Jesse sambil mencekik leher salah satu siswa.

"Sudah, bos, sebaiknya kita menuju bengkel geng motor Final Fantasy. Mungkin bos mereka ada di sana," saran salah satu anggota Crimson.

Jesse dan gengnya segera menuju ke bengkel geng motor Final Fantasy. Namun, saat mereka tiba, hanya ada beberapa anggota geng yang sedang mengutak-atik motor. Juga ada Reva, adik dari Zai, pemimpin geng motor Final Fantasy.

"Damn, tidak ada yang menarik di sini," keluh Jesse.

Namun, Jesse tidak kehabisan akal. Matanya tertuju pada Reva.

"Hei, anak ini adik Zai, kan? Kita culik dia. Pasti Zai akan datang kalau gitu," rencananya.

Anggota Crimson segera bergerak. Mereka menangkap beberapa anggota geng motor Final Fantasy dan tentu saja Reva. Jesse mengambil ponsel Reva dan menelepon Zai.

"Hallo, Revaa... kamu ada di mana?" suara Zai terdengar di telepon.

"Dia ada di markas kami. Kalo Lo mau dia selamat, datanglah ke sini," tantang Jesse.

Zai langsung paham apa yang terjadi. Amarah dan kekhawatiran bercampur dalam dirinya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menuju markas Crimson. Di tengah perjalanan, Ryota, sahabat Zai, menghentikannya.

"Zai, gue tahu apa yang sudah terjadi. Gue akan membantumu," kata Ryota.

Mereka berdua penuh amarah dan kekhawatiran terhadap Reva. Tanpa membuang waktu, mereka bergegas menuju markas Crimson. Sesampainya di sana, mereka melihat ratusan anggota Crimson di depan mereka.

"Anjing Lo semua !" umpat Ryota.

Tanpa pikir panjang, Ryota langsung berlari ke arah kerumunan anggota Crimson. Amarahnya meledak-ledak karena mereka berani menculik Reva, kekasihnya.

"Ryota, hati-hati!" teriak Zai.

Zai mengikuti Ryota, dan mereka berdua melawan anggota Crimson. Pertarungan sengit terjadi, dan mereka berdua mulai kehabisan tenaga.

"Jumlahnya terlalu banyak, Zai," desah Ryota sambil memukul anggota Crimson di hadapannya.

Terdengar tawa penuh dendam dari atas tumpukan mobil bekas. Jesse melompat ke bawah dan berlari ke arah Zai.

"Kalian sudah datang rupanya. Ayo, kita lanjutkan pertarungan kita," tantangnya.

Zai dan Jesse terlibat dalam pertarungan sengit. Mereka saling serang dengan teknik bertarung yang seimbang.

"Ryota, buruan selamatkan Reva!  Gue yang menahan Jesse ini!" perintah Zai.

Ryota mencoba menerobos ke dalam markas untuk menyelamatkan Reva yang diikat di kursi. Sementara itu, Zai kesulitan menghadapi serangan Jesse yang bertubi-tubi.

Tiba-tiba, suara klakson truk terdengar. Truk itu penuh dengan para siswa STM Edo yang siap membantu Zai.

"Kaliannn semua!!, ayo hancurkan Crimson!" seru Ichiro kepada rekan nya.

Pertempuran menjadi lebih seimbang dengan datangnya bantuan dari STM Edo. Ryota terus menghajar anggota Crimson yang mencoba menghalanginya menuju Reva.

"Reva, cepat naik ke punggungku, aku akan menggendongmu!" kata Ryota.

Ryota menggendong Reva dan segera melarikan dia ke tempat yang aman.

"Zai, gue sudah menyelamatkan Reva! Ayo kabur sebelum polisi datang!" teriak Ryota.

Zai berencana segera kabur, tetapi Jesse terus mengejarnya.

"Apa lo akan kabur haa!? Padahal ini baru dimulai," tantang Jesse.

Pertarungan antara Zai dan Jesse masih berlanjut. Tiba-tiba, suara sirene polisi terdengar dari kejauhan.

"Polisi sudah datang! Cepat kabur!" seru Ryota pada Ichiro dan teman-temannya.

Ichiro masih melanjutkan pertarungannya dengan anggota Crimson.

"Ryota, kau pergilah! Aku akan membantu Zai di sini!" perintah Ichiro.

Ryota ragu sejenak, tetapi kemudian dia berlari menuju tempat Reva menunggunya.

"Pergilah dan bawa Reva ke tempat yang aman!" teriak Zai.

Zai dan Jesse masih bertarung sengit. Akhirnya, Zai berhasil menendang Jesse, membuat Jesse terpental dan membentur mobil.

"Lo ga berubah ya, Jesse. Masih terlalu Brutal seperti dulu," desah Zai.

"Gue akan pergi karena tujuan gue, sudah tercapai," lanjutnya.

Zai melihat ke arah Ichiro yang masih bertarung.

"Ichiro, cepatlah! Polisi sudah datang!" seru Zai.

Ichiro menyudahi pertarungannya dan menyuruh teman-temannya untuk segera kabur. Zai mencoba menyalakan motornya, tetapi Jesse kembali bangkit dan berlari ke arahnya.

"Mau kabur ke mana?" tantangnya.

Tiba-tiba, "Dorrr!" sebuah suara tembakan memecah kesunyian. Peluru itu mengenai kaki Jesse. Zai yang melihatnya segera kabur dari lokasi. Para anggota Crimson panik dan melarikan diri.

Polisi segera menangkap Jesse, meskipun dia masih mencoba melawan bahkan dengan kakinya yang sudah terkena timah panas. Dia mengambil pisau dari sakunya dan mencoba menyerang polisi.

"Dorr! Dorr!" dua suara tembakan lagi.

Peluru itu mengenai dada Jesse, dan dia tersungkur jatuh. Darah mengalir dari dadanya, dan polisi segera mengamanakannya.

Jesse, pemimpin geng motor Crimson yang kejam, telah terbunuh di tempat.

Kota Ciku akhirnya bisa bernapas lega dari ancaman geng motor kejam itu. Zai, Ryota, dan Ichiro, masing-masing dengan luka dan memar, berkumpul di tempat aman. Mereka saling memeriksa kondisi satu sama lain.

"Gue senang kalian berdua baik-baik saja," kata Zai pada Ryota dan Reva.

"Terima kasih, Zai. Kita beruntung bisa keluar dari situ," balas Ryota.

"Jesse sudah mendapat balasan yang setimpal," gumam Ichiro.

Mereka bertiga saling bertatapan, memahami bahwa persahabatan dan kerja sama mereka yang kuat telah menyelamatkan mereka dari maut.

Our Promise  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang