Dokter 3

10.2K 95 17
                                    

🌺🌺🌺

Pov. Lita

Keinginan ibu mertuaku untuk punya cucu, telah membuatnya tega membawa perempuan lain dalam kehidupan rumah tanggaku. Dewi, akan dinikahkan dengan suamiku. Dan, sepertinya, mas Yuda tidak bisa melawan kehendak ibunya itu.

Aku benar-benar terluka. Aku memerlukan tempat berkeluh kesah, untuk menentukan langkah apa yang harua aku ambil. Pikiranku hanya tertuju pada mas Yoka, karena selama ini, dia yang tahu permasalahan keluargaku dan selalu mendukungku.

Pagi itu, aku mendatanginya di rumah sakit. Dia sedikit kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Dengan penuh khawatir, mas Yoka bertanya apa yang sudah terjadi padaku. Mata sembab dan wajahku yang kuyu sudah bisa menceritakan seperti apa beratnya masalahku.

Setelah ku sampaikan semuanya, tanpa ku sangka mas Yoka memberi solusi di luar kewarasanku. Dia ingin menjadikanku ibu dari anaknya. Hal yang tak pernah ku duga sama sekali. Aku sempat berang padanya. Tapi mas Yoka berusaha meyakinkanku kalau itu adalah jalan supaya ibu mertuaku tidak meributkan lagi soal cucu dan membatalkan pernikahan kedua mas Yuda.

Aku bingung. Kelu atas semua masalahku ini. Mas Yoka lalu mendekatiku. Diciumnya kening dan pipiku. Aku tak tahu mengapa aku membiarkan saja dia melakukan itu. Kemudian ciumannya beralih ke bibirku. Satu kecupan, menjadi satu lumatan panjang. Aku menyambut ciuman itu.

Kami berpagut bibir. Hangat dan mesra sekali. Ku nikmati kuluman dan cumbuannya yang membuatku melayang, hingga tak sadar, aku pun mengerang lirih.

Tangan mas Yoka membuka kancing blusku, lalu masuk dan memainkan dua tetekku. Rasanya sungguh luar biasa. Ketika emosiku berpadu dengan gairah yang menyala, hal itu menumbuhkan hasrat yang berkobar deras untuk menuntaskannya.

Sayang, ketukan di pintu membuyarkan konsentrasi kami. Dengan tergeragap dan terburu-buru, aku merapikan lagi penampilanku. Pintu dibuka kembali oleh mas Yoka, dan masuklah seorang suster yang mengatakan jika ada pasien yang harus segera di tangani.

Sekilas, perawat itu melirik padaku. Aku pura-pura mengusap mataku. Sepertinya dia tahu kalau mataku sembab. Lebih baik dia mengira mas Yoka membuatku bersedih daripada kepergok sedang ciuman kan.

Aku lalu pamit pada sepupu suamiku itu.
"Pikirkan lagi Ta, usulku tadi,"pesan mas Yoka sebelum aku keluar dari ruangannya.

Aku hanya mengangguk. Aku pulang dengan membawa beban di hati yang memang masih berat, tapi cukup berkurang karena aku sudah membaginya dengan mas Yoka.

Sesampai di rumah, ternyata mas Yuda sudah pulang.
"Mas, tumben sudah pulang?,"

"Iya. Ada hal penting yang mau kubicarakan,"

Hatiku kembali was-was. Apakah mas Yuda akan membicarakan tentang Dewi?
Aku lalu mengambil duduk di depannya.

"Ta, seperti yang kita tahu, em..ada masalah dalam rumah tangga kita. Dan, ibu memberikan sebuah solusi untuk itu. Setelah kupikirkan baik-baik, sepertinya, ada baiknya aku menerima saran ibu,"

Hatiku makin berdebar kencang. Perempuan mana yang sanggup mendengar suaminya akan menikah lagi.
"Saran..apa mas?,"tanyaku, pura-pura menanggapi, meskipun aku tahu jawaban mas Yuda akan menjadi pisau tajam yang menusuk jantung ini. Setidaknya, aku ingin lebih bersiap walaupun cuma beberapa detik, meski aku tahu, sampai kapanpun aku tak kan siap dimadu.

Mas Dokter, Ayah AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang