Andre, Bian, dan Jefi sedang berkumpul di warung milik Bian nongkrong seperti laki laki pada umumnya, mereka juga sudah membahas banyak hal, bahkan hal hal random
Radji yang sedang berjalan jalan melihat mereka semua lalu menghampiri mereka "permisi, boleh gabung" tanya Radji
"Tentu saja boleh atuh, mangga calik" jawab Bian menyuruh Radji untuk duduk "ko ga pada sama pacar pacarnya" tanya Radji
"Siang siang gini mereka masih pada kerja, lu sendiri teh ga kerja?" Tanya Jefi "saya lagi pekerjaan" jawabnya "lu kan kaya Rad punya perusahaan ngapain nyari di kampung"
"Nah iya di kampung susah pisan nyari pekerjaan Rad" Andre
"Iya, lo mau nyari kerja apa Rad" Bian
"Tetangga sebelah rumah gw tuh Rad lagi nyari karyawan" Jefi
"Kerja apa" Radji
"Supir angkot, mau lu kalo mau gw daftarin" Jefi
"Boleh lah Jef, ini wa gw nanti hubungin di sini aja" Radji"Ga ngopi lu Rad" tanya bian "boleh lah satu Bi" jawab Radji, Bian langsung membuatkan kopi untuk Radji mereka semua berbincang banyak hal dan Radji juga mempertanyakan tentang Lilian
Bilkis yang melewati warung Bian langsung berhenti saat melihat Radji ada di sana, ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah neneknya
"Hai ganteng" ujar Bilkis sembari memegang dagu Radji berniat untuk menggoda Radji
"Murah" cicit Jefi melihat sifat Bilkis yang semakin menjadi jadi, Bilkis yang mendengarnya langsung berbalik dan menatap tajam Jefi
"Apa maksud lu" bentak Bilkis tak terima dengan apa yang Jefi katakan "lu murahan sebelas duabelas sama mak lu"
Bilkis menyiramkan segelas kopi ke arah Jefi, sontak Jefi menggebrak meja dan menatap tajam Bilkis "lu kalo ga ngerasa murahan ga usah bersikap kaya gitu bego" ujar Jefi kesal
Chaca dan Lilian yang akan ke warung Bian melihat aksi Bilkis kepada Jefi, Chaca berlari dan menarik kasar bahu Bilkis
"Gelo ya maneh (gila ya kamu)" ujar Chaca kesal sementara Lilian hanya diam di samping Bian yang baru saja keluar dengan satu gelas kopi di tangannya
"Pacar maneh tuh yang nanaonan (pacar kamu tuh yang apa apaan)" ujar Bilkis "maneh kan emang murahan Bilkis (kamu kan emang murahan Bilkis)"
"Alah loba bacot sia kos si broken home Lilian (Halah banyak bacot lu kaya si broken home Lilian)" ujar Bilkis yang emosinya sudah memuncak ia menjambak rambut Chaca kasar
Lilian yang melihat sahabatnya di jambak langsung menarik kasar lengan Bilkis "ari maneh tong maen lengen atuh (kamu ini jangan main tangan dong)"
***
"Lia si Chaca kunaon (Lia si Chaca kenapa)" tanya Jeva yang melihat raut wajah Chaca "berantem" jawab Lilian singkat
"Berantem jeung saha Cha, jeung si Jefi? Tenang Cha urang bere pelajaran wawanianan nganyenyeri sobat aing (berantem sama siapa Cha, sama si Jefi? Tenang Cha kita kasih pelajaran berani beraninya nyakitin sahabat gw)"
"Lain gara gara si Jefi Ren (bukan gara gara si Jefi Ren)" ujar Lilian "terus siapa" tanya Jeva yang ikut mulai kesal "tapi gara gara si Bilkis tau"
"Kunaon deui si itu si luman (kenapa lagi si itu si luman" Jeva
"Dia nyiram kopi ke si Jefi" Lilian
"Si Bilkis makin sini makin gila ya, dia selalu ngusik hidup orang kalo ga ngusik ya nyambung mulu padahal ga di ajak juga"Jeva, Lilian, dan Chaca tertawa mendengar ucapan Rena "maklum lah Ren keluarga minus" sambung Chaca "heh kalian jangan gitu atuh" Lilian juga ikut tertawa namun ia menahannya
"Yaelah Lia jangan di tahan tahan ketawa aja ketawa" ujar Jeva yang menyadari Lilian menahan tawanya
"Si Chaca mah da emang belegug (si Chaca tuh ya emang biadab)" ujar Jeva tertawa kencang "eh Lian kaya si Radji suka deh sama kamu" ujar Rena tiba tiba, seringai di wajah Lilian terukir
"Ga akan ada yang mau sama Aku Ren, Aku ga punya orang tua dan Aku juga ga kaya Ren, mustahil banget orang kaya Aji suka sama spek Aku" batin Lilian
Teman temannya yang menyadari Lilian melamun menepuk bahunya "jangan ngelamun ari Kamu" ujar Chaca "dulu Andre suka sama Lilian terus di tolak eh pas ketemu Jeva langsung kena pelet si Jeva"
"Udah atuh Ren jangan di bahas nanti teh si Jeva pundung" ujar Lilian "santai ajalah Lian kan itu dulu bukan sekarang" saut Jeva
"Tau ih Lia mah terlalu mikirin perasaan orang lain jadi kitu da" Chaca
"Ah nggak tuh cha biasa aja" Lilian
"Kata Kamu biasa aja teh da teu ngarasa" Rena
"Kalian mah ih marah marah terus sama Lian teh" LilianVote nya seng biar semangat up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Gadis Desa | MARKHYUCK
Teen FictionLapak markhyuck, kalo ga suka sama ceritanya mending skip aja ya Cinlok di sebuah desa, tempat persembunyian Radji dari orang tua dan bodyguard orang tuanya.