Welcome to my story "Reason to Believe"
Happy reading guys*
*
*
*
*
Seandainya hanya fatamorgananyalah yang ku jumpai , kelak bukanlah air mata yang akan mewakili
*
*
*
Katanya ; Percaya ibaratnya tissue . Sekalinya rusak , tidak akan kembali seperti semula . Entah itu karena kusut atau mungkin terkena cipratan air . Akan sangat mahal apabila dinyatakan , amat sulit bagaimana ia tanggapi .
Klikk
-
-
-
" Ayo , ayo . Cepat . "
" Semuanya , cepat berkumpul . "
" Ayo dong , kok lama sih . "
" Hey , cepet . "
" Awas hati-hati ya . "
" Eh , itu kamu . Malah bengong disitu . Cepat ke barisan . "
" Astaga . Kalian ini udah anak SMA tinggal diminta kumpul aja susah banget sih . "
" Ayo cepat ! "
....
Yahh, kurang lebih seperti itulah gambaran bagaimana OSIS menginstruksikan siswa/i lainnya untuk segera memasuki aula dan bergabung dengan barisan siswa/i yang sudah lebih dulu tiba .
" Ck . Enggak ada calm-calmnya baget sih . Dipikir kita bebek apa ? Diburu-buru terus . " Decak Rhea yang berjalan dibelakang Sea . " Se , ngerasain juga kan ? " Sambungnya .
" Berisik . " Ucap Sea yang masih mencoba mengejar barisan agar mendapat barisan terdepan .
" Udah Se , disini aja . Ngapain juga didepan . Males banget , deh . " Rhea yang mulai mengomel karena merasa risi berdiri ditengah-tengah bak mengapung diantara lautan kepala-kepala .
Yahh , tinggi Rhea memang sedikit lebih pendek dari Sea . Karena itulah , gadis itu memilih untuk berjongkok . Pikirnya , tidak akan ada yang melihat dirinya yang seperti itu .
Namun siapa sangka , kini seorang lelaki tengah berdiri tepat dibelakangnya dengan raut wajah datar tanpa ekspresi dan sikapnya yang dingin memerhatikan gadis itu . Kalau diperhatikan lebih lama dari atas , gadis itu tampak seperti anak kecil yang tengah merajuk karena tidak dibelikan mainan atau bisa jadi permen gulali .
Tubuhnya yang kecil nan pendek dengan rambut panjang hitam legamnya yang nyaris menutupi keseluruhan punggungnya , gadis itu terlihat seperti anak kecil karena hanya bagian kepalanya saja yang terlihat . Sementara tubuhnya yang lain sebagian tertutupi rambutnya yang terurai seolah melahap habis tubuh gadis itu .
Tanpa disadari , kini lelaki itu ikut berjongkok tepat disampingnya . " Apa yang kamu lakukan ? " Suara dingin itu terdengar seperti mengintimidasi walau hanya seperkata yang diucapkannya namun melihat pemilik suara , mampu membuat gadis itu terdiam sesaat ditempatnya . " Get up . Ikuti barisan . " Sambungnya . Setelah mengucapkan itu , lelaki itu segera bangun kembali dan mengikuti ke dalam barisan dengan anggota OSIS lainnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to Believe
Teen FictionTak akan ku ceritakan . Mungkin sejauh ini kamu dapat merasakan , tentang nyaman bukanlah tujuan . Mungkin kamu salah taruh harapan . Menceritakan seorang gadis bibliophile yang banyak mengunggah diri lewat karya sastra . Dengan sastralah ia dapat...