Love in Rockstar

558 47 4
                                    

Di tengah gemuruh sorakan penonton dan kilatan lampu panggung, Jennie dan Vincent berdiri berdampingan, menguasai dunia mereka dengan kekuatan musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah gemuruh sorakan penonton dan kilatan lampu panggung, Jennie dan Vincent berdiri berdampingan, menguasai dunia mereka dengan kekuatan musik. Jennie, seorang vokalis karismatik dengan suara serak nan memukau, membawa aura magnetis yang membuat setiap mata tertuju padanya. Sementara Vincent, gitaris berbakat dengan gaya liar dan senyum menawan, mengiringi setiap nada dengan permainan yang memukau.

Keduanya datang dari latar belakang yang berbeda. Jennie, anak perempuan dari keluarga sederhana yang besar di pinggiran kota, sedangkan Vincent, seorang anak kota besar yang tumbuh di tengah-tengah kemewahan. Namun, musik mempertemukan mereka, mengubah hidup mereka selamanya. Di atas panggung, mereka adalah pasangan tak terkalahkan, saling melengkapi dalam setiap harmoni dan nada. Tapi, di balik gemerlap lampu dan kejayaan itu, ada cerita-cerita yang belum terungkap, rahasia yang tersimpan rapi, dan cinta yang diuji oleh waktu dan ambisi.

Dalam dunia yang penuh sorotan, di mana setiap keputusan bisa mengubah segalanya, Jennie dan Vincent harus memilih: tetap bersama di tengah badai atau tenggelam dalam mimpi mereka masing-masing.







Suara gitar Vincent bergema di ruangan itu, memenuhi setiap sudut dengan melodi yang memikat. Di atas panggung, Jennie memejamkan mata, membiarkan suaranya mengalir selaras dengan petikan gitar. Mereka baru saja menyelesaikan lagu terakhir untuk malam itu, dan gemuruh sorakan penonton membanjiri mereka seperti gelombang pasang. Malam ini, sekali lagi, mereka telah menaklukkan panggung.

Di balik senyum kemenangan yang terpampang di wajah mereka, hanya mereka yang tahu betapa beratnya perjalanan ini. Bukan hanya tentang menciptakan musik yang mereka cintai, tetapi juga tentang menghadapi tekanan, tuntutan, dan ekspektasi dari dunia di luar sana. Setelah lampu sorot benar-benar mati, realitas kembali menghantam mereka dengan keras.

Di belakang panggung, Vincent dengan cepat menghisap rokoknya, menatap ke kejauhan dengan mata penuh keraguan. "Berapa lama lagi kita bisa bertahan seperti ini, Jen?" tanyanya, suaranya nyaris tenggelam dalam hiruk pikuk di belakang mereka.

Jennie menoleh, menatap Vincent dengan mata tajam yang dipenuhi keletihan. "Selama kita bisa, Vin," jawabnya singkat, namun dengan nada yang tegas. "Ini hidup kita sekarang, ini mimpi kita."

Vincent menghela napas dalam-dalam, menyadari beratnya kata-kata Jennie. "Aku tahu, tapi kadang aku merasa kita kehilangan sesuatu... sesuatu yang dulu membuat kita jatuh cinta pada semua ini."

Jennie terdiam, menatap Vincent dalam-dalam, mencoba membaca pikiran di balik matanya. Mereka sudah terlalu jauh untuk mundur, terlalu banyak yang dipertaruhkan. Musik adalah darah mereka, panggung adalah rumah mereka, tapi di dalam hati, Jennie tahu bahwa ada yang berubah. Sesuatu yang tak kasat mata, namun begitu terasa.

"Vincent," Jennie akhirnya berkata, "kita hanya perlu menemukan jalan kembali. Ke tempat di mana semuanya dimulai. Mungkin itu tidak mudah, tapi kita bisa melakukannya."

ONESHOOT : TAEHYUNG JENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang