☆彡 2. Cha, it's me, Ical

137 30 158
                                    

Arsa terpaku di posisi jongkoknya, tangannya gemetar setelah mendengar suara perempuan itu di ujung telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsa terpaku di posisi jongkoknya, tangannya gemetar setelah mendengar suara perempuan itu di ujung telepon.

Ingatan mengenai hubungannya dengan Salvio kembali menghantam bagai gelombang besar. Iya, mereka sudah putus, dan itu semua diakibatkan egoisme Arsa sendiri.

Gadis itu mengakhiri hubungannya dengan Salvio karena merasa Salvio tak bisa mengerti betapa stres dan pusingnya ia selama belajar keras untuk tes seleksi masuk Perguruan Tinggi.

Arsa juga merasa semakin lama semakin sulit untuk dirinya dan Salvio bertemu karena Arsa yang sibuk belajar dan Salvio yang sibuk dengan kegiatan kampus, entah mengerjakan tugas, kerja kelompok, atau bahkan menjadi MC—iya Salvio sering menjadi MC di berbagai acara, bersama perempuan lain.

Arsa merasa ditinggalkan dan mulai menganggap Salvio sudah tak peduli terhadap hubungan mereka akibat sulit menemukan jadwal yang sama untuk sekedar bertemu. Padahal, saat Arsa mengajak putus, Salvio sudah memohon-mohon agar Arsa dapat memikirkan keputusannya kembali.

Rasa sayang Salvio terhadap Arsa begitu besar hingga Salvio masih mengusahakan hubungannya bisa bertahan dengan gadis itu. Tapi Arsa kekeuh ingin putus, katanya kesibukan mereka sudah berbeda dan Arsa juga sudah tak mampu melihat Salvio menebar senyum serta keceriaannya pada perempuan lain sebagai MC di panggung.

Karena Arsa merasa frustasi dengan segala hal yang ada di kepalanya, keputusan itu tercetus secara tiba-tiba.

Salvio yang awalnya masih semangat mempertahankan akhirnya menyerah juga. Ia menerima keputusan Arsa dan berujung mendapatkan pacar baru, orang yang mengangkat telepon Arsa barusan.

Di tengah emosi yang campur aduk, Arsa mengeratkan pegangannya pada HP dengan tangan gemetar. Pikirannya kacau, hatinya terasa hancur. Namun dengan cepat ia menjawab, "o—oh bukan siapa-siapa kok, maaf ya saya salah sambung," katanya sebelum memutuskan sambungan telepon.

Matanya hendak memproduksi air mata lagi namun dengan segera Arsa tahan. Tanpa pikir panjang, ia berdiri untuk mengambil jaketnya serta mengganti celananya dengan celana panjang.

Arsa mengantongkan HPnya sebelum beranjak keluar dari rumah, berharap udara segar di taman dapat menenangkan pikirannya.

Tapi, bukannya Arsa menemukan ketenangan, yang ada malah rasa penyesalan yang semakin kuat di dalam dirinya. Langkah Arsa bahkan terasa berat seolah mengangkat beban emosional yang sangat besar.

Gadis itu duduk di bangku taman dengan pikiran tentang Salvio dan keputusan yang telah dibuatnya. Hati kecilnya bertanya-tanya, apakah ada jalan kembali?

Ah, tapi rasanya sudah terlalu terlambat untuk mengusahakan Salvio kembali ke pelukannya.

Tatapannya kosong, kakinya sesekali menendang kerikil. Arsa menyadari betapa bodoh dan egois dirinya saat itu. Penyesalan semakin menyelimuti kala ia mengingat kata-kata tajam yang diucapkannya kepada Salvio saat mengakhiri hubungan mereka.

Hit Home | Sunghoon & Wonyoung [twoshot] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang