2019 sebuah penyakit melanda beberapa negara, salah satunya Indonesia. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan agar anak sekolah belajar dirumah. Saat itu aku menduduki kelas 8 SMP. Beberapa hari setelah kebijakan pemerintah diberlakukan, aku benar-benar bosan, pasalnya tidak boleh keluar, dan harus membatasi diri untuk berinteraksi secara langsung.
Pagi itu, aku membuka ponsel dan iseng mendownload beberapa sosmed, salah satunya adalah Instagram. 1 jam setelahnya, beberapa notifikasi masuk di handphone ku, ternyata itu notif beberapa temanku yang baru saja mengikuti akun ku itu.
9 Maret 2019, aku melihat followers ku yang sudah semakin banyak, tapi kali ini ada yang berbeda, aku melihat notifikasi pesan masuk.
"hai, boleh kenalan ga?"
"aku Fahreza Darel Pratama, nama kamu?""boleh, aku Alita."
Sebuah awal percakapan yang tak ku sangka akan berlanjut dan mengisi hari-hari ku selanjutnya.
12 Maret, awal pertemuan kita. Pertemuan yang sangat mengesankan sekaligus canggung untukku. Saat itu kamu menceritakan segala aktivitas favorit mu, yang salah satunya adalah bermain futsal.
"Kenapa kamu sangat menggemari futsal?"tanyaku pada Darrel."Kamu harus tau, futsal benar-benar membantu ku untuk meluapkan semua masalah yang kerap terjadi padaku."Jelas Darrel
Kamu juga menceritakan beberapa makanan, warna, dan parfum favoritmu. Aku ingat sekali, kita mengobrol tanpa adanya rasa canggung. Awalnya aku kira pertemuan kita dipenuhi kecanggungan, namun nyatanya tidak. Kamu sangat pandai membuka topik pembicaraan, sekaligus mencairkan suasana, benar-benar menyenangkan. Suara tawa khas milikmu juga sesekali masih terlintas di kepala ku, suara khas yang saat ini sangat ku rindukan.
Di perjalanan pulang. Aku sadar, kamu mengamati wajah ku lewat kaca spion motor mu itu. Aku melirik sekilas dan ya, pupil mata kita bertemu. Suasana ini benar-benar membuat ku gelagapan, beberapa kali aku memalingkan wajah agar menghindari kontak mata dengan mu.
"kamu cantik."Ucap Darrel sembari tersenyum padaku lewat kaca spion milik nya. "Hah apa kak? Alita ga denger."Balas ku dengan berpura-pura tidak mendengar.
Darrel menatap jalanan di hadapannya,"gapapa. Lupain aja."
Aku yang mendengar itu merasa puas, hahahah maaf ya, sebenarnya aku dengar kok. Aku menatap punggung milik mu, dan aku melihat kearah lengan mu yang sedikit memerah, yaaa, sepertinya itu alergi.
"kakak ada alergi makanan ya?"tanyaku
"Nggak."Ucap Darrel "Yang bener, ga boleh bohong tau kak,,,, dosa."Timpal ku.Darrel tertawa canggung "hehehe iya iya, aku alergi udang."
"Kok ga bilang, maaf ya kak, makanan tadikan ada udang nya."
"Udah gapapa cantik, lagian cuma alergi doang,"ucapnya padaku. "Yahhh aku jadi ngerasa bersalah banget."
Darrel mengelus lembut kepala ku."Udah gapapa, aku gapapa, jadi ga perlu ngerasa bersalah ya cantik."Ujarnya sembari mencolek hidungku.
Hahaha aku tersipu malu, rasanya pipi ku hampir memerah seperti tomat.
"Lagi-lagi aku mengatakan, aku sangat merindukan mu."
Batas.waktu