Abstract

565 95 13
                                    

Hinata mendengus. Dia menatap layar laptop yang menampilkan aplikasi microsoft word. Tugasnya hari ini adalah membuat paper. Dia melihat judul papernya sendiri dengan tatapan nanar. "Pengaruh Jaringan Kriminal Terhadap Sistem Hukum: Studi tentang Penyalahgunaan Kewenangan dalam Proses Penegakan Hukum". Judul yang sangat mengesankan. Gadis itu mendengus dan Sakura, asistennya, datang membawakan jus.

"Tolong puji aku," kata Hinata. "Aku yang putri mafia ini menjadikan keluargaku sendiri sebagai studi kasus."

Penyalahgunaan wewenang dalam jaringan kriminal, jelas banyak sekali dilakukan oleh ayahnya dulu sebelum akhirnya meninggal. Menyuap jaksa, membayar pengacara, menghilangkan bukti, membunuh orang-orang yang mengusut keterlibatan mereka, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Semua yang dilakukan ayahnya tercatat rapi dalam jurnal yang dibuat Hiashi untuk memberikan ilmu kepada Hinata nanti ketika meneruskan bisnis mereka.

Namun Hinata terlalu malas mempelajarinya. Lebih tepatnya, dia hanya ingin bersantai saja. Dulu bisnis ayahnya merajalela dan menguasai berbagai sektor, tapi sekarang, Hinata hanya membiarkan bisnis perjudian, renternir dan agensi streamer saja yang berjalan. Prostitusi? Dia menutupnya karena geli melihat pria-pria gembul menggauli gadis-gadis cantik. Dia bahkan mengusulkan persyaratan bagi orang-orang yang akan membeli gadis-gadisnya untuk setidaknya memiliki dua kotak abs dan terlihat tampan, tapi kemudian Sakura melarang karena tidak ada penjual yang pilih-pilih pembeli. Akhirnya bisnis itu tutup karena keegoisan Hinata. Dia mendirikan agensi streamer yang menyediakan layanan streaming dengan gaya sensual, tapi dia memberikan kebebasan pada mereka untuk melakukannya atau tidak.

Sakura yang mendengar keluhan Hinata, ikut menghela napas. Dia melihat abstract yang dibuat gadis itu dan berkata, "kerja bagus, Ojouchan."

"Kamu kedengeran nggak ikhlas."

Bagaimana Sakura bisa ikhlas? Dia dulu melayani Hiashi sebagai asistennya dan ikut serta dalam sepak terjang mendiang dalam meningkatkan bisnisnya, tapi kini si tuan putri Hyuga justru bersikap seenaknya dan menghancurkan jerih payah yang dibangun ayahnya sendiri. Namun bagaimanapun juga, Hinata adalah atasan Sakura saat ini dan dia harus menurut.

"Saya sangat ikhlas." Wanita itu mencoba tersenyum dan Hinata melihatnya dengan tatapan malas.

"Aku malas ngerjainnya. Aku mau ke Pak Sasuke aja."

Sakura tertegun dengan perubahan mood Hinata yang tiba-tiba. "Sekarang?"

"Ya. Sebelum malam."

Hinata membawa laptopnya dan mengambil tas. Dia mengeluarkan mobil sport dua pintu hadiah ulang tahun ayahnya saat sweet seventeen dulu. Mobil yang masih lama, tapi Hinata suka memakainya karena itu hadiah dari sang ayah.

Gadis itu segera pergi dan Sakura hanya bisa menghela napas. "Hiashi-sama, putri anda makin lama seperti gadis biasa pada umumnya."

===

Hinata turun dari mobilnya. Dia berhenti tepat di depan pagar rumah Sasuke. Gadis itu mengambil laptop di sebelahnya dan keluar. Dilihatnya pintu rumah Sasuke terbuka. Gadis itu tersenyum, berpikir bahwa pria itu akan menyambutnya, tapi yang keluar justru seorang wanita seksi dengan oppai besar. Tampilannya seperti mami-mami mucikari, tidak. Hinata juga mucikari, tapi jauh lebih cantik. Yang jelas, wanita seksi itu mirip salah satu pelacur paling tua di agensinya.

"Nanti aku mampir lagi ya, Sasuke-kun." Wanita itu lalu mengecup pipi Sasuke. Bekas lipstiknya sedikit tercetak di pipinya. Sasuke dan wajah dingin kecutnya itu hanya berdeham. Dia ikut mengantar perempuan itu lalu tertegun ketika melihat Hinata ada di depan pagar rumahnya yang bertinggi rendah.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Sasuke.

Ekspresi Hinata langsung berubah masam. Bibirnya manyun cemberut, tapi dia tetap mendekatinya sambil melihat perempuan asing di depannya. Rambutnya oranye panjang dengan riasan tebal dan pakaian ketat. Hinata tertegun ketika melihat payudara wanita itu yang membusung besar. Dia juga melihat payudaranya sendiri dan dia merasa tenang karena hampir sama besarnya.

Knife JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang