Abstract 2

312 68 4
                                    

Hinata memasuki lepas tahun ketiga, sekarang. Artinya saat ini dia masuk semester 6. Mahasiswa semester 6 banyak disibukkan dengan berbagai macam kegiatan untuk menunjang portofolio dan mengisi daftar riwayat hidup. Salah satunya adalah magang. Namun itu bukan masalah pelik saat ini. Hinata menyelesaikan magangnya di biro hukum dengan 'sedikit' baik dalam prosesnya. Yang penting hasilnya memuaskan.

Meninggalkan topik magang, kegiatan wajib yang harus dilakukan mahasiswa semester 6 adalah... KKN. Kuliah Kerja Nyata. Intinya adalah mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat selama kuliah pada masyarakat. Semacam pelayanan sosial dan pengabdian masyarakat.

Ketika Hinata mengatakan rencananya untuk ikut KKN, seluruh anak-anak buahnya panik dan khawatir.

"Haruskah kita membersihkan desanya?"

"Benar, Ojousama! Kita bunuh semua warga desa! Bagaimana jika ada mata-mata dari grup lawan?"

"Jangan-jangan grup Sabaku juga ikut menyusup!"

"Kira-kira bagaimana cara membunuh mereka sekaligus?"

"Ada 1200 warga menghuni desa itu. Bagaimana kalau kita bakar saja?"

"Di bakar? Kamu mau ratusan damkar datang? Itu terlalu mencolok. Kita ledakkan sekalian!"

Hinata menghela napas panjang melihat kelakuan anak-anak Hyuga. Dia melihat Sakura dengan tatapan malas sambil menyandarkan dagu. Sakura justru tersenyum manis padanya.

"Mereka hanya khawatir pada anda, Ojousama!" Namun Hinata tahu apa yang Sakura pikirkan. Ketika wanita itu memanggilnya dengan sopan, artinya dia sedang merencanakan sesuatu.

"Sakura, buang golokmu itu. Aku tahu kamu mau memenggal kepala desanya." Hinata melihat senyum Sakura berkedut dan golok di tangan yang disembunyikannya jatuh berdenting ke lantai. Hinata lalu berteriak, "diam, kalian semua! Ini hanya KKN. Aku cuman... pergi selama 40 hari!"

"40 HARIIII?" Mereka justru berteriak. Lalu beberapa di antaranya menangis dan beberapa lagi berdiskusi untuk memikirkan rencana lain agar dapat mengamankan desa dan tentu saja menjaga Tuan Putri Hyuga tetap aman.

"Astaga, aku lelah sekali." Hinata mendengus. Dia tidak menyangka reaksi anak-anak Hyuga akan heboh begini.

Sakura tiba-tiba mendekatinya, "tenang saja. Saya akan meliburkan mereka semua saat anda pergi KKN."

Hinata menatap Sakura dengan tatapan ragu.

"Yang, bener?" Wanita itu tersenyum dan Hinata mengangguk lelah. "Ya sudah, lah. Pokoknya jauhkan mereka dari Desa Konoha dan jangan mengganggu KKN-ku."

Desa Konoha berbeda dengan Kota Konoha tempat Universitas Konoha berdiri. Kota Konoha dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan, dan desa terdekat dari Kota Konoha berada di bukit tertinggi yang disebut sebagai Bukit Hokage. Di bukit itulah, Desa Konoha berada.

Sakura terus tersenyum sambil melihat Hinata pergi ke kamarnya. "Baik, Ojousama..."

.

Hinata pikir, cukup anak-anak Hyuga saja yang rewel ketika dia akan pergi KKN. Rupanya Pak Sasuke juga begitu. Tentu saja dengan caranya sendiri. Padahal dia sendiri dosen KKN di Desa Konoha, tempat Hinata ditugaskan.

Hari ini adalah dua hari sebelum survei KKN pertama diadakan. Hinata masih bisa bersantai di rumah Sasuke. Dia menonton netflix sambil makan cemilan. Sasuke duduk tak jauh darinya. Dia hanya menatap gadis itu dalam diam.

"Persiapan KKN?" tanya Sasuke.

"Sudah diurus Sakura."

Sasuke bertanya lagi. "Proker?"

Knife JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang