03.

657 22 5
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cahaya bulan menyinari malam hari,kendaraan berlalu lalang sepanjang jalan,angin menerpa rambut pemuda yang sedang duduk balkon, menikmati kesunyian bumi yang tenang seakan tahu bahwa sedang ada pemuda yang menikmati itu semua.

Pikirannya melayang entah kemana,selalu mengganjal di benaknya, perkataan tadi pagi masih terngiang ngiang di dalam kepalanya,ia lelah mendengar perkataan memuakkan keluarganya, apakah harus ia menyerah?, sayang nya masih banyak misi yang harus ia selesaikan.

Kenapa dunia terlalu kejam untuk dirinya?,begitu keras untuk pemuda seumurannya, ntah kapan ini akan berakhir dirinya hanya mengikuti alur hidupnya yang terus maju seiring berjalannya waktu.

Luka di hati nya masih basah,lukanya belum kering, lalu sekarang sudah di tambah lagi, apa kurang penderitaan nya yang sudah di mulai bertahun tahun lalu.

"cape tapi belum boleh nyerah, masih banyak rintangan yang harus di hadapi,gw harus berubah!" Ucapnya dengan lirih tapi dengan bangga seolah olah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia harus kembali bangkit untuk menyelesaikan masalah masalah yang belum selesai.

Dengan menyenderkan punggu ke dinding balkon mata coklat terangnya melihat ke arah bulan yang sedang menyinari bumi dengan cahaya indahnya,ia tersadar bahwa masih ada harapan untuk ia mengembalikan keadaan yang telah berantakan, selagi berusaha semoga nantinya menjadi hasil yang lebih baik.

Setelah beberapa menit menikmati suasana malam yang menenangkan ia masuk ke dalam kamar nya lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian menjadi piyama tidur agar lebih nyaman.

Setelah pakaiannya tergantikan oleh piyama tidur ia merebahkan tubuhnya ke ranjang lalu memejamkan matanya, setelah beberapa detik terdengar dengkuran halus menandakan bahwa sang empu sudah tertidur.

***

Sebuah mata menerjap nerjap, dengan dahi berkerut, setelah beberapa kali menerjap mata indah nan ayu itu terbuka melihat ke arah jam yang ternyata sudah pukul lima lebih tiga puluh satu menit,ia segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya untuk bersiap siap sekolah.

Hari ini adalah hari senin dimana semua sekolah pasti mengadakan upacara bendera,sontak pemuda itu tidak boleh terlambat karena dirinya menjabat sebagai OSIS di sekolahnya.

setelah beberapa menit membersihkan diri ia keluar dari kamar mandi dengan penampilan rapih,sudah memakai pakaian biru abu dengan ditambahi jaket lionking yang melekat apik di tubuhnya.

Ia berkaca pada kaca yang bisa dibilang cukup besar terlihat ada dirinya di sana, ia mencoba untuk tersenyum sedikit namun senyuman itu luntur begitu saja ketika ia mengingat segala masalahnya.

tidak ingin menyia menyia kan waktu untuk berangkat ia beranjak keluar melewati ruang makan yang ternyata keluarganya sedang berkumpul disana untuk sarapan, tidak mau menambah drama ia segera pergi dari tempat tersebut lalu masuk ke dalam garasi untuk mengambil motor kesayangannya.

Ia tersenyum tipis ke arah motor kesayangannya,dan segera memakai helm seraya menunggu memanaskan motornya terlebih dahulu,lalu keluar dari garasi dengan si hitam motor kesayangannya,terlihat pa pedi yang sedang tersenyum dengan memegang sisi sisi pagar,ia keluar dari halaman rumah terus melaju semakin jauh dari sana.

Setelah beberapa menit berkendara ia telah sampai di sekolahnya,terlihat papan nama bertulisan WIDIYATA HIGH SCHOOL tertampang jelas tulisannya.ia memarkirkan motor nya lalu masuk ke dalam kelas 11.

Zayn Zhafir (hiatus sementata) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang