Bab 21, Lebaran.

254 32 4
                                    

Tak terasa bulan Ramadhan sudah dipenghujung, dan besok adalah hari yang ditunggu-tunggu. Ya hari raya idul Fitri.
Rencananya aku akan ikut bapak berlebaran di rumah bapak.

Pagi harinya saat aku sedang duduk dihalaman belakang rumah, tiba-tiba bapak menghampiriku.

" Alina, kamu mau berlebaran dimana?" tanya bapak mendekatiku.

" Alina ikut bapak saja boleh gak, Alina gak ada rencana pak," sahutku.

" Boleh saja nak, bapak mau lebaran di Hambalang, tapi nanti kamu kabari dulu bundamu supaya dia tidak khawatir." Ucap bapak lagi.

" Siap pak!" Jawabku.

" Kamu siapkan semuanya, nanti sore kita berangkat!"

" Baik pak, kalau begitu Alina mau siapkan barang-barang Alina dulu, yang mau Lina bawa," ucapku seraya berdiri, bapak mengangguk.

" Fit, kamu mau lebaran dimana?" Tanyaku ke Fitri setelah tiba dikamar.

" Fitri ikut mbak saja, boleh?" Tanyanya.

" Boleh saja, berarti kamu gak pulkam?"

" Enggak mbak," jawabnya.

" Ya sudah, kita akan ikut bapak ke Hambalang nanti sore, kita berlebaran di sana!"

" Persiapakan semua yang akan dibawa ya," ucapku lagi.

" Baik mbak!" Sahutnya.

Sore harinya, kami berangkat menuju rumah bapak yang berada di Hambalang, Bogor Jawa barat. Aku menggunakan mobilku sendiri yang disetirkan oleh Fitri, sedangkan bapak dengan mobil beliau.

Diperjalanan kami sempat berhenti sejenak untuk berbuka puasa dan sholat Maghrib, setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan.

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kami sampai dirumah bapak di Hambalang, karena sudah larut malam akupun langsung disuruh bapak untuk istirahat.

Keesokan harinya setelah sholat Subuh, aku duduk di balkon kamar, tidak lama kemudian Fitri masuk.

" Mbak, dipanggil bapak keruang tamu!" Ucapnya. Aku mengangguk lalu turun keruang tamu.

" Alina, kemari nak," begitu bapak melihatku.

" Iya pak," aku menghampiri beliau.

" Ini kamu pakai ya," bapak menyerahkan sebuah piper bag, saat ku buka ternyata sebuah baju abaya berwarna putih lengkap dengan pashmina nya.

" Ini untuk Alina pak, kapan bapak membelinya?" Tanyaku.

" Beberapa hari yang lalu, kamu pakai ya nanti kita sholat eid di masjid," ucap bapak.

" Baik pak!" Sahutku.

Sekitar pukul 7 pagi kami menuju masjid untuk melaksanakan shalat eid.

Setelah selesai sholat, begitu bapak mau keluar beliau langsung dikerumuni orang-orang. Ada yang ingin bersalaman, ada juga yang ingin berfoto dan sebagian perempuan nya lagi meneriaki mayor Teddy, aku hanya tersenyum melihat mereka.

Mereka berdesak-desakan, sampai-sampai aku sempat terpisah dan terdorong kebelakang, untungnya mas Risky berhasil menarikku kembali. Setelah itu bapak langsung memegangi tanganku, mungkin agar aku tidak terpisah lagi.

Sampainya dirumah bapak langsung mengajakku untuk makan sebelum pergi ke istana negara.

" Alina, kita makan dulu ya, setelah itu kita ke istana negara," ucap beliau.

" Baik pak!" Sahutku.

Kemudian kami segera menuju keruang makan. Setelah selesai kami segera menuju istana negara.

SANG PERWIRA_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang