Ayla hanya menangis di pelukan Auden yang menenangkannya. Aneh tapi nyata, laki-laki ini yang membuatnya menangis tapi dia juga yang menenangkannya.
Kecewa...
Kecewa yang sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata membuat Ayla hanya bisa menangis seperti anak kecil karena dia juga marah pada dirinya yang terus berharap pada laki-laki yang tidak mengharapkan dirinya.
"Maafkan Edde. Edde tidak ingin ini terjadi, semua di luar kendali Edde."
Ayla menatap suaminya dengan air mata yang telah mengering dan mata yang sudah sebesar bola golf kebanyakan menangis. Mau marah tapi tidak punya hak, jadi hanya bisa meratapi nasib sial ini.
Telunjuk Auden menyentuh hidung istrinya yang memerah, terus menemani Ayla yang menangis dan menenangkan walau tidak membantu apa-apa.
"Kenapa kamu harus buat semuanya jadi rumit? Kenapa tidak balik pada istrimu yang sempurna itu? Kenapa kamu begitu egois buat banyak hati yang terluka?" tanya Ayla dengan frustrasi.
Akhirnya dia sampai pada satu kesimpulan jika laki-laki di depannya begitu egois, tidak ingin melepaskan dirinya karena tak mau boneka seksnya pergi tapi juga tak ingin melepaskan istri sempurnanya.
Rasanya begitu muak melihat Auden dan mati rasa yang dirasakan pada laki-laki ini kian mengakar.
Auden yang memulai semua masalah ini. Andai laki-laki ini tidak memperkosanya sampai hamil, andai laki-laki ini mengikatnya dengan perjanjian menikah setahun, andai laki-laki ini melepaskan dirinya ketika perjanjian itu berakhir bukan mengikatnya untuk tinggal, andai laki-laki ini tidak terus-terusan membuatnya hamil, andai laki-laki ini tidak punya ibu seorang kompor meleduk.
Oh Tuhan... Ayla begitu lelah dengan semuanya. Sekarang bagaimana dia harus berjuang sendirian dengan anak tiga di saat Auden juga begitu egois untuk memiliki istrinya kembali?
Auden menatapnya lama tanpa membalas pertanyaannya. Saat tangan Auden terulur untuk mengelus wajahnya dengan cepat Ayla menepisnya karena tak sudi disentuh.
"Sampai kapan kamu akan terus menyiksaku seperti ini? Sampai aku mati?" tangis Ayla dengan emosi dan tubuh gemetaran menahan marah ingin sekali mencakar-cakar wajah Auden hingga hancur.
Auden terdiam lama sambil menarik napas tidak lega sama sekali dan kembali menatapnya lama. Ayla tidak suka dengan tatapan itu karena dia seperti seseorang yang punya penyakit mematikan dan akan mati esok. Dia benci itu!
Laki-laki itu berdiri, mata Ayla terus mengawasi ketika Auden terlihat memijat kepalanya begitu lelah. Tentu saja dia lelah karena harus mengurus banyak hal apalagi istrinya sedang sakit membuatnya kian tambah beban.
Auden berbalik menatapnya lembut membuat Ayla malah memberi tatapan menantang jika dia begitu muak pada suaminya.
"Huh!"
Lagi, helaan napas lelah dari mulut Auden membuat Ayla menyipit jika sakit Sandra tidak main-main hingga laki-laki itu bereaksi seperti ini.
Lagian untuk apa lagi mempertahankan dirinya? Dia kan sudah punya istri sempurna yang bisa dibanggakan di mana-mana, kenapa Auden masih juga mempertahankan seongok beban tak berguna seperti dirinya?
"Edde ingin memeluk Emme," ungkap Auden sambil tersenyum beberapa menit kemudian dan kembali menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
"Ahhhh sesak!" protes Ayla. Auden memeluknya begitu erat seolah dia mati besok.
Auden terkekeh dan melonggarkan pelukannya. Menatap Ayla sambil tersenyum manis dan menciumi seluruh wajah Ayla tanpa tersisa.
"Aku bukan anak kecil!" Ayla kembali protes sambil menendangkan kakinya sedangkan laki-laki itu malah semakin menggodanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/317586107-288-k695488.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU INGIN CERAI!
RomanceKamu hanya punya dua pilihan; MENCINTAIKU atau MENCERAIKANKU! ___ SEASON DUA CERITA BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU. BACA DULU CERITA PERTAMA.