Ponselku bergetar entah untuk yang keberapa kalinya malam ini. Notifikasi pesan masuk, panggilan masuk, hingga beberapa notifikasi lain dari sosial mediaku tidak berhenti sejak tadi. Tapi sungguh, aku sama sekali tidaj ada keinginan untuk membukanya. Semuanya karena aku tahu pasti isinya tidak jauh berbeda.
Bagaimana keadaanmu?
Apakah berita itu benar?
Bukannya kau kekasihnya?
Tapi berita beredar di sosial media mengatakan bahwa dia berkencan dengan wanita lain?Panggilan kembali masuk ke ponselku. Nathan Tjoe A On. Laki-laki itu sudah menghubungi kurang lebih lima belas kali dalam satu jam terakhir. Tapi sama aku juga mengabaikannya.
Aku merasa tidak ada yang perlu dibicarakan diantara kami jadi ya sudah, aku tidak akan mengangkat atau membalas pesan darinya.
--
Malam ini cuaca benar-benar tidak bersahabat. Ditengah musim panas tiba-tiba mendung datang melintasi balkon rumahku. Menutup cahaya bulan yang berpendar dengan terang karena ini adalah puncak purnama. Mengubah langit menjadi kelabu. Pun angin kencang membantu awan mendung bergerak cepat menutup pendar cahaya bulan.
Aku tidak baik-baik saja.
Itulah yang sebenarnya terjadi pada diriku malam ini. Sosial media ramai memberitakan Nathan Tjoe A On berkencan dengan wanita cantik hari ini. Beredar foto kedekatan mereka yang diduga beberapa bulan yang lain, sepertinya sejak bulan Juni?
Bulan dimana terakhir kali aku bertemu dengan Nathan, sebelum aku mengantarnya ke Bandara untuk kembali ke Rumahnya dan bekerja ke Swansea, UK.
Aku teringat sore itu di Bandara. Lelaki itu mengenakan kaos putih dan celana hitamnya. Rambutnya sedikit mulai panjang karena dia menolak untuk bercukur di barbershop di Jakarta. Dia akan bercukur di Rotterdam, begitu katanya.
Berdiri disampingku, tangannya tak pernah melepas genggamanku. Hingga ketika dia bersiap melanjutkan ke counter check in bandara dia mengubah posisinya berdiri di hadapanku.
"Kau baik-baik saja jika aku pergi sekarang?" Tanya-nya, masih dengan menggenggam tanganku.
"Ya, kau akan kemari tiga bulan lagi Nath. Kita akan bertemu lagi bukan?" Aku bisa menatap wajah murungnya sore itu yang tertutup oleh topi Loro Pianna putih pemberian salah satu fans-nya.
Mengangguk ringan, Nathan melepas tanganku, lalu merentangkan tangannya. "Bisakah kau memelukku sebelum aku masuk ke dalam?"
Aku tersenyum dan melangkah mantap memasuki pelukannya. Dia merengkuhku cukup erat, ada kecupan ringan yang dia berikan diujung kepalaku, sebelum kembali memelukku.
"Jaga dirimu ya. Aku janji akan menemuimu lagi September nanti. Aku mohon jaga dirimu." Begitu yang dia ucapkan sebelum kembali mengecup puncak kepalaku dan melepas pelukan kami.
Melambaikan tangan pergi meninggalkanku. Dan ternyata itu untuk selamanya, sepertinya..
Menghela nafas aku mencoba memberanikan diri membuka sosial media. Namanya menjadi trending topic teratas. Ada hujatan akibat pertandingan semalam yang menurut netizen dia tidak bertanding cukup baik. Ada semangat tang netizen lain berikan dan ada berita tentang dirinya dan Felicia - kekasih barunya.
Aku mencoba menelusuri lagi berita tersebut. Muncul banyak video dan foto yang menjadi bukti kedekatan mereka. Menonton bola bersama dan berada di dalam mobil Nathan. Baju, jam tangan, kalung, dan sepatu yang mereka pakaipun sama. Wow, mereka sangat romantis ternyata.
Baik, sudah, hentikan aktivitas bodoh mencari berita tentang Nathan. Semua sudah berakhir.
Aku meletakan ponselku ketika panggilan masuk dari Nathan kembali membuat ponselku bergetar. Aku masih tidak ingin mengangkat panggilannya.
Setelah panggilannya berhenti aku membuka satu pesan masuk teratas darinya.
Nathan Tjoe A On
Sayang, tolong angkat teleponku.
Aku butuh bicara denganmu.
Sungguh.Mengabaikannya terasa lebih baik daripada harus membalasnya.
Kembali ku letakan ponselku. Menyandarkan kepala pada sofa dan merasakan hembusan angin dingin yang membawa rintik hujan turun malam ini.
Oh, ternyata aku ada di fase ini.
Fase dimana akhirnya air mataku menetes karena tidak lagi mampu menahan rasa sesak yang dikirimkan oleh jantungku.
Ternyata aku merasakan sangat patah didalam sana. Air mataku benar-benar tidak terbendung sejalan dengan rasa nyeri yang semakin menyerangku. Bahkan untuk bernafas aku terasa sulit. Akhirnya aku merasa tersengal oleh tangisku sendiri.
"Nathan.." bisikku lirih ditengah tangisku. "Kau terlalu kejam untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan Tjoe A On - Heartache
FanfictionDia tidak pernah menyatakan cinta padaku, kami hanya terbawa suasana. Tapi pada akhirnya dia menyatakan cintanya pada wanita lain.