4

1.7K 228 11
                                    


*   *   *   *   *  

Setelah William pergi Zean pun segera membereskan apartemen, di mulai dari membereskan kamar, menyapu, membereskan ruang tv bekas William tidur dan juga mencuci piring.

Zean memang sudah terbiasa mengerjakan ini semua, bahkan semua isi rumah dia yg membereskan, kakak perempuan nya bahkan tidak pernah membantunya, dia hanya sibuk sekolah, bermain dan belanja.

Iri? Tentu saja, dia yang anak kandung sang ayah saja tidak boleh sekolah, bermain dengan teman dan belanja seperti sang kakak, dia selalu di suruh bekerja, memasak dan membereskan rumah.

Terlihat tidak adil, Zean sudah pasrah dia juga lelah hidup seperti itu makannya dia memilih kabur.

Zean selalu berharap Setelah ini kehidupan nya akan jauh lebih baik.

Um soal William, Zean terdiam sesaat

Memikirkan soal William Zean merasa ada yang aneh, William sangat baik padanya, bahkan rela tidur di sofa sedangkan dia di kasur, padahal yang majikan di sini adalah William.

Dan soal pekerjaan, di sebut apa pekerjaan yang dia lakukan, pembantu? Tapi terlihat tidak seperti pembantu, bahkan dia di perlakuan sangat baik sama William, Zean berfikir pekerjaan nya ini seperti seorang istri yang melayani suaminya

Namun detik berikutnya Zean menggeleng kan kepala nya "tidak, tidak, Zean jangan berfikir terlalu jauh oke, ingat kamu cuma bekerja di sini" Ucap Zean pada dirinya sendiri.

Siapapun tolong sadarkan Zean.

Tidak mau berfikir terlalu jauh Zean memilih menonton TV setelah selesai membereskan apartemen.

**  **  **  **

Kini  jam sudah menunjukkan pukul 11, Zean pun bersiap-siap untuk memasak, dia akan memasak hal yang simpel saja, dan lagi pula bahan makanan sudah hampir habis di kulkas.

Mungkin setelah ini Zean akan meminta uang ke William untuk belanja keperluan dapur.

Zean dengan ahli memotong-motong sayur dan juga alat-alat dapur lainnya, cukup lama dia betkutat dengan alat masak dan akhirnya selesai

Zean menghela nafasnya perlahan "sekarang tinggal menata makannya di kotak bekal" Ujar Zean lalu melihat-lihat ke sekeliling

"Di mana kotak bekal nya?" Tanya Zean pada dirinya sendiri.

Mata Zean mengarah ke atas dan lebih tepatnya laci yg berada di atas "apa di dalam situ? Tapi itu tinggi sekali, Zea tidak sampai" Zean cemberut

Namun karena otak pintar nya Zean mengambil bangku dan naik ke atas nya untuk mencapai laci

"Nah ini dia" Zean tersenyum ketika menemukan apa yang dia cari

Zean segera turun dari bangku dan meletakkan nya kembali ke tempat semula dan barulah Zean menata makanan nya di kotak bekal

"Selesai, semoga Om Liam suka deh" Ucap Zean

"Nah sekarang Zea mau berganti pakaian dulu, kata om Liam nanti ada yang akan menjemput Zea" Zean pun pergi ke kamar dan berganti pakai dengan milik William

Sebenernya baju William cukup besar, bahkan kemeja nya saja mencapai lutut nya, untung nya William punya celana yang muat di Zean walaupun masih agak kebesaran sih.

Oke, tidak butuh waktu lama Zean pun selesai berganti baju, Zean kembali ke dapur dan memasukan bekal William ke dalam lunch bag.

Tong tong

Ah, itu pasti orang yg di bilang William untuk menjemput nya, Zean menenteng lunch bag nya dan membuka pintu.

"Selamat siang tuan Zean" Ujar Jackson

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DADDY LIAM (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang