Welcome to my new story
Enjoy with this story...
*****
Jeha hanya memandang surat ditangannya. Matanya hanya menatap kosong pada kertas yang menyatakan dia dikeluarkan oleh pihak kampus. Semua berawal dari fitnah yang ditujukan padanya. Sosial medianya di hack oleh orang tak bertanggung jawab. Lalu menyebarkan fitnah yang ditujukan kepada pihak kampus.
"Bu, apa benar-benar tidak ada kesempatan untuk saya?" tanyanya dengan nada memelas.
"Keputusan kampus sudah bulat...."
" Bu, kalo memang beasiswa saya aja yang dicabut, saya gapapa. Tapi tolong biarkan saya tetap kuliah, Bu. Hanya tinggal dua semester, Bu."
"Sekali lagi saya hanya bisa bilang kalau keputusan kampus sudah bulat. Apa yang kamu tulis di sosial media kamu sudah mencoreng nama baik universitas ini."
"Bu, bahkan saat tweet itu ramai saya sedang mengurusi pemakaman ibu saya."
Retno hanya memandang sekilas pada Jeha. Mata gadis itu memerah menahan tangis.
Merasa tidak ada pembahasan apapun lagi, Jeha keluar dari ruangan itu. Hagi yang sudah menunggunya sejak tadi didepan ruangan langsung menghampiri Jeha.
"Je, gimana?" tanya Hagi
Langkah keduanya terhenti saat mendengar percakapan orang lain. Orang tersebut tidak menyadari jika ada Jeha dan Hagi yang mendengarkan percakapan mereka.
"Lo udah putus sama Jeha, Ka?"
"Belum. Mungkin nanti gue langsung putusin dia. Capek juga pacaran sama dia berasa gak punya pacar. Kerja mulu. Gila duit banget orangnya."
Hagi langsung menatap kearah Jeha yang juga ikut menatapnya. Air mata Jeha sudah memupuk diujung matanya. Jeha langsung berlari dengan kencang meninggalkan Hagi.
Kedua tangan Hagi terkepal. Dia langsung menghampiri kedua orang tersebut. Sebuah pukulan keras langsung melayang di pipi laki-laki bernama Cakka.
"Emang harusnya dari dulu gue larang Jeha pacaran sama lo!" hardik Hagi.
"Apa-apaan lo mukul gue bangsat?!"
"Lo lebih bangsat tau gak?! Lo gak tau kan kenapa dia sibuk kerja?"
Cakka hanya diam.
"Nyokapnya kena tipu. Ada orang yang datang pesan barang sama ibunya dalam partai besar. Tapi hanya dibayar dua puluh persen doang. Sedangkan barangnya sudah dibawa semua sama si penipu. Alhasil Ibunya rugi besar dan terlilit hutang sama bank karena pinjaman modalnya." Hagi menjelaskan
"Apa?"
"See? Lo bahkan sebagai pacarnya aja gak tau, kan? Lo terlalu egois. Lo cuma pengen diperhatiin sedangkan lo gak mau perhatiin dia."
Hagi meninggalkan Cakka begitu saja yang di selimuti rasa terkejutnya. Pria itu berlari keluar hendak menyusul Jeha. Untungnya dia sudah tidak ada kelas lagi. Dengan menggunakan motornya dia menyusuri jalan yang sekiranya dilewati oleh Jeha.
Tak jua menemukan Jeha, Hagi memutuskan untuk mendatangi kostan gadis itu. Mungkin saja Jeha berada disana. Begitu sampai, Hagi memarkirkan motornya lalu berjalan ke lantai tiga. Kamar jeha berada di paling ujung lantai ini.
Tok!Tok!
Hagi memutar knop pintu tersebut dan dia langsung disuguhkan pemandangan Jeha yang tengah tidur tertelungkup. Bahu gadis itu bergetar tanda menangis tapi tak ada suara sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
We just friends, right?
ChickLitJeha menikmati hidupnya yang membahagiakan meski hanya berdua dengan ibunya. Namun semuanya berubah kala permasalahan mulai datang ke kehidupan mereka yang berujung sang ibu meninggal. Jeha mempunyai Cakka, namun Cakka hanya ingin diperhatikan tanp...