halaman 05

229 26 0
                                    

HAPPY READING. 

  ❰ • KALA ❱ ➝  ± 05. Chapter.


Di sebuah bangunan dengan cat berwarna hitam. Di ruangan itu nampak 5 remaja yang menggunakan jaket dengan logo kunci dan ular yang melilit nya, juga gambar laki laki dan perempuan yang memegang pistol. Dan di tengah-tengah pemuda tersebut terdapat meja yang dipenuhi dengan botol alkohol dan jajanan.

"Lo udah kenal sama lawan balap Lo kemarin, glen?" Shankara, laki laki itu lebih dulu bersuara sambil menuangkan alkohol di gelas nya. "Soalnya tuh bocah pulang duluan, yang ngasih hadiah nya kemarin juga temen nya kan."

"Udah, di kasih tau bang jeff gua," Balas glen seadanya. dia memejamkan mata nya sambil memijit pelipisnya, pusing. mungkin efek terlalu banyak minum alkohol.

"Eh, lagian kita juga ga kenalan kemarin sama tuh dua orang," Sambung Marie kemudian "Tapi yang ngasih amplop itu ganteng ya, naksir gua."

Gin mendengus mendengarnya, "semua aja lo naksirin, sampe kakek-kakek juga lo suka kayanya."

Marie yang mendengar itu pun melempar kan bantal ke arah gin, namun malah terkena jaki, "Sialan Lo mar, kepala udah pusing mikirin tugas malah di tambahin, " Seru nya sambil mengelus kepala nya itu.

Gebu yang juga berada di sana, sedang memainkan ponsel nya.
"Udah, jangan tengkar mulu lo bertiga anj bosen gua liat nya," akhirnya dia menyahut.

"Ji, kemarin pas di arena Lo kemana? Gua cuma ngeliat lo setelah selesai balapan," Tanya gin menatap riji Yang sedang bermain ponsel.

"I-itu gua k-kemarin ngobrol sama selia di warung depan arena," Gagapnya dengan mata berkeliling melihat ruangan.

"Astaga lagi pdkt ternya bro," glen menggeleng-gelengkan kepalanya, diikuti dengan gerakan bibirnya "jadi iri dech."

"Waduch, otw ada yang punya pacar nich," timpal Jordan mengikuti glen.

Riji menatap tak suka lalu melempar kan bantal ke arah jordan dan glen.
"Sialan lo bedua, lagian gua sama dia cuma kenalan doang elah."

"Sabar atuh aa riji, orang sabar di sayang selia," gin terkekeh melihat raut tidak terima dari sahabat nya.

"Sialan," Umpat nya lagi mengundang tawa dari teman nya lalu beranjak pergi kearah dapur.

Cklek.

Pintu terbuka membuat tawa di ruangan itu terhenti, terlihat Gautama dan basga yang baru saja datang. membawa 2 kantung kresek besar yang penuh dengan belanjaan dapur.

Basga melihat kearah glen yang sedang memijit kepala nya, "Istirahat di kamar atas aja Glen, lo pusing kan? Kebanyakan minum tuh," omel nya sembari memapah Glen ke kamar atas.

"Itu belanjaan nya siniin. gua bawa kedapur sekalian mau masak nasi goreng, laper," pinta gebu mengambil dua kantung kresek dari tangan Gautama, dan membawa nya kedapur.

Gautama ikut duduk bergabung dengan temannya, namun pandangan nya tertuju pada gesta yang sedang duduk di dekat jendela. terlihat sibuk dengan buku dan ponsel nya, seperti mencatat sesuatu.

Ia beranjak mendekati gesta
"Lagi nulis apaan lo? Serius amat," tanya nya mengambil buku milik gesta "nomer? Buat apaan lo nulis nomer begini, kaya ga ada kerjaan aja."

Gesta yang sudah terlanjur kesal itu pun memukul lengan Gautama keras, "Emang ga ada kerjaan gua, lagian ni nomer bukan sembarang nomer ya monkey," Jawabnya kesal "Ini tuh nomer togel, gua nanti mau pasang siapa tau dapet bro, bisa buat bayar cicilan motor gua."

Gautama yang sudah jengkel dengan gesta pun memukul bahu anak itu dengan buku, "njing, kenapa ga sekalian aja lo minta tolong ke dukun blok," maki nya pada gesta dan berjalan kembali ke arah sofa.

Glen, pemuda itu saat ini sedang terbaring lemas, ditemani oleh souta yang sedang duduk di pinggir kasur sambil memijit kepala teman nya itu.

"Udah enakan pusing nya?"

"Udah, ini gua ga akan pingsan kan bas. Gila pusing banget anjir."

Tertawa pelan. "Mangkanya kalo ga kuat minum, ga usah minum bego," Tangannya bergerak memijit lebih pelan.

Beberapa saat kemudian, terdengar dengkuran halus dari glen. anak itu sudah hampir tertidur.

"Gua keluar dulu ya Glen," ucap nya pelan lalu mematikan lampu kamar, dan menutup pintu secara perlahan agar tidak menimbulkan bunyi dan menganggu Glen.

Saat sudah di lantai bawah terdengar suara rusuh dari arah dapur, ternyata anak-anak sedang berkumpul memakan nasi goreng masakan gebu.

Gin yang menyadari kedatangan basga pun segera menghampiri nya, lalu menarik lengan basga.

"Sini makan dulu. Si gebu masak nih," Menggiring basga ke arah meja makan.

Basga tersenyum, "gua nantian aja lah, belum laper gua."

"Lwo swakit kwah Awpa kewtuwlarawn gwlen," Tanya gesta sambil mengunyah nasi goreng nya.

"Telen dulu dah anj, ini nasi lo muncrat-muncart." Kesal shankara menatap datar gesta.

"Habisin dulu dah tuh makanan, keselek mampus lo," komentar Riji diikuti suara tawa teman-teman nya.

To be Continued.

Author : @xacopaaa

748 kata.
Jangan lupa vote♥️.

The Rain 1001. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang