Mesin Perdamaian

14 3 0
                                    

Di suatu hari, terlihat sebuah kastil tinggi agung dengan gaya Romawi sedang dalam siaga tinggi.

Pasalnya, kastil ini adalah benteng terakhir para warga kota setelah wilayah ini diserang dan dikepung oleh para orc, goblin, dan monster lainnya.

Para warga sedang berdoa kepada dewa mereka untuk mendapat pertolongan.

“Oh, dewa langit, tolong lindungi hamba dan keluarga hamba serta semua orang yang ada,” kata seorang di dalam tempat perlindungan sambil berlutut. “Tolong utus para penyelamat untuk menyelamatkan kami semua.”

Sedangkan di benteng penghalang, terdapat banyak pemanah di atas benteng itu dan para kesatria yang berada di depan gerbang masuk.

“Semuanya tetap kuat, kita adalah benteng terakhir untuk melindungi orang-orang yang kita cintai!” kata pemimpin kesatria.

Di kejauhan, mulai terlihat ratusan goblin yang dipimpin oleh orc merah besar sedang berlari ke arah kastil, siap menghancurkannya beserta isinya.

“Pemanah, siap!” kata seorang elf yang memimpin pasukan pemanah.

“Siapkan perisai dan tombak!” kata pemimpin kesatria.

Tepat sebelum kedua belah pihak saling berbenturan dalam sebuah pertempuran, tiba-tiba di tengah-tengah antara kedua belah pihak muncul kabut gelap yang menutupi pihak goblin dan orc.

“Apa yang terjadi?” kata seorang kesatria.

“Apa itu?” Para kesatria dapat melihat sebuah titik merah di dalam kabut itu.

Setelah beberapa saat, mulai terdengar suara langkah berat yang diikuti oleh teriakan para goblin dan orc saat banyak suara ledakan besar dan kecil terdengar serta terlihat kobaran api di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa saat, mulai terdengar suara langkah berat yang diikuti oleh teriakan para goblin dan orc saat banyak suara ledakan besar dan kecil terdengar serta terlihat kobaran api di sana.

Saat kabut itu hilang, terlihat puluhan makhluk berkaki dua jangkung, tidak memiliki lengan, tubuh mereka terlihat seperti tempurung kura-kura yang terbuat dari besi dengan satu mata yang memancarkan cahaya merah dan memiliki belalai besi, serta mereka mengeluarkan suara yang sedikit mengganggu.

Para kesatria dan pemanah menatap takjub dan ngeri saat mereka menyadari bahwa para makhluk itu berdiri di atas mayat musuh-musuh mereka… atau apa yang tersisa dari mereka.

“A… apakah mereka adalah utusan dewa?” kata seorang elf.

Kemudian makhluk-makhluk itu dengan gerakan lambat menoleh ke arah kastil tepat ke arah mereka, menatap mereka dengan mata tanpa nyawa.

“Um… haruskah kita berterima kasih kepada mereka?” kata seorang kesatria.

Tapi kemudian tempurung mereka terbuka dan meluncurkan sesuatu ke arah mereka.

“Eh?” Pemimpin kesatria melihat sebuah benda logam berbentuk silinder berwarna kuning yang menggelinding ke kakinya.

Yang lainnya juga menatap benda-benda itu dengan heran.

BOM! Tiba-tiba benda silinder itu meledak dan mengeluarkan asap berwarna hijau muda.

Kastil itu dengan cepat ditutupi oleh kabut hijau muda sementara orang-orang di dalamnya mulai berlarian dengan panik serta mulai terbatuk-batuk saat darah mulai berceceran ke tanah.

Sementara itu, para makhluk-makhluk itu menatap kastil itu dalam diam, tapi kemudian mereka mulai bergerak dan menghancurkan tempat itu.

Mereka tidak pernah tahu apa yang terjadi dan apa makhluk-makhluk itu.

Tapi di suatu tempat, makhluk-makhluk itu dikenal sebagai…

Tapi di suatu tempat, makhluk-makhluk itu dikenal sebagai…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Machine of peache
(Mesin Perdamaian)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Summoning Master Of Peace MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang