CHAPTER 2

79 11 0
                                    

"Pokoknya abang nggak setuju Kalau adek pacaran"

"Kok gak boleh ?" Tanya ku

"Kamu masih kecil"

"Ade udah kuliah gini masih aja di bilang kecil" gerutu ku

"Bagi abang, adek tuh masih kecil"

"Jahat, abang jahat"

"Loh kok jahat, maksud abang tuh baik dek, kalau kamu sakit nanti gimana?"

"Gak semua cinta itu bikin sakit bang"

"Dan gak semua cinta itu bisa bikin kita bahagia, kalau ada cinta pasti ada sakit juga"

"Abang tuh gak mau adek salah pilih" lanjut bang Damian

"Ini kan pacaran bukan menikah"

"Sekali gak tetap gak"

Kebisingan yang kami buat membuat Ayah dan Bang Panji keluar dari rumah, saat ini aku dan Bang Damian berdebat di depan rumah, Bang Damian marah karena aku membahas soal pacaran dengan Abang coklat, aku tidak sengaja mengatakannya tapi reaksi Abang Damian di luar dugaanku

"Kenapa sih berantem?" Aku berlari ke arah Ayah memeluknya dan mengadu

"Aduhin aja Abang nggak takut"

"Udah, kenapa sih?" Tanya Ayah

"Abang yang duluan Ayah" adu ku

"Loh, kok Abang, Adek tuh yang duluan" Bang Damian tak terima dengan perkataanku yang menuduhnya

"Udah udah, masuk dulu malu diliatin tetangga " minta ayah

"Lo apain sih si adek?" bang Panji mulai menginterogasi kami

"Adek nembak teman gue" gerutu bang Damian

"Hah.. Adek.. " terkejut ayah

"Adek nggak nembak yah, adek cuma nanya" elak ku

"Tunggu, nih teman lo yang mana ian?" Tanya bang panji pada bang Damian

"Winny"

"Set dah..!!"

"Abang gak boleh ngomong kasar, adek dengar loh" ayah menutup kedua telinga ku

"Ade yang di bilang bang Damian bener sayang?" ayah

"Tapi adek gak nembak ayah, adek cuman nanya kok"

"Nanya nya gimana sayang?" Tanya ayah lagi

"Adek nanya, abang coklat mau jadi pacar adek gak, gitu yah" ayah mengangguk pelan

"Sama aja itu namanya nembak, adek" bang Damian

"Adekkan tau, adek gak boleh pacaran dulu" bang panji bicara dengan nada lembut pada ku

"Jadi, ade bolehnya apa?"

"Belajar, nurut perkataan ayah sama daddy, ngak boleh nakal" ucap bang Damian

"Ya udah adek gak mau pacaran sampai tua aja" ucap ku kesal seraya memeluk tas ku

"Bukannya gitu maksudnya abang sayang" ayah mencoba menjelaskan pada ku, tapi aku tau jawabannya akan tetap sama saja

"Gak ayah, adek udah tau maksud abang" potong ku

"Adek gak sopan" marah bang Damian

"Iya adek minta maaf, memang adek yang salah" ucap ku berlalu pergi meninggalkan mereka yang masih ingin memarahi ku

Aku Mengunci pintu, memutar musik sekeras mungkin agar aku tidak mendengar omelan dari Abangku, aku tahu aku kekanak-kanakan tapi mereka lebih kekanak-kanakan, selalu mengatakan aku terlalu kecil, aku belum dewasa dan aku belum besar, ada yang mengetuk pintu kamarku tapi aku tidak ingin membukanya, aku memilih menikmati lagu yang ku putar di balkon kamarku, aku duduk di lantai dengan kaki yang terjuntai ke bawah, aku tak peduli ada yang berteriak atau apapun itu aku hanya ingin sendiri

PLEASE BE MY | WINNYSATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang