Bab 2

102 40 110
                                    

"Senyummu bagaikan fajar yang menyingkap kabut di hatiku, begitu lembut dan meneduhkan. Sikapmu yang baik dan tutur katamu yang selembut angin, membuatku ingin menggenggammu erat. Namun aku sadar, kau laksana bintang di langit-terlalu indah untuk digenggam, karena sejatinya, kau adalah milik Tuhanmu, bukan milikku."



~Happy reading~

Aku dan nafiz melangkah keluar dari toko buku dan turun ke lantai bawah mall, acara ini memang digelar di sebuah mall, di mana terdapat sebuah supermarket dan berbagai tempat belanja lainnya.

Ketika kita sampai di supermarket, aku merasa suasana di sini lebih santai dan memberikan kesempatan bagi aku untuk berbicara lebih bebas dengan Nafiz. "Jadi ... Naf," aku mulai membuka obrolan sembari memeriksa beberapa produk di rak, "Apa kegiatan favorit kamu selain membaca?"

Nafiz berpikir sejenak sebelum menjawab, "Selain membaca, aku suka bersepeda. Rasanya menyenangkan bisa menjelajahi tempat-tempat baru sambil merasakan angin segar"

Aku tersenyum. "Kedengarannya menyenangkan. Aku juga suka berolahraga. Terutama taekwondo. Itu membantu melepaskan stress dan membuatku merasa lebih sehat."

Aku dan nafiz melanjutkan percakapan sederhana kami sambil berjalan menuju kulkas di supermarket. Aku mengambil sebuah minuman dari rak. "Aku ambil ini aja, kalo kamu mau minuman apa, Naf?" tanyaku.

Nafiz memandang rak minuman sejenak sebelum menjawab, "Aku ini aja."

Kami pun memutuskan untuk membayar belanjaan kami. Namun, ketika sampai di kasir, aku melihat antreannya cukup panjang. Nafiz mengambil belanjaanku dan berkata, "Nay, aku aja yang antri. Kamu tunggu di depan, ya."

Aku mengangguk, "Oh, oke. Aku sekalian nyari temenku soalnya udah mau malam." Nafiz mengangguk dan mulai mengantri di kasir. Aku melangkah keluar dari area kasir dan mulai mencari temanku. Aku menelpon temanku berkali-kali.

Setelah menghubungi temanku, aku mulai mencari Nafiz di area kasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghubungi temanku, aku mulai mencari Nafiz di area kasir. Aku melihat Nafiz di antrian, sepertinya dia segera menyadari aku sedang mencarinya. Nafiz melambaikan tangan sambil tersenyum, aku membalas senyumannya dan kulihat antriannya sudah semakin sedikit.

"Syukurlah, kayaknya bentar lagi beres sih," pikirku lega.

Beberapa menit kemudian, Nafiz selesai mengantri dan menyerahkan minumannya padaku. "Eh, ini berapa, Naf? Tadi aku lupa kasih uangnya ke kamu," tanyaku.

Nafiz tersenyum. "Eh, nggak apa-apa. Udah aku bayar."

"Beneran? Kamu nggak apa-apa?" tanyaku meyakinkan.

"Iya, nggak apa-apa. Santai aja," jawab Nafiz.

"Okay, thanks ya," kataku dengan rasa terima kasih.

Saat itu, notifikasi pesan masuk dari Reifan.

"Eh Naf, temenku udh ada, aku duluan ya," ucapku berpamitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh Naf, temenku udh ada, aku duluan ya," ucapku berpamitan.

"Nay, tunggu dulu, bareng aja kesananya. Aku juga mau sekalian pulang," ucapnya.

Aku mengangguk setuju mendengar tawarannya. "Okey, ayo!" ucapku.

Kemudian aku menghampiri reifan bersama Nafiz. Di sana, Reifan sedang menunggu dengan wajah kecut.

"Lama banget, udah lumutan nih nungguin dari tadi," ucap Reifan dengan nada kesal.

"Iya-iya .... maafin. tadi harus ngantri minuman dulu," jawabku sambil tersenyum.

"Yaudahlah, ayo balik. Keburu diomelin Ummi," Ucap Reifan sambil melirik jam tangannya.

Aku menatap Nafiz dan berpamitan, "Naf, aku duluan ya. Dah hati-hati pulangnya."

Nafiz tersenyum dan mengangguk. "Iya, hati-hati juga. Sampai jumpa."

Setelah itu, aku dan Reifan pergi ke parkiran, "Yang tadi itu siapa Nay? Temen kamu? Baru liat aku." Tanya reifan membuka obrolan,

"Iya temen aku, udah kenal lama si cuma baru ketemu sekarang, kenalan di grup membaca," jawabku dengan santai.

"Oalah pantes baru liat, baru dikenalin tenyata." Jawab reifan dengan wajah lega.

"Lah emang kenapa?" tanyaku penasaran dengan apa yang reifan katakan. Akan tetapi, tidak ada jawaban apapun dari Reifan.

Bersambung...

~Thank you for reading~
~See u in the next chapter, love you all guys <3~

***

~Jangan lupa vote, comment and stay tuned in my stories, dukungan kalian sangat berarti bagi aku dan perkembangan cerita aku ^^~

#Pensi #Eventpensi #PensiVol15 #Teorikatapublishing

Se(a)e Love || HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang