Setelah seminggu sejak kejadian papa membawa anak nya kerumah. Mami mulai bisa menerima, dan mungkin secepatnya akan membahas hal ini bersama. Memang tidak mudah bagi mami untuk melewati semua ini. Namun, mami percaya jika tetap bersama papa dalam hal apapun akan tersa mudah. Bukan berarti mami memaafkan papa. Tetapi mami merasa ada tanggung jawab lebih untuk memberi kasih sayang kepada anak papa.
Tak dipungkiri jika selingkuhan papa, sudah lama menelantarkan anak papa. Sehingga sedari bayi sampai dewasa Ia berada di panti asuhan. Maka dari itu mami merasa iba terhadap anak papa.
Awalnya Karina dan Junyeop sangat menolak keras akan hal itu. Tapi mami memiliki seribu alasan dan cara agar Karina dan Junyeop bisa menerima anak papa seikhlas itu.
"Makasih ya kakak dan adek bisa ngerti pilihan mami. Mungkin awalnya terasa berat, tapi yakin deh. Pasti kita semua bisa ngelewatin nya. Disini semuanya juga masih butuh kasih sayang dari papa. Entah Karina, Chael, Yunjin, dan mami" jelas mami secara tenang
"Makasih semuanya, papa janji akan menebus segala dosa yang telah papa berbuat ke keluarga ini" ucap papa sembari memeluk mami
"Karina harap papa gak ingkar janji" jelas Karina sembari pergi meninggalkan semua orang yang berada diruang tengah tersebut. Karina pun masuk ke kamar nya dan merebahkan badan nya dikasur.
Masih tidak percaya akan hal telah terjadi. Karina merasa resah dan gelisah malam itu. Ia pun memutuskan untuk keluar sebentar dari rumah. Mungkin berjalan kaki sebentar sampai ke indomaret dekat rumah nya.
Lalu kembali pulang. Saat turun kebawah, Ia melihat ada adek baru nya. Ya siapa lagi kalo bukan Yunjin. Situasi ini benar benar membuat Karina merasa tak nyaman.
"Mau kemana kak?" tanya Yunjin
"Keluar sebentar" ucap Karina biasa, padahal niat awalnya. Ia tak akan menjawab pertanyaan dari Yunjin, namun salah Karina tetap Karina. Sosok nya yang selalu ramah ke semua orang dan tak pernah membuat orang lain merasa buruk dihadapan nya. Hal itu yang Ia dapatkan dari mami nya.
"Adek temenin mau?" tanya Yunjin
"Gak usah, gue cuma sebentar kok. Duluan ya" jelas Karina sembari meninggalkan Yunjin
Akhirnya Karina pergi ke indomaret sendiri, sampai nya disana Ia membeli beberapa snack dan minuman. Ia juga menyempatkan untuk duduk di kursi besi indomaret malam itu. Karina memang sering melakukan hal ini sendiri, maka dari itu Ia tidak senang jika ditemani. Disaat pulang kerumah Karina merasa ada yang mengikuti nya, Ia pun sedikit berlari.
Belum sempat berbelok ke gang rumahnya. Dirinya terjatuh, saat akan berdiri. Tiba tiba pundak Karina dipeang oleh orang yang mengikuti nya. Reflek Karina langsung memukulnya dan menjatuhkan orang tersebut ke aspal. Orang tersebut langsung merintih kesakitan. Saat mendengar suara nya, Karina langsung berdiri dan mengecek orang tersebut.
"Lohhh AYANNGGGGGGGGGG" pekik Karina ke Yoshi
"Halo sayang" rintih Yoshi sembari mencoba berdiri, dibantu oleh Karina
"Maafffff, aku gak tauu. Aku takuttt" ucap Karina yang kini sudah mendekap dipelukan Yoshi
"Aku yang minta maaf, udah bikin kamu ketakutan" jelas Yoshi
"Kok gak bilang kalo mau kerumah, ini juga ngapain jalan?" tanya Karina
"Aku gamau ganggu waktu mu, apalagi tadi lihat di indomaret kek cemberut gitu beh. Tuh bibir pengen aku tarik rasanya. Kelihatan banget kalo gamau diganggu, maka nya aku awasin aja dari dalem indomaret. Kebiasaan tau kalo gitu, tapi gemes lihatnya" jelas Yoshi yang membuat Karina salting. Memang Yoshi sering mengatakan kalo Ia senang jika melihat Karina cemberut, karena terlihat menggemaskan.