Mohon maaf kalo ceritanya di skip² and kurang nyambung kayak author nya wkwkwk.
(✯ᴗ✯)
Pagi ini Ezan ada kelas pagi, ia sudah sampai ke kampus, menunggu Yohan di dalam kelas yang tak kunjung datang. Padahal dosen akan datang dalam lima menit lagi.
Brak...
"Gue gak telat kan?". Yohan kini duduk, sambil menetralkan kembali nafasnya.
"Gak, telat juga gak papa". Celetuk Ezan.
"Ck, Lo nih suka banget liat temen sengsara kena hukum". Kesal Yohan cemberut.
"Ya Lo nya aja kek kebo, susah bangun". Sinis Ezan
Tak lama datang guru yang mengajar pelajaran hari ini.
^_________^
Jam istirahat
Jane, Joy dan Naura sedang mengisi energi, seperti ada yang berbeda hari ini, Jane terlihat sedikit pucat tak ada macam bisa nya.
"Jen diem aja Lo dari tadi, kenapa?". Tanya Naura bingung.
"Gue gak papa kok, lagi gak semangat aja". Jawab nya agar kedua temannya tidak terlalu menghawatirkan dirinya.
"Beneran nih, tapi wajah lo—". Joy
"Udah makan, gue gak papa. Gua mau ke toilet sebentar". Jane tak suka banyak di tanyai, ia pun segera beranjak ke toilet.
Sampai di toilet, Jane muntah muntah, kepala nya terasa berat dan Jane ambruk di tempat, tubuhnya mengenai ember kosong.
Bruk...
Ezan juga baru saja dari toilet sebelah, mendengar suara itu. Ezan menyipitkan matanya, melihat seorang yang tergeletak begitu saja di lantai, sebelum masuk Ezan permisi dulu lalu menghampiri orang tersebut. Ia terkejut gadis yang tergeletak ini, Jane kating yang menyebalkan, wajah nya yang cantik terlihat pucat. Ezan memberanikan diri menyentuh kening Jane untuk memastikan, ternyata suhu tubuh nya panas. Ezan segera membawa Jane ke UKS, menggendongnya ala bridal style, seketika Ezan menjadi pusat perhatian para mahasiswa lain, yang sedang menikmati waktu istirahat nya.
"Ngapain lihatin gue, bantuin buka pintu nya". Ujar Ezan dingin, walau itu kating nya, tak membuat Ezan takut malah sebaliknya.
Ezan menaruh tubuh Jane ke berankar secara perlahan dan lembut, Dr Nana selaku petugas menjaga kesehatan mahasiswa di kampus, segera memeriksa Jane. Ezan memilih keluar menunggu Jane yang sedang di periksa, di dalam dirinya ia nampak khawatir dengan keadaan Jane saat ini.
Setelah memeriksa Dr Nana memanggil Ezan masuk lalu mengatakan bahwa Jane punya masalah lambung mangkanya ia sekarang ia jadi seperti ini ditambah badannya panas, Dr Nana memberikan obat penurun panas dan obat asam lambung.
"Seperti nya Jane belum makan, nanti kalau Jane sadar suruh dia makan dulu baru minum obat yang saya beri". Jelas Dr Nana ia pun keluar.
"Terimakasih Dr Nana"
Ezan menatap wajah Jane sebentar lalu ia keluar.
^_________^
"Ck, mana sih Jane kok gak balik balik ya?". Ucap Joy, takut Jane kenapa Napa.
"Mending kita susul aja ke toilet, perasaan gue gak enak". Kata Naura, mereka berdua menyusul Jane ke toilet.
Jane mulai sadar, menyergit matanya bingung ia ada di mana, saat matanya melihat ke kiri, terlihat Ezan yang tengah tersenyum manis pada nya.
"Akhirnya Lo udah sadar, apanya yang sakit hm?". Tanya Ezan
"Lo ngapain disini? Apa jangan-jangan Lo mau bunuh gue kayak penjahat sema—".
Ezan menaruh jari telunjuk nya di bibir Jane agar tak menuduh nya yang aneh-aneh.
"Huts.. lupain kejadian semalem, itu bukan gue...dari pada Lo nuduh gue yang enggak gak...lebih baik perhatikan kesehatan lo sekarang, sini aku suapin"
"Gak mau, gue gak laper". Ucap Jane ia menutup mulut nya.
"Emang bandel ya, okeh kalok Lo gak mau makan gue akan bunuh Lo sekarang ". Ujar Ezan mengubah wajahnya menjadi datar.
"Jangan-"
Nyamnyam, Ezan langsung menyuapi Jane yang bawel ini, Jane merasa kesal tapi ia menerima suapan Ezan, hingga habis tak tersisa.
"Ini minum obat nya"
"Pahit tau"
"Namanya juga obat, kalau mau cepat sembuh di minum kalok enggak ya terserah". Ujar Ezan santai, ia menyodorkan dua pil obat dan satu botol air mineral. Dengan terpaksa Jane meminum obat itu, walau sedikit meremas melek merasakan pahitnya pil tersebut.
"Good girl". Ucap Ezan senang sambil mengacak-acak rambut panjang Jennie gemas, di tambah senyuman manis nya. Membuat Jane tercengang, karena perilaku nya yang membuat nya heran, merasa aneh saja.
Setelah memastikan Jane makan dan minum obat nya, Ezan keluar ia juga berpas pasan degan kedua sahabat Jane.
"Loh Ezan, mana si Jane?". Tanya Naura
"Cari aja di dalem". Jawab Ezan cuek
"Dih, soker Lo!". Julid Joy, ia pun segera masuk ke UKS menemui Jane.
"Ya ampun Jane, gue cari kemana mana, ternyata disini. Eh, Lo habis diapain Ezan Sampek masuk UKS, biar kita siram pakai air comberan lagi". Cetus Joy, ia sedikit penasaran.
"Ck, gak usah berlebihan deh Lo Joy, dia yang bantu bawain gue kesini pas gue pingsan di toilet ". Jelas Jane
"Setelah Lo, bully dia. Fiks idaman sih". Celetuk Naura, Joy hanya manggut-manggut saja.
"Apaan sih kalian, gak ada dan gak akan pernah gue suka sama orang culun kayak dia. Dari segi penampilan aja, bukan tipe gue banget. Pasti tipe kalian kayak dia". Cemooh Jane ia paling tak suka disandingkan dengan orang seperti itu.
"Kalok gue sih mau aja, kan penampilan bisa diubah Jane. Malah gue suka yang gondrong kayak Ezan, awas aja Lo ya ngomong kayak gitu nanti jadi kepincut, aw!". Seru Joy menaik turun kan alisnya, menggoda Jane, Jane membuang muka sambil berpura-pura muntah, seperti jijik.
(☞゚ヮ゚)☞
Wait for the next chapter....
Maaf typo
Sekian dulu jangan lupa vote and commen 😁 👋
Good day
KAMU SEDANG MEMBACA
Ezan & jane
DiversosJane, ia kating yang suka banget ngerjain kalau ada Maba baru di kampus yang kelihatannya culun. Dan si Ezan Maba itu Bagaimana kelanjutan ceritanya welcome! ❗ Perhatian ada adegan kekerasan ❗ ©Hak cipta dilindungi undang-undang