Episode 2

211 48 0
                                    

—🍂—

Hari ini latihan libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini latihan libur. Suamimu suna, mengajakmu untuk ikut pergi ke tempat temannya. Tanganmu tidak lepas dan terhenti memainkan tangan suamimu selama perjalanan. Hal ini berhasil membuat pria bermata sipit itu terkekeh.

"Jangan gugup begitu, mereka tidak mengigit..."

"ti—tidak kok, aku tahu." Kamu menjawab perkataan suna dengan sedikit kesal. Dirimu memilih menarik tangan untuk melepaskan pegangan dari suamimu.

"kenapa dilepas?" suna menarik kembali tanganmu dengan pelan dan kembali memegangnya sambil tetap menjalankan mobilnya.

"Jangan di lepas, kau sudah susah mendapatkanku soalnya..."

—|🍂

Sebenarnya harusnya suna mengajakmu pergi disiang hari, tapi kenyataannya kalian malah pergi di malam hari. Dirimu memandang bingung sebuah kedai restoran di depanmu yang sudah bertuliskan tutup.

'Onigiri?'

Suna menatapmu pelan dan menarikmu masuk kedalam begitu saja. Kamu terkejut sesaat dan hanya bisa mengikuti langkahnya yang besar, tubuhmu berdiri dibelakangnya dan memunculkan diri dari samping melihat siapa saja yang sedang berada di dalam kedai tersebut.

BRAK!

Kedatangan kalian langsung disambut dengan luar biasa. Kamu terdiam di tempatmu, tidak bergerak seincipun dan hanya memegang lengan suamimu dengan erat.

Butiran nasi mulai berjatuhan dari wajahmu. Ya benar, kamu baru saja di sambut dengan lemparan bola nasi yang entah datang dari mana.

"[Name]...kau baik-baik...ahh...?" Suna tentu terkejut, tubuhnya terpaku sesaat melihatmu yang masih memegang lengannya. Astaga ini perkenalan yang buruk.

"Hoi...samu itu"

"Salahmu."

"Hoi!"

Kamu tidak ingin menangis, tapi ini tentang nasi. Kasihan nasinya harus jatuh sia-sia, siapa lagi yang mau memakannya setelah ini. Wajahmu terangkat pelan memandang suamimu dengan berkaca-kaca. Berusaha untuk menahan air matamu, tapi wajah suamimu berhasil membuatmu ingin lebih menangis.

"rinnnn! jangan tertawa!"

"tidak sayang pff— maaf..." Suna menggerakan tangannya menyingkirkan butiran nasi yang berada di wajahmu sambil terkekeh.

Kamu mulai menangis pelan dan hanya mengusap wajahmu untuk melakukan hal yang sama dilakukan suamimu. Suna terkekeh, pria itu tertawa tapi juga tetap membantumu membersihkan diri.

Kegiatan kalian tentu tidak terlepas dari pandangan orang-orang didalam sana. Seseorang yang tadi melempar bola nasi padamu dengan tidak sengaja, menghampirimu. "[Name] ya kan? maaf untuk yang terjadi, aku tidak sengaja..."

"Minta maaflah dengan tulus tsumu."

"Sedang kulakukan samu bego!"

Suna melirik sinis pelan pada temannya. Tangannya menarikmu dan memelukmu dengan memegang bahumu. Bagaimanapun bola nasi itu pasti menyakitkan di wajahmu. "kau juga harus minta maaf pada suaminya dong."

"Hah? itu kan tidak mengenai wajahmu!"

"Huh? lalu, itu tetap mengenai istriku." Suna menatap temannya tersebut dengan sinis dan kemudian tersenyum sinis sebelum menlanjutkan ucapannya.
"...memangnya kau mau kita-san terus memandangmu dengan tajam hah?"

"Geeh?! maaf..."

Kamu menatap bingung pada suamimu yang malah tersenyum seolah mendapatkan mainan baru. Kamu sebenarnya merasa ingin memaki orang yang melempar nasi padamu tadi sih, tapi nyalimu ciut.

'kenapa badan mereka besar-besar sekali sih....huuuu'

"Atsumu minta maaflah padanya dengan benar, dan suna berhenti mengambil gambar. Suami macam apa kau ini?"

Matamu menggerjap pelan dan menoleh kesamping kearah suamimu. Ah benar ternyata, pria itu malah berusaha menahan tawanya sambil memegang handphonenya. Sungguh, memangnya pantaskah ini disebut suami.

"Rinnnnnnn!!!!"

"tenang sayang, fotonya tidak akan ku sebarkan kok." Ungkap Suna sambil mengacungkan jempolnya dengan tersenyum. Kamu mendegus kesal sebelum seseorang lainnya menepuk pundakmu pelan.

"Sebaiknya kau membersihkan diri dulu, butuh kamar mandi?"

"ahh iya terima kasih..." kamu mengangguk pelan kemudian berjalan pergi kearah yang ditunjukkan pria tadi. Tidak lupa juga kamu sempat memberikan tatapan nyalang pada suamimu.

'Hapus fotonya!'

Suna hanya terkekeh melihatmu dan kembali menggelengkan kepalanya. Menyuruhmu untuk cepat pergi ke kamar mandi. Tubuhnya kemudian bergerak untuk duduk di meja yang mana teman-temannya juga sudah ada disana.

"suna hapus fotonya, kasihan istrimu."

"Ehh ya kita-san!" tanggap suna dengan canggung dan langsung menghapus fotomu sebelumnya. Walaupun sebenarnya pria itu hanya menyalin fotomu ke folder lain dan kalaupun menghapusnya masih ada waktu sebelum fotonya terhapus sempurna di sampah.

'mana mungkin kuhapus pfft—'


















"samu kau berpikir apa yang kupikirkan?"

"kurasa kau benar tsumu."














To be continued

Hai apa kabar? Suamiku suna kembali lagi, selamat menikmati 🤍

Jangan lupa untuk selalu melakukan Vote dan Komen ya!

Terima kasih🌷

Sekian! Sampai Jumpa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekian! Sampai Jumpa!

[Husband] Suna Rintarou x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang