2. Murid Baru

77 10 7
                                    

Seorang pemuda memasuki ruang kesehatan siswa dengan sedikit tergesa. Namun, langkahnya terhenti saat netranya tak sengaja melihat salah satu adik kelasnya yang tertidur diranjang dengan keadaan terlentang.

Ia pun mendekat, menatap lekat wajah yang sedang tertidur lelap itu. Bagaimana bisa seorang laki-laki memiliki wajah seindah ini, bahkan saat ia tertidur pun terlihat sangat cantik. Ia mendekatkan wajahnya, kurang dari lima jengkal lagi mereka akan bersentuhan sebelum si pemilik bersuara.

"Lo lanjutin, gue hajar!." Sheraphine membuka matanya menatap Abbas si kakak tingkatnya yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya.

Abbas menjauhkan wajahnya lalu terkekeh. "Ko tau sih. Lo pura-pura tidur ya."

Sheraphine bangun dari tidurnya, mengubah posisinya menjadi duduk menyamping membiarkan kedua kakinya menggantung diatas ranjang.

"Lo ngapain? Ganggu orang aja." Ucap Sheraphine tanpa membalas ucapan Abbas.

Seketika Abbas mengingat apa tujuannya kesini, gara-gara melihat adik kelas nya ia jadi melupakan tujuannya.

"Oh iya, gue mau ambil obat merah. Temen gue ada yang luka."

Sheraphine mengangguk lalu menatap jam yang terpasang apik di dinding UKS. Ternyata sudah 2 mata pelajaran yang tidak Ia ikuti alias bolos. Tadi setelah dikejar-kejar Pa Tono Sheraphine belum sempat ke kelas, ia langsung lari dan bersembunyi di UKS karena ia yakin Pa Tono pasti mencarinya ke kelas. Untuk Mika ntah kemana perempuan itu, mereka berpencar.

"Ini udah jam istirahat kan?." Tanyanya.

"Iya, kenapa?." Pandangannya menatap kearah sopa yang terdapat tas milik remaja itu. Abbas mengerutkan dahinya. "Lo dari tadi bolos?." Lanjutnya.

Sheraphine turun dari ranjang, lalu mengambil tasnya yang tergeletak di sopa. "Iya, gue belum sempet ke kelas. Tadi habis di kejar Pa Tono, dia mau cukur rambut gue." Jelasnya tanpa memberi tau jika ia datang telat.

Abbas terbahak mendengarnya. Memang yang paling ditakuti oleh siswa laki laki disini adalah Pa Tono. Karena beliau jika mencukur rambut laki-laki yang panjang pasti potong rambutnya tak ada model lain selain cepak atau botak.

"Selagi rambut Lo panjang pa Tono gak akan berhenti buat ngejar Lo. Beliau udah gatel banget pengen botakin lu kayaknya." Jawabnya dengan terkekeh.

Sheraphine mendengus memang benar, selama sekolah ia selalu main kejar-kejaran dengan pa Tono. Sebenarnya ia juga ingin potong rambut namun setiap mau di potong Sheraphine selalu teringat almarhum mama-nya yang dulu sangat menyukai rambutnya yang panjang. Sheraphine takut mamanya akan sedih diatas sana.

"Gue duluan deh. Lo jangan bolos lagi, kali ini lu gue lepas kalau sampe ketauan bolos lagi terpaksa gue kasih hukuman."

Sheraphine menatap kepergian kakak kelasnya itu dengan mulut menye-menye. "Dasar Abasement."

•••

Setelah mengantarkan tasnya ke kelas kini Sheraphine sibuk mencari teman-temannya yang pasti sedang berburu makanan dikantin. Sedari tadi ia mendengar desas desus murid baru. Yang membuatnya merasa aneh dan penasaran, karena biasanya jika ada murid baru tidak akan seheboh ini.

"WOI KEN SINI."

Sheraphine mengedarkan pandangannya, tak jauh dari posisinya terlihat Ubay yang melambaikan tangannya dan menyuruhnya untuk mendekat.

"Lo dari mana aja sayang."

Sheraphine menduduki dirinya di kursi kosong yang berada di samping Ubay.  " Sayang pala lo. Gue ketiduran di UKS. Lo liat Mika gak?."

Miracle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang