suara dalam gelap

0 0 0
                                    

Semua terlihat buram. aku marasa sangat pusing dan linglung. banyak pecahan yang aku rasakan. Aku terbaring lemas bahkan tak bisa merasakan kaki dan tanganku lagi aku hanya menolehkan kepala dan fokus melihat lampu di depanku. Aku piker “ sangat terang sekali lampu itu? Apakah terasa hangat.” Entah apa yang sedang aku pikirkan. Aku gelantur sendiri. Aku terus memandang lampu itu. saat lampu itu pecah. boom, semua menjadi gelap aku tak tahu lagi apa yang terjadi lagi selanjutnya.
Sekilas aku sadar sebentar mendengar suara panik di sekitarku. Aku bingung kenapa banyak sekali suara panik. Itu membungungkan tak lama aku tak sadarkan diri lagi.
Aku tersadar “ apa ini.” Kata ku saat terbangung. Tiba-tiba aku merasakan sebuah pelukan dan terdengar orang memelukku itu menangis.
“ kamu gak apa-apa sayang? Gak apa-apa.”
Aku sadar ada perban membaluti wajah ku sehingga menutupi mata.
“ ini kenapa mataku di tutupi?.” Tanya ku binggung.
Mendengar pertanyaku tersebut membuat orang yang dari tadi memelukku semakin jadi ia menanggis. Tak lama terdengar suara dari seorang laki-laki “ bergini nona Amelia. Saat kecelakaan yang ada alami. Mata ada terkena serpihan kaca sehingga mengalami kebutaan.” Jelas laki-laki itu.
Aku terdiam tak tahu merespon apa. Aku syok dan takt ahu mau merspon apa yang barusan terjadi padaku.
“ tapi nak saya bisa melihat lagi kan dok?.”
“ kalau anak ibu bisa mendapatkan donor mata. Tapi donor mata yang sesuai dengan anak ibu sedang tidak ada. Tapi ibu tenang saja saat kami mendapatkan donor yang sesuai kami akan segera menghubungi keluarga itu.”
“aku buta dok.” Kata ku dengan pelan.
Semua menjadi diam saat aku berkata seperti itu. aku tiba-tiba panik dan menanggis sejadi-jadinya. Aku takut sekali dengan apa yang aku alami sekarang ini. Aku takut aku tidak bisa lagi melanjutksn hidupku.
13 hari berlalu sejak kecelakaan itu aku terbaring tak berdaya di rumah sakit. Aku perlu memilihkan diri di rumah sakit sekitar satu bulan. Bahkan aku bilang keibuku ingin minta libur kuliah sekitar 1 semester. Dan ibuku pun setuju.
Saat di rumah sakit aku terkadang di kunjungi teman-teman. Mereka turut kasi hapa yang aku alami. “Aku tak peduli kalian kasih padaku atau tidak”. Gumam aku sendiri dalam hati setiap kali mereka datang.
Aku juga terkadang mendapatkan pelatihan berjalan sendiri dengan mengunakan tongkat orang buta yang memiliki sensor.
Orang yang sering kunjungi ku ia lah Lori. Sahabatku, ia sering di sini dan membantu masa Latihan ku ia juga sering cerita kegiatan akhir-akhir ini. Itu membuat ku iri. Ia enak bisa dengan senang menjalani hidup. Aku di sini sendiri hanya mendengar suara kasihan dari orang-orang dekat di sekelilingku.
Terkadang aku menanggis sendirian saat Tengah malam di mana tidak ada lagi suara yang terdengar aku takut akan kegelapan abadi yang sekarang aku rasakan seakan matahari  hanyalah sensasi panas yang tak mampu menebus kegelapan.
Sudah 20 hari berlalu aku sudah bisa pulang ke rumah. Tapi aku tidak senang sama sekali akan merasa tidak pindah kemana pun aku hanya ada di dalam kegelapan. Sekarang malah menjadi lebih seram bagi ku taka da suara apapun di rumah aku terkadang ketakutan mau itu siang apa malam. aku terkadang sendirian yang lama di rumah hanya mendengar berita di TV berjam-jam.
Aku terkadang keluar rumah hanya untuk hadirin komunitas orang-orang pasca kecelakaan. Itu tidak membuat aku tenang seolah mereka memaksaku untuk terima bahwa aku ini buta. Aku benci dengan hidup yang aku jalan saat ini.
Suatu hari saat selesai dari hadirin kegiatan komunitas tersebut aku keluar dari tempat itu. aku memanggil-manggil ibuku. Tapi taka da suara balasa darinya. Aku seketika terkena serangan panik aku menjadi sulit bernapas. Aku berteriak memanggil ibuku. Masih tidak ada suara balasan dari ibu. Aku hanya mendengar suara keriuhan jalan raya di sekitarku.
Aku berjalan tak tentu arah sampai aku mendengar suara klakson mobil yang Panjang. Aku beteriak dan boom.
Aku terjatuh kesamping. Terasa ada orang yang memelukku dan menjatuhkan kami kesamping.
“ eh cewek lok mau mati ya.” Teriak orang itu kepadaku.
“apa? Apa yang terjadi?.” Tanya aku binggung.
Seketika menjadi senyap. Aku di Tarik jauh ke samping dari tempat kami jatuh tadi.
“ok, kemana Alamat rumahmu?.” Tanya orang tersebut.
“Ini ke…” belum habis aku kasih tahu tiba tiba aku merasa kaki sakit sekali. Mungkin terluka akibat jatuh tadi.
“sini gua gendong, lo kasih sebut aja Alamatnya gua antar.” Pria itu langsung aja gendong aku. Aku kaget dengan inisiatifnya tersebut.
Ia pun mengendong sepanjang perjalanan, sering kali minta di turunkan tapi ia sangat keras kepala sekali aku binggung dengan sifat orang ini.
“lo dari mana sih? Sendiri”. Tanya pria itu.
“aku ikut organisasi?”. Jawab aku dengan pelan.
Pria itu tawa dangan kencang.
“ emangnya ada yang lucu”. Tanya aku kesal.
“ ya ada lah. Lo kenapa ikut-ikut organisasi kayak gitu sih “.
“ bukan aku yang mau. Tapi ibuku yang paksa”.
“ kalau gitu bilang aja gak mau”.
“ gak bisa gitu”.
“ gak bisa gitu apanya”.
“ mereka sudah sedih dengan apa yang aku alami sekarang ini”. Aku menjelaskan keadaanku.
“ galau gitu. Bilang gini.’ Aku tidak ingin ikut organisasi bodoh ini. Di sini hanya di penuhi orang yang putus asa’.” Kata pria itu. ia berusaha untuk mengajariku untuk menolak ikut organisasi itu lagi.
Aku kaget dengan apa yang barusan di ajarkan orang sok asik ini. Sepontan aku memukulinya. “ sakit tahu”. Kata pria itu sambil ketawa. Aku pun ikut tertawa “ bodoh”. Jawab aku.
Sepanjang perjalan kami sibuk gobrol banyak hal. Ia menceritakan bahwa ia sangat senang filmnya Doraemon bahkan sampai sekarang ia terus menontonnya. aku tertawa mendengar ceritanya. Aku bertanya “ apa yang kau suka dari menonton Doraemon?”.
“ entah lah?, kalau menurut lo, apa yang bagus dari Doraemon?”.
“ gua jawab ni?”.
“ jawab aja seterah? Menurut lo”.
“ aku suka kisah cintanya. Kisah perjuangan Nobita cowok culun yang ingin mendapatkan cintanya Shizuka”.
Pria itu tertawa kecil.
“ apa, apa jawab gua aneh ya? Norak.”.
“ gak, gak norak bagus jawaban lo”.
“ kalau menurut lo sendiri apa jawabanya”. Tanya aku balik karena gak adil dia yang suka malah aku yang ceritakan alasanya.
“ ada deh.”.
“ Kok gitu sih”.
“ Tadi gua jawab kenapa lo gak mau jawab”. Tanya aku kesal.
“ eh salah sendiri mau aja jawab”. Jawab pria itu dengan resek.
Aku Kembali memukulnya. Ia ketawa lagi tapi kali ini aku tak ikut ketawa. Aku hanya diam kali ini setiap ia tanya apa pun aku hanya diam.
“ kok gambek sih”. Tanya pria itu sambil merayu aku.
Aku masih diam tak perduli apa yang ia lakukan. Aku bahkan menendang dia saat ia mengodaku.
“ gini aja, besok gua ajak lo ke tempat yang keren. Gua jamin lo pasti suka”. Usul pria itu.
“ lo lupa gua kan buta bagaimana gua bisa nilai kalau itu tempat keren atau enggak”.
“ udah percaya aja sama gua”. Jawab pria itu.
Aku hanya mengangguk aja tanpa berkata apa pun. Setelah itu ia bicara banyak hal. Seperti ia sedang memelihara ikan dan ikannya selalu di makan kucingnya. Ia bahkan memiliki makanan paforit yang ia makan setiap awal bulan dan akhir bulan. Ia terus mengoceh terus tanpa henti sampai di depan rumahku.
saat sampai di rumah pria itu menekan bel dan memanggil orang yang di dalam. Saat di buka ibuku pria itu langsung mengomel ibuku. Aku hanya tetawa melihat tingkah lakunya. Ibu hanya berkata maaf dan menyesal berulang kali.
Waktu selesai mengomel ibuku ia langsung beranjak pergi sebelum itu ia berbisik di telingaku dan berkata” gua akan datang lagi besok seperti yang aku janjikan.”
Terdengar suara Langkah kaki yang menjauh “ eh orang cerewet lo belum kasih tahu nama lo”. Tiba-tiba aku panik dan beteriak.
“panggil orang cerewet aja. Gua suka”. Sahut pria itu. setelah itu tak terdengar lagi suara Langkah lakinya.
Aku penasaran apa yang akan di tunjukan oleh orang cerewet itu.
Keesokan harinya aku hendak di ajak oleh ayahku untuk pergi jalan-jalan. Aku langsung menolaknya berkata bahwa aku memiliki janji dengan seseorang. Mendengar hal itu tapi saat yang sama ia senang bahwa aku udah mulai terbuka lagi dengan orang. Aku bertanya orangnya seperti apa. Aku dengan semangat menceritakan apa yang terjadi semalam. Bahkan ibu ikut-ikutan bercerita pria itu.
Saat kami asik bercerita di meja makan terdengar suara bel “ nah itu mungkin orang yang kita bicarakan dari tadi udah sampai. Ayah langsung menuju ke depan rumah.
“ kamu orang yang tolong Amelia semalam kan”.tanya ayahku.
“ iya om”.
“Sini gabung sama kami”. Kata ayahku.
Pria itu duduk di sampingku di meja makan. Ia terdiam guguk tak seperti semalam yang cerewet.
“ jadi kamu orangnya yang membuat saya batal jalan-jalan dengan putri saya”. Jelas ayahku. Suaranya terdengar tegas tak seperti biasanya.
“ ia om, maaf membuat om gagal jalan bersama putri om, dan maaf aku semalam udah marahin tante”. Pria itu terdengar sangat guguk gobrol dengan orang tuaku. Ia bahkan sangat pelan kalau bicara.
Ayah dan ibu tertawa lepas setelah mendengar permintaan dari pria itu ia bahkan.
“ enggak jangan merasa bersalah bergitu kami senang anak kami akhirnya bisa berbuka lagi dengan orang lain. Kami jadi senang”. Jelas ayahku setelah ia tertawa dan mengusap punggung orang itu.
Setelah selesai sarapan aku dan pria itu langsung pergi ke tempat pria itu ingin tunjukkan. Sebelum kami pergi ibu sempat membuatkan kami bekal untuk makan siang.
“ sebelum pergi pakai ini dulu”.
Pria itu menarik tangan ku ia memasangkan gelang tali yang bersambung dengan tangannya. Aku agak kaget dengan apa yang dia lakukan. “ kenapa kamu buat gelang-gelang ini”. Tanya aku.
“ biar kamu gak hilang lagi”.
Aku tersenyum senang mendengar apa yang ia katakan. Aku senang mendengar apa yang itu lakukan karena itu selalu mengagetkan ku.
Kami sepanjang perjalan ia terus gobrol tanpa henti bahkan membuat orang perjalan kaki di sekitarnya menjadi rishi.
“ lo kenapa jadi pendiam amat saat di meja makan tadi”. Tanya aku basa-nasi.
“ ohhhh, gila gua tadi takut banget mendengar kalau lo dan ayah batal jalan-jalan gara-gara gua tadi”.jelas pria itu.
Aku tertawa mendengar keluhan  dari cowok cerewet ini.
Saat sampai aku berusaha menerka-nerka kami sekarang sedan gada di mana.
“ kita ada di bioskop ya”. Tanya ku
“ gak. Gak mungkin gua ajak lo ke bioskop. Gak bisa menikmati filmnya”. Hujar pria itu.
“ jadi kita di mana”.
“lo denga raja pasti lo suka”.
Saat suara orang sekitar menjadi senyap terdengar suara melodi music. Melodinya sangat menenangkan.
“ ini fure alise karya Beethoven”. Kata pria itu berbisik.
Pertama kali aku mendengar music ini aku merasa perasaan agak aneh tenang tapi saat bersamaan terasa sangat panik. Aku heran kenapa aku bisa menikmatinya. Sepanjang konser ini aku tak henti-hentinya aku tersenyum.
“ apa lo senang?”. Tanya pria itu.
Aku hanya tersenyum terus tanpa henti. Tak tahu mau berkata apa.
Selesai konser kami ke kedai kopi membicarakan pertunjukan konser tersebut.
“ mengapa kamu ajak gua ke konser seperti ini?”. Tanyaku.
“maksudnya?”. Binggung pria itu.
“ ia kalau lo ingin ke konser music kenapa harus music klasik kenapa gak konser yang lagi tren. Seperti music band, kpop, dan konser artis?”. Aku memperjelaskan pertanyaan aku tadi.
“ entah lah. Menurut gua music di era sekarang ini hanya bercerita hanya kata-kata indah. Itu bagus bukannya tidak bagus. Tapi music klasik memiliki hal yang tak dimiliki oleh music sekarang.” Jelas pria itu.
“ apa itu?”.tanya aku sambil senang.
“melodi nada yang bercerita. Saat kita mendengar nada tersebut kita merasa perasan aneh seperti, hati kita di main-mainkan oleh sebuah nada”.
Aku kagum apa yang di sampaikan oleh pria itu. bahkan setelah pulang aku tak henti-hentinya memikir hal itu.
Semejak hari itu aku dan pria itu terus menerus datang ke tempat konser music klasik. Itu bahkan menjadi rutinitas kami sekarang. Kadang ia mengajakku tempat-tempat unik.
Tak terasa sudah 3 bulan berlalu sejak konser pertamaku. Kami terus rutin seminggu dua kali pergi konser. Semejak pria itu hadir dari hidupku. Aku sekarang lebih terbuka sama orang lain. Aku bahkan berhubungan lagi sama sahabatku leni. Aku bercerita tentang cowok itu tanpa henti Leni hanya menggiakan apa yang aku ceritakan.
kami masih sering mengunakan gelang tali tersebut dan sekarang aku sudah hafal dengan suara Langkah kakinya.
Saat pagi hari ini aku di sambut oleh kebisingan ibu dan ayahku. Ternyata hari ini hari ulang tahunku yang ke 20 tahun. Aku dapat kado yang sangat Istimewa dari ayahku ternyata donor mata yang aku cari sudah ada. Aku sangat senang sekali akhirnya aku bisa melihat lagi. Aku tak sabar melihat sperti apa dunia sekarang. Tapi aku lebih penasaran seperti apa wajah pria cerewet itu. orang yang sekarang menjadi suara Cahaya dari kegelapan ini menerangi hidupku lagi. Tak sabar aku ingin menyapaikan kabar Bahagia ini ke pria itu.
Siang ini pria cerewet itu datang kerumahku kami makan siang bersama. Aku memberi tahu bahwa hari ini aku ulang tahun. “ iya aku tahu”. Jawab pria itu. tak terdengar kaget dari suaranya. Aku binggung mendengarnya dari mana ia tahu.
Setelah selesai kami makan siang “ ada tempat yang ingin gua tunjukan kepada lo”. Kata pria itu sambil rapikan meja makan.
Penasaran ku masih belum terjawab tapi malah ia ingin menambah rasa penasaranku. Kami langsung pergi setelah selesai berkemas-kemas.
“ apakah konser lagi”. Tanya ku sambil berjalan.
“ bukan, hari tidak ada konser”. Jawab pria itu.
Aku hanya tersenyum aku yakin ia pasti memberikan kejutan yang wah. Kali ini perjalanan kami cukup lama aku penasaran kemana ia akan membawaku.
“ baiklah kita sudah sampai”.
“ emang kita ini ada diamana?”.
“ kita sedang ada di taman kupu-kupu, tunggu sebentar “.
“tunggu apa?”. Tanya aku binggung.
Belum selesai aku bertanya aku merasa serbuan sesuatu. Seakan ada hal banyak yang barusan menabrakku, Sesansinya aneh agak geli.
“ gimana kado dari ku, gimana rasanya di tabrak sekawanan kupu-kupu”.
“ entah lah rasanya aneh”. Jawab aku sambil tertawa.
Selesai itu kami duduk di bangku dekat situ.” Lo dengar gak suara hutan yang sangat menenagkan”. Kata pria itu sambil ia menarik napas.
“ iya sih, pasti permandangannya indah?, gimana indah gak permandangannya?”. Tanyaku sambil menyanggupi pertanyaannya.
“ lumayan sih?”. Jawab pria itu.
“ apakah lo mau temani gua ke sini lagi saat gua udah bisa melihat lagi”. Tanya ku sangat pelan. Aku sangat gugup ingin memberitahu perihal soal donor mata tersebut.
“enggak”.jawab pria itu.
“ kok enggak?”. Tanya aku kaget.
Gua udah tahu, lo mau kasih tahu apa ke gua sekarang”. Jawab pria itu binggung.
Aku binggung mendengar apa yang pria itu katakan. “ maksud lo apa?”. Tanya aku.
“ ini hari terakhir kita bersama”.
Aku tidak tahu apa maksud katanya sekarang. Kata yang ia keluarkan meminggungkan.
“ gua tahu, dalam waktu dekat lo udah bisa melihat lagi”. Kata pria itu.
Aku kaget mendengar perkataan “darinya bagaimana ia tahu? Apakah ayah dan ibu yang kasih tahu?”. Pertanyaan itu tumbuh di kepalaku.
“ ini akan menjadi hari terakhir kita bersama”. Kata pria itu.
“gak. Gak bisa. Kita harus terus bersama”. Kata ku sambil menanggis. Aku seketika merasa sangat ketakutan. Ketakutan kehilanganya.
“gak bisa kita bersama Amelia. Peran aku sudah berakhir. Dan kau tidak membutuhkan aku lagi”. Pria itu megusap air mataku.
“ ini hadiah ulang tahunmu sekali gus hadiah perpisahan dariku”. Pria itu memberiku sebuah kota.
“ kalau aku menolok hadiah darimu apakah kau tidak pergi dari hidupku”. Aku menolak hadiah dari pria itu. memberikan dia sebuah penawaran.
“ gak bisa gitu Amelia. Gak bisa kamu merusak aturannya”. Hujar pria itu. sambil ia menggenggam tanganku.
“ ada lagi. Ada satu rahasia yang harus kamu tahu. Bahwa sebenarnya kita ini sudah kenal lama bukan 3 bulan kemarin “. Jelas pria itu yang membinggungkan.
“ Suatu hari. Suatu hari maukah kamu aku ajak nonton Doraemon”.aku beteriak ku pria itu.
“iya”. Jawab pria itu.
“Janji?”.
“janji”. Kata pria itu sambil mengusap kepalaku.
Aku binggung mendengar apa yang pria itu katakan barusan. Aku tak dapat berkata apa-apa. Otakku sekarang sudah sesak dengan banyak pertanyaan. Pria cerewet ini menjadi cowok misterius yang memiliki segudang misteri.
Selepas hari yang berat hari itu aku menjalani oprasi translantasi mata. Orang yang bertama aku lihat ibu dan ayah. Tapi orang yang aku harap pertama kali lihat tidak ada. Seperti yang ia katakan sebelumnya ia sudah pergi dari hidupku dan ia menepati perkataannya.
Tapi aku terus menunggunya. Membunyikan bel dan ikut gabung makan bersama kami.
Saat aku membersihkan kamar aku menemukan kotak aku membukanya.saat membukanya  aku melihat aku yang berdiri di sekeliling banyak kupu-kupu.aku merasa sangat senang dan memeriksa isi kotaknya. Aku menemukan sebuah surat yang di tinggalkan pria itu.
Hai amelia ini aku si pria cerewet.
Aku sudah menduga bahwa hari terakhir ini akan terjadi. Kamu pasti masih berharap ingin menemuiku. Yakin lah aku juga masih ingin menemuimu. Tapi pertemuan kita ini harus memiliki akhri. Karena peranku sudah aku penuhi. Tapi jangan marah dulu banyak hal masih menjadi pertanyaanmu yang belum terjawab. Tenang aja semua isi kotak ini akan menjawab pertanyaanmu itu. bahwa jawaban kenapa aku sangat menyukai Doraemon. Dan Nama aku sebenarnya. Kita masih bisa bertemu lagi tapi kamu harus menyelesaikan kuliahmu terlebih dahulu. Setelah itu aku akan hadir lagi di hidupmu.
Salam hangat dari pria cerewet.
Aku menangis membaca surat tersebut seharian melihat setiap isi yang ada dalam surat itu. bahkan aku berkhayal seperti apa wajah pria itu. aku pun memutuskan untuk menggikuti apa yang dikata pria cerewet itu.pertemuan kami adalah hal terindah yang datang pasca habis kecelakaan yang aku alami. pria yang tidak berhenti kalau bicara ia menjadi suara dalam gelapnya kegelapan hidupku.

Cerpen ALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang