1. PERPISAHAN DAN PERTEMUAN

69 4 0
                                    

"Kita akhiri saja." Similar angin membawa rambut hitam legam dari gadis bertubuh mungil itu terbang sehingga wajah manis nya tidak tertutupi. Mata yang memerah karena menahan rasa sakit yang bergelemung dalam dada, terlalu banyak rasa sakit yang tidak bisa dia tamping lagi.

"Never!" matanya menghunus tajam menatap sang gadis di deannya, rahang tegasnya terlihat kontras karena menahan amarah.

Kekehan gadis itu terdengar. "Egois, kalo kamu pun bisa egois aku pun bisa, maka dengan atau tidak setujunya kamu aku akan anggap hubungan ini selesai." Setelah mengatakan itu sang gadis pergi tanpa mendengarkan panggilan dari pria yang bersamanya.

Pria tersebut terus memandangi kepergiannya dengan tatapan penuh arti, tangannya terkepal kuat menyalurkan rasa marahnya. Dia tidak boleh pergi, bagaimanapun caranya gadis itu harus terus bersamanya, meski begitu seharusnya dirinyalah yang mengakhirinya. Sungguh, harga dirinya tercoreng habis.

Umur mereka bahkan melum menginjak 20 tahun, umur mereka terpaut dua tahun dengan si gadis yang masih kelas 2 SMP dan si pria kelas 3 SMP, tapi kasihan sekali mereka harus mengalami masalah percintaan yang tidak berbobot seperti ini. Poor you guys, seharusnya mereka menikmati masa bermainnya dari pada pusing terperangkap kisah memilukan.

***

Dua tahun telah berlalu dan lembaran baru dimulai. Masa orientasi hampir selesai dan saat inilah hari terakhir dimana siswa dan siswi yang melakukan orientasi harus meminta tanda tangan anggota OSIS.

Gadis yang bertubuh sedikit gembul dengan poni nya yang sudah terlihat lepek karena keringat, sedari tadi terus mencari keberadaan anggota OSIS untuk mendapatkan tanda tangan. Langkahnya terhenti di depan kantin, dia perlu minum untuk meredakan rasa lelahnya. Hanya tinggal satu orang lagi untuk menyelesaikan tandatangan dari anggota OSIS.

"Bu, beli minum yang ga dingin satu ya." Ucapnya dengan napas yang sedikit tidak beraturan.

"Iya ambil aja neng, harganya lima ribu."

Setelah membayar gadis dengan name tag Zefany Nazwa Anezka yang terkalung di lehernya duduk di salah satu bangku. Katin terlihat sepi karena mungkin belum waktunya istirahat, oh, atau keculi sekelompok lelaki di pojok sana. Sudah Zefany tebak mereka bukan siswa yang selalu menaati peraturan sekolah. Tapi dia tidak peduli juga itu urusan mereka.

Dirasa sudah merasa cukup, Zefany bangkit hendak pergi melanjutkan kegiatannya. Namun, matanya tidak sengaja menangkap sosok laki-laki yang juga tengah menatapnya. Langkahnya terhenti secara tiba-tiba, jantungnya berdegup sangat kencang. Tidak dapat dipungkiri bahwa dia juga merindukan lelaki tersebut, perasaan bahagia namun bercampur dengan rasa sakit yang membekas menhasilkan perasaan yang tidak bisa dijelaakan dengan kata. Tatapannya masih sama tetap tajam namun kali ini tidak ada lagi tatapan tulus ataupun memuja melainkan seperti amarah yang membara setelah lama terpendam.

Zefany memutuskan pandangannya terlebih dahulu karena bel sekolah sudah berbunyi menandakan jam istirahat. Langkahnya perlahan meninggalkan area kantin. Pikirannya masih terpaku pada kejadian tadi.

Meski sudah dua tahun tidak pernah berhubungan lagi, namun rasanya tetap sama. Zefany sama sekali tidak tahu kalau dia akan satu sekolah dengannya. Namun yang Zefany tekankan bahwa kejadian masa lalunya tidak boleh terulang lagi. Bagaimana pun caranya Zefany harus bisa menghindari Arga, mantan kekasihnya dulu. Arga Adhiyaksa.

***

haloo teman teman... maaf yaa ceritanya aku unpubish dulu soalnya menurutku ceritanya agak kurang jelas hahahah jadi rencananya aku mau memperbaiki cerita ini karena jujur yang itu kurang memuaskan menurutku.

tapi tenang aja ceritanya insyaAlloh ga akan beda jauh sama yang kemarin, dan insyaAlloh juga yang ini jelas 😭👍

segitu dulu yaa sampai jumpaaa lagiiiii

ARZEFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang