I: Gelap dan Terang

1.2K 54 0
                                    

{reginnaginna's Note}

Terima kasih untuk kalian yang sudah memilih untuk membaca Crowned. Cerita ini memang versi remake Topaz's Valley yang pernah saya publish di wattpad tiga tahun yang lalu dan untuk kalian yang pernah membaca Topaz's Valley, saya harap kalian bisa menikmati Crowned sebagai versi Topaz's Valley dengan bahasa yang lebih baik dan benar. Topaz's Valley sudah saya unpublish, tapi tidak dengan Tales of A Mermaid. Saya berniat akan mengedit ulang Tales of A Mermaid, tapi versi urakannya masih bisa ditemukan di wattpad.

Saya menghargai kalian yang mau memberi vote atau komentar supaya saya makin semangat dan penulisan Crowned jadi semakin baik. Selamat membaca!

Instagram dan Twitter: reginnaginna

*

Sebenarnya buku fiksi tentang peri dan segala hal yang berhubungan dengan makhluk non-manusia tidak sepenuhnya salah. Di belahan dunia yang lain, tempat dimana langit selalu gelap layaknya langit malam tanpa memandang waktu, di sanalah makhluk-makhluk non-manusia tinggal dan Indigo termasuk salah satu penghuni langit gelap. Sejarahnya memang tidak terlalu jelas, tapi semua makhluk percaya bahwa dulu pernah ada perjanjian yang dibuat. Perjanjian yang membagi bumi menjadi gelap dan terang.

Untuk yang ketiga kalinya dalam kurun waktu setengah jam terakhir, Indigo kembali menguap. Guru mata pelajaran sejarah dengan dongengnya tentang kehidupan masa lampau tidak pernah gagal membuat Indigo mengantuk. Menurut Indigo kelas sejarah adalah kelas yang tidak memberikan manfaat yang signifikan kepada murid tahun ketujuh. Ia rasa semua sejarah mengenai bangsa peri sudah selesai dipelajari di tahun kelima. Sudah dua tahun terakhir ini kelas sejarah mendiskusikan materi yang sama persis dengan materi tahun-tahun sebelumnya. Sejarah peri hanya berkutat seputar raja dan ratu terdahulu, batu magis yang menjaga keseimbangan kehidupan bangsa peri, dan buku takdir yang mengikat semua makhluk hidup. Dan jujur saja, semua hal itu benar-benar membosank--

"Achoo!"

Saat Indigo hampir terlelap, tiba-tiba saja ada serbuk-serbuk aneh yang berterbangan ke arahnya dan membuatnya bersin. Indigo bersin terus menerus hingga seisi kelas menatapnya. Ada yang menatapnya dengan pandangan jijik dan ada juga yang menertawakannya.

Tanpa harus bertanya siapa yang mengerjainya, Indigo langsung melirik sinis ke arah si pembuat ulah. Zachariah Stone. Bagaimana bisa ia tidak tahu siapa yang mengerjainya kalau pelaku kejahilannya saja sedang tertawa keras-keras, bahkan guru tua yang sedang berdiri di depan kelas saja langsung menyadari keberadaan si pembuat ulah.

"Tuan Stone, temui saya di ruang guru sepulang sekolah," perintah guru tua yang kini telah memicingkan matanya seakan menyatakan bahwa beliau tak suka melihat Zach ada di kelasnya.

Suara serak guru tua yang terkenal sebagai guru paling menyeramkan di sekolah itu membuat seluruh murid didiknya terdiam. Tak ada lagi cekikikan atau suara bisik-bisik yang terdengar, kelas menjadi hening dan pelajaran terus berlanjut. Semuanya kembali hening seperti saat awal pelajaran dimulai. Indigo yang tadinya merasa lega kembali menegang di tempat duduknya saat ia melihat tatapan Zach yang seakan ingin menggodanya lebih jauh lagi. Entah serbuk apa yang dilemparkan Zach ke arahnya, yang pasti rasa gatal di hidungnya tak kunjung hilang. Indigo merasa puncak kepalanya sudah mengeluarkan uap sekarang karena rasa kesalnya yang menjadi-jadi saat mendengar Zach yang terkekeh karena melihat Indigo yang terus-menerus mengusap hidungnya yang terasa gatal. Untung saja kelas sejarah adalah kelas terakhirnya untuk hari ini, Indigo tidak sabar untuk segera pulang dan pergi jauh-jauh dari dekat Zach.

Seusai kelas sejarah berakhir, Indigo berlari ke luar kelas secepat kilat. Bukannya apa-apa, ia hanya sedang tidak ingin bertatap muka ataupun meladeni makhluk licik yang baru saja mengerjainya.

CROWNED  {formerly Topaz's Valley}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang