3. Petak Umpet

72 10 0
                                    

Semenjak kejadian di kantin, Manju entah kenapa menjadi sering bertemu dengan Alan. Entah itu berpapasan di lorong, laki-laki itu yang main dengan temannya di kelas Manju, di kantin, di parkiran, dan bahkan di perpustakaan!

Dan lebih sialnya lagi, hari ini Manju lupa menyemprotkan parfumnya. Kutuk Manju sekarang.

Takut akan bertemu dengan Alan, entah di manapun itu, ia memilih mojok di kelas Ivy di waktu istirahat.

Benar-benar mojok, duduk di sudut kelas Ivy. Beberapa teman sekelas Ivy memandangnya heran, tapi ia tidak peduli. Dan, kenapa di kelas Ivy? Karena jika di kelasnya tidak aman, Alan sering main ke kelasnya. Jika di Leewon... Anak itu sekelas dengannya! Kelas Genara juga tidak aman. Kelas Ivy adalah satu-satunya yang belum pernah didatangi langsung oleh Alan.

Manju duduk bersandar ke dinding pojok belakang, ditemani Ivy yang sedang mengerjakan tugasnya di samping Manju. Sedangkan dua sahabat lainnya sedang berbaik hati membelikan makanan untuk mereka.

Di saat sedang asik melamun, dirinya dikejutkan oleh kemunculan aroma Alan. Saking kagetnya, Manju sampai reflek bersujud. Takut-takut jika Alan masuk ke kelas sahabatnya, dengan hati-hati ia perlahan merangkak masuk ke bawah meja di depannya. Dari meja paling belakang, Manju merangkak ke meja depannya. Di sana terdapat dua siswi, jadi ia agak tertutupi oleh rok panjang kedua siswi itu.

Awalnya kedua siswi itu terkejut dan kesal, tapi melihat gestur Manju yang memohon dan meminta mereka untuk diam, mereka akhirnya membiarkan saja. Mereka melirik ke depan, Alan muncul dari luar masuk ke kelas mereka. Jika diperhatikan dengan seksama, jelas sekali bahwa Alan sedang mengendus sesuatu di antara udara.

Kedua siswi penyembunyi Manju saling melirik lalu mengobrol santai seolah tak ada yang terjadi. Manju yang berada di bawah meja secara tidak sadar memeluk kaki salah seorang siswi saat feromon Alan tercium semakin pekat. Feromon itu seolah membujuk dirinya untuk menampakkan diri, tapi semakin aroma itu menyebar semakin tidak mau Manju menampakkan diri. Bahkan di tengah ketidakberdayaan akan feromon sang Alpha, Manju dengan sekuat tenaga menekan feromonnya.

Manju tak dapat melihat Alpha yang kini sedang mencari keberadaannya.

Alan meliarkan matanya ke segala arah, mengintai kelas yang tidak terlalu sepi dan tidak ramai itu, tidak ada senyum ramah yang biasanya terpatri di wajah rupawannya, hanya ada bibir yang menggumamkan sesuatu yang tidak dapat orang lain mengerti. Alpha itu bahkan menghiraukan tatapan berpasang-pasang mata yang kini menonton tingkah anehnya. Hanya ada satu orang saksi yang memahami keadaan saat ini, dan orang itu bahkan tidak berkutik, hanya diam memperhatikan.

Tak lama pemuda gagah itu memilih pergi tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan kelas yang ia yakini tempat persembunyian sang mate kecilnya.

Setelah menunggu selama beberapa menit, Manju akhirnya bernapas lega begitu feromon sang mate yang sudah tidak ada, yang artinya dirinya sudah pergi.

Manju melemas di bawah meja, segara kedua siswi pemilik meja tersebut menanyakan apapun yang ada di otak mereka.

Manju tidak menjawab satupun pertanyaan mereka, dia memilih untuk mencari temannya. Dia merangkak keluar meja dan memeluk kaki Ivy yang sudah berdiri menghampirinya, “Anterin gue ke perpus nanti pas bel, bolos sekali gak bakal bikin gue dikeluarin.”

“Terus sekarang?” Ivy bertanya.

“Biarin gue diem di sini dulu lah.”

Oke, Ivy menurut. Tidak sampai semenit mereka diam, Genara dan Leewon kembali dengan makanan di tangan mereka —tangan Genara–.

Mereka menyerahkan makanan milik Manju tapi ditolak oleh sang empu. Sahabat-sahabatnya merasa heran, Manju menolak sebungkus makanan yang bahkan dirinya tahu itu adalah mie ayam? Sebungkus mie ayam, ditolak!?

Manju terdiam.

Bahkan ketika mereka berpindah tempat, Manju tetap diam. Genara memakan mie ayamnya, dia tetap diam. Aneh...

“Lo kenapa sih? Diem mulu-”

“Sut. Ssssuttt-ut, shhh, et. Jangan ngomong gue lagi mikirin rencana selanjutnya,” Belum juga Leewon menyelesaikan kalimatnya, mulutnya sudah ditempeli jari lentik Manju.

Tatapan datar Leewon menjadi semakin datar ketika Manju malah mewing.

“Buat apaan? Gue tau lo takut ketemu sama Alpha lo. Tapi kan bentar lagi pelajaran, masuk kelas, terus pulang,” sahut Genara. Yang disetujui oleh dua orang lainnya.

“Iya sih, tapi kalo ketemu pas di parkiran? Pas mau pulang?”

Semua sahabatnya terdiam. Itu berarti mereka tidak ada ide. Mungkin ada tapi beresiko, atau Manju tidak akan suka ide itu. Manju menghela napas, bukannya suara helaan, tapi malah suara bel yang terdengar.

***

“Baik, anak-anak. Sekian untuk pela- HEH, MANJU!!” Sang guru yang hendak menyampaikan ucapan sebagai penutup untuk pembelajarannya terpotong oleh aksi Manju yang sudah berlari keluar kelas. Bahkan bel pulang belum berbunyi, masih ada waktu 10 menit lagi.

“MAAF BU, SAYA KECEPIRIT!!” Manju berteriak dari arah luar, menghasilkan tawa dari teman-teman sekelasnya atau bahkan dari kelas lain yang mendengarnya. Sang guru hanya bisa menipiskan bibirnya menahan tawa, dan mencoba berekspresi garang meski gagal.

Tidak mempedulikan rasa malu atau apapun, Manju berlari ke arah parkiran. Beruntung motornya berada di barisan paling belakang karena dirinya memang berangkat agak mepet. Dia terlambat bersiap dan berakhir terlambat dan lupa menyemprotkan parfum.

Ia memakai helmnya dengan terburu-buru dan segera mengeluarkan motornya. Mengendarainya menuju gerbang. Gerbang sudah terbuka lebar tetapi tetap belum diperbolehkan meninggalkan area sekolah jika bel belum berbunyi. Manju hanya bisa mengutuk peraturan dalam diam.

Manju menunggu di atas motor dengan panik. Matanya melirik ke arah spion setiap 5 detik. Dan dirinya terus melakukan hal tersebut hingga tak sadar jika bel pulang sekolah akan berbunyi 2 menit lagi. Dirinya saja sudah mencium aroma mate-nya.

Juga sudah banyak beberapa siswa yang bergabung dengannya, menunggu diperbolehkan pulang. Dirinya juga merasakan Genara yang menaiki motornya. Gadis itu tak mengatakan apapun, hanya duduk menunggu untuk pulang.

Tak lama, para security sudah memperbolehkan mereka meninggalkan sekolah. Tanpa keraguan, Manju mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, menghiraukan sensasi aneh di dada kiri dan bagian atas dari lengan kanannya.

Dalam semenit, mereka sudah sampai di rumah Genara. Manju tanpa repot berpamitan sudah pergi meninggalkan Sang sahabat di depan rumahnya. Dirinya pergi, pulang menuju rumahnya sendiri.

Begitu sampai, Manju memasukkan motornya ke dalam garasi. Setelah itu, berlari ke dalam kamarnya. Dia meletakkan tasnya ke sembarang tempat dan melompat ke dalam nest-nya. Di situ, ia meringkuk seperti bayi dalam kandungan, memejamkan matanya dengan erat berupaya untuk tidak merasakan sensasi aneh sebelumnya yang kini telah menjadi rasa sakit yang sama dengan yang terjadi padanya di hari ulang tahunnya sebelumnya.




---


Nest, dalam bahasa Inggris diartikan sebagai sarang atau tempat tinggal. Dalam Omegaverse, nest adalah sarang bagi seorang Omega. Dianggap sebagai tempat yang paling aman dan nyaman bagi Omega tersebut. Nest dibuat dengan menggunakan kain, dapat berupa selimut atau bahkan pakaian yang kita miliki. Bagi yang sudah melakukan mating, Omega cenderung menggunakan pakaian milik pasangan mereka atau setidaknya yang mengandung bau atau feromonnya(bila Alpha). Nest juga tempat biasanya Omega mengamankan Pup nya(anak).

Nesting dilakukan saat Omega sedang dalam keadaan risau. Atau sering mereka membuatnya sejak dulu untuk digunakan kedepannya. Bagi yang jarang melakukan nesting di waktu luang, mereka lebih sering melakukannya saat mengalami heat(biasanya yang sudah memiliki pasangan akan membuat sebuah nest dengan pakaian pasangannya apabila pasangannya tidak berada di tempat, atau juga bisa nesting di tempat baru yang sudah disiapkan oleh Alpha mereka untuk mereka melakukan mating).

Tapi dikarenakan di tempat Manju, informasi atau pengetahuan seperti ini tidak banyak diajarkan membuat beberapa Alpha/Omega tidak mengetahui atau memahami makna dari hal ini. Tapi ada juga yang memiliki pengetahuan tentang hal ini(biasanya hal seperti ini diajarkan oleh orang tua masing-masing).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang