Bab 03 introvert?

242 12 1
                                    

Clarissa a.k.a Seyna memandang takjub sekolah elit di depan nya. Tiba tiba saja, jiwa introvert nya muncul saat orang orang memandang ke arah nya.

Namun Clarissa berusaha tenang, dan memasang wajah datar seperti di dunia nya dulu. Bukan berarti dia sombong, hanya saja , Clarissa tak tahu harus bersikap seperti apa.

Kedatangan Clarissa tak se–gempar saat pemeran utama datang, orang orang hanya melihat nya sekilas.

Brumm

Brumm

Brumm

Clarissa menoleh kan kepala nya saat mendengar suara motor yang menggelegar. Rombongan moge mahal melaju ke arah parkiran, di iringi pekikan siswa siswi , layak nya di novel.

"Marcell dkk tampan bener anjir, mau satu boleh gak ya?"

"Halu aja Lo, noh liat, di geng itu udah ada ratu nya"

" Iya, gue nyaingin spek bulan? Mana paten"

"Aura bulan Badas benget, gak kaleng kaleng"

"Bulan bikin iri aja"

Clarissa menyernyit kan dahi nya saat mendengar pekikan pekikan itu. Jadi, bulan udah di terima? Udah happy ending atau masih menuju happy ending?

Clarissa melanjutkan langkah nya menuju ke kelas nya sendiri. 12 IPS 1.

Bruk

"Awss" Clarissa meringis saat bokong semok nya mencium lantai, bibir nya cemberut sambil mengusap bokong semok nya itu.

"Maaf cla, aku gak sengaja" ujar pria berkaca mata pada nya, Clarissa tak menjawab, gadis cantik itu bangun dan membantu cowo cupu itu memungut buku buku yang berserakan di lantai.

"Makasih" ucap pria berkacamata itu pada Clarissa. Sementara Clarissa hanya berdehem singkat, lalu melanjut kan langkah nya.

Bukannya sombong, tapi dia tak tahu harus berkata apa.

Tak lama kemudian, Clarissa sampai di kelas 12 IPS 1, dia langsung masuk dan duduk di bangku ke tiga dari belakang. Itu bangku nya, sementara dua bangku di belakang nya tempat para prontogonis.

Gadis cantik itu menelungkup kan wajah nya di atas meja dengan malas. Harus mengulang sekolah? Kenapa gak jadi ibu tunggal aja? Kan enak.

Clarissa sampai tak sadar kalau bangku kosong yang ada di sebelah nya telah berpenghuni.

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Clarissa mengangkat kepala nya saat mendengar suara bela yang sudah berbunyi, menegak kan kembali tubuh nya, menghadap ke depan. Saat hendak mengambil buku dari dalam tas nya, gadis itu langsung tersadar saat melihat seorang pria cupu di sebelah nya.

Clarissa a.k.a Seyna jelas merenggut, karena tak di beri ingatan apa apa , tentang tubuh baru nya ini. Namun dia menggeleng kan kepala nya pelan, lalu melanjut kan mengambil dari dalam tas nya.

Sekilas, dia melihat nama tag pria cupu di sebelah nya . Kaivan Arkano R

Tak lama kemudian, guru masuk dan memulai pelajaran nya.

Brakk

Clarissa terlonjak kaget saat mendengar bantingan pintu itu, kepala nya mendongak guna melihat sang pelaku.

"Maaf Bu, gak sengaja" celetuk salah satu dari mereka sambil cengengesan. Clarissa menajam kan penglihatan nya guna melihat nama tag di baju nya 'Gavin Arellano Smith'. Pemuda yang mungkin akan jadi salah satu Harem nya bulan.

Lalu manik nya bergerak, melihat pria paling mencolok di antara mereka, "Marcell Gellano Baskara" yang merupakan ketua dari kumpulan geng motor "Black Cobra". di sebelah nya ada si datar tingkat dewa yang menjabat sebagai wakil — " Gallen Anzanu Mahesa ".

Lalu di sebelah nya lagi ada pria yang tak kalah prik nya dengan Gavin, nama nya 'Elbara Jupiter Dominique ' , yang Clarissa tahu, hanya elbara yang tak jadi Harem bulan di antara inti geng black cobra.

'gilak, dari satu geng aja udah ada 3 orang yang ngerebutin bulan' batin Clarissa berteriak heboh.

"Cla cla" panggil Kaivan sambil melambai lambai kan tangan nya di depan wajah Clarissa.

"Eh, iya?" Clarissa menoleh dengan linglung.

"Kamu kenapa melamun?" Tanya nya sedikit menunduk.

"Gue gapapa. Ck, jangan nunduk, kalo bicara sama orang tuh, kepala nya tegak-in" celetuk Clarissa sambil memegang bahu Kaivan dan membenar kan posisi nya tanpa sadar.

Eh?

Clarissa menarik tangan nya sambil kembali menyimak penjelasan guru, saking sibuk nya dia tadi, Clarissa sampai tak sadar kalau bangku di belakang nya sudah terisi penuh, dan Omelan nya tadi tak luput dari perhatian mereka.

'dia yang ngarekam ana kan?'

'introvert'

'heh?'

Kaivan mengerjab kan mata nya bingung, manik nya menatap Clarissa yang sudah sibuk kembali dengan buku milik nya.

Kaivan membenar kan letak kaca mata nya, sebelum ikut menyimak penjelasan dari guru. Selebih nya, dia akan curi curi pandang pada Clarissa.

Ada apa dengan gadis itu?

.

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Bel istirahat telah berbunyi, begitu pula dengan perut Clarissa yang demo minta di isi. Tapi masalah nya, dia tak tahu di mana letak kantin .

Gadis cantik itu cemberut, ujung mata nya mengintip Kaivan yang sedang memberes kan buku nya.

Gak ada niatan ngajak bareng gitu? Ck, buruan ngomonggg

Batin Clarissa berteriak heboh. Menjadi introvert sangat lah tidak menyenang kan.

Gadis cantik itu berdiri dengan kesal, lalu menarik tangan Kaivan untuk mengikuti nya keluar kelas.

"Eh eh, cla mau bawa aku ke mana?" Tanya Kaivan bingung.

"Ke kantin bareng, buruan. Lo yang mimpin jalan" ujar Clarissa tak mau di bantah.

Perbedaan tinggi antara ke dua nya terlihat mencolok, Kaivan yang tinggi di seret oleh Clarissa yang pendek..terlihat sangat lucu, apa lagi, Kaivan yangSq hanya mangut mangut patuh, mengikuti setiap ucapan Clarissa.

"Tu orang nurut nurut aja , jangan jangan dia suka lagi sama Clarissa" celetuk Gavin yang memang melihat tingkah aneh Clarissa.

"Heem, judul nya jadi "Itik buruk rupa dan Cinderella"" timpal elbara mungut mungut. Marcell tak menyahut, pria tampan itu masih sibuk dengan ponsel nya. Sedang kan Gallen hanya diam seperti biasa nya.

Elbara dan Gavin saling memandang, menyayang kan teman mereka yang kelewat kutub nya.

Nasib nasib. Gini amat punya temen.

.

Clarissa duduk di bangku yang memang kosong, sementara Kaivan langsung memesan makanan untuk mereka berdua.

Tanpa Clarissa sadari, orang orang di sekitar ada yang beranggapan.

_Gadis cantik sombong yang nyuruh nyuruh si buruk rupa semau nya_

Ada juga yang memandang mereka dengan gemas

_Pacar cupu yang bucin sama ratu nya_

Tak lama kemudian, Kaivan datang sambil membawa nampan di ke dua tangan nya. Setelah menata makanan nya, Kaivan duduk di sebelah Clarissa.

"Thanks" ujar Clarissa singkat. Kaivan hanya membalas nya dengan anggukan kecil. Lalu mereka makan tanpa mempeduli kan sekitar yang saat ini tengah ribut karena kedatangan moswanted mereka, yaitu, Marcell dkk.

Transmigrasi SeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang